logo blog

Friday, July 21, 2017

STUDI PESANTREN STUDI ATAS SEJARAH PP ZAINUL ULUM GANJARAN GONDANGLEGI DAN PERAN SOSIAL KEAGAMAANNYA


BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
Sejak zaman penjajahan, Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Eksistensi lembaga tersebut telah lama mendapat pengakuan masyarakat. Pesantren terlibat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Lembaga keagamaan tersebut dapat berbentuk jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan sendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan dipesantren meliputi pendidikan islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umumnya menetap di lingkungan pesantren yang disebut dengan pondok. Dari sinilah timbul istilah Pondok Pesantren.[1]
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang masihbisa survive sampai hari ini. Hal ini berbeda dengan lembaga pendidikantradisional Islam di kawasan dunia muslim lainya, dimana akibat gelombangpembaharuan dan modernisasi yang semakin kencang telah menimbulkanperubahan-perubahan yang membawanya keluar dari eksistensi lembaga-lembagapendidikan tradisional.[2]Pondok pesantren pertama kali didirikan oleh Syekh Maulana MalikIbrahim atau Syekh Maulana Magribi, yang wafat pada tanggal 12 RabiulAwal 822 H, bertepatan dengan tanggal 8 April 1419 M.Menurut RonaldAlan Lukens Bull, Syekh Maulana Malik Ibrahim mendirikan Pondokpesantren di Jawa pada tahun 1399 M untuk menyebarkan Islam di Jawa.Namun dapat dihitung bahwa sedikitnya pondok pesantren telah ada sejak300–400 tahun lampau. Usianya yang panjang ini kiranya sudah cukup dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa pondok pesantren telah menjadi milik budayabangsa dalam bidang pendidikan, dan telah ikut serta mencerdaskankehidupan bangsa.[3]
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di Jawasekitar 500 tahun yang lalu. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan, lernbagaperjuangan dalarn sejarah nasional yang hingga kini masih merupakan aset bangsayang cukup mengakar dalam kehidupan masyarakat. Sebagai lembaga dakwah, pesantrenmempunyai peran besar dalam pembinaan umat. Pondok pesanten dapat dilihat sebagailembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang telah mencetak kader-kader ulama,mencerdaskan masyarakat, berhasil menanamkan semangat kewiraswastaan dan memiliki potensi untuk menjadi pelopor pembangunan masyarakat dilingkungannya. Cakupan kegiatan pondok pesantren semakin luas dan mendalam,kegiatan tidak lagi terbatas pada pendidikan agama, dakwah, pembinaan umat dankegiatan sosial lainnya tetapi juga telah merambah pada kegiatan ekonomi.Pondok pesantren yang cukup besar jumlahnya dan tersebar di wilayah pedesaan,menjadikan lembaga ini memiliki posisi yang strategis dalarn mengemban peran-peran pengembangan pendidikan maupun sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar. Terlebih lagidewasa ini pondok pesantren telah mengalami berbagai pengembangan internal yangmemungkinkan besarnya peluang pondok pesantren untuk berperan sabagai agenpembangunan dalam rangka menjembatani dan memecahkan persoalan sosial ekonomimasyarakat pedesaan.Sejak saat itu, lembaga pesantren tersebut telah mengalami banyak perubahan danmemainkan berbagai macam peran dalam masyarakat Indonesia. Pada zaman walisongo,pondok pesantren memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di pulauJawa.
Kemampuan pesantren untuk tetap bertahan karena karakter eksistensinya,yang dalam bahasa Nurcholis Madjid disebut sebagai lembaga yang tidak hanyaidentik dengan makna ke-Islaman, tetapi juga mengandung makna keaslianIndonesia (indigenous).[4] Penyelenggaraan pesantren berbentuk asrama yangmerupakan komunitas tersendiri di bawah pimpinan kyai dibantu beberapa ustadzyang hidup bersama di tengah para santri, dengan bangunan masjid sebagai pusatkegiatan peribadatan keagamaan dan sekaligus tempat belajar mengajar, sertapondok-pondok sebagai tempat tinggal para santri. Mereka hidup bersama-samaantara kyai, ustadz, santri serta pengasuh lainnya, sebagai satu keluarga besar.
Tradisi pondok pesantren paling tidak memiliki lima elemen dasar, yaknipondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, dan kyai.[5]Dalam sebuah pesantren, kyai merupakan elemen yang paling esensial.Beliau merupakan figur sentralistik, otoritatif, dan pusat seluruh kebijakan. Kyaimerupakan pemimpin tunggal yang memegang peran hampir mutlak. Beliaumerupakanpusat kekuasaan tunggal yang mengendalikan sumber-sumber yang ada dan juga merupakan sumber utama apa yang berkaitan dengankepemimpinan, ilmu pengetahuan dan misi pesantren.
Pesantren sangatlah erat kaitannya dengan sejarah. Sejarah sangatlah di butuhkan, setiap suatu permasalahan yang terjadi agar tidak menjadi mitos dongeng belaka bagi masyarakat sekitarnya membutuhkan fakta sejarah. Sejarah banyak yang mengartikan baik menurut bahasa indonesia, bahasa arab dan bahasa yang lain tapi di semua bahasa tersebut tujuannya sama, Sejarah atau history berasal dari bahasa Yunani yaitu 'hisotira' yang berarti penyelidikan atau pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian yang mendalam.Hal tersebut menunjukan bawah penkajian sejarah sepenuhnya bergantung pada penyelidikan yang mendalam terhadap perkara atau kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampu.
Kata sejarah itu sendiri berasal dari bahasa Arab 'syajaratun' yang berarti pohon kayu yang bercabang-cabang. Pohon kayu yang bercabang-cabang diibaratkan sebagai sejarah karena sejarah berkembang dari satu titik kejadian bercabang ke titik kejadian yang lain yang saling berhubungan. Pohon yang bercabang-cabang juga diibaratkan sebagai suatu silsilah keturunan dari suatu individu, raja atau orang-orang penting pada masa lampau.
Sedangkan dalam bahasa Jawa, sejarah diistilahkan sebagai 'babad' yang berarti riwayat dan sejarah. Kata 'babad' juga bisa berarti memotong tumbuhan dengan pisau sehingga terang. Begitulah fungsi sejarah, mengurai kejadian di masa lalu sehingga jelas dan terang mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Sebagaimana juga dengan desa Ganjaran yang banyak terdapat pesantren didalamnya. Kurang lebih ada 15 pesantren di desa Ganjaran yang pengasuhnya berbeda-beda.[6] Pasti ada sejarah dibalik itu semua, sehingga muncullah beberapa pesantren yang memiliki kesamaan nama dan masih ada hubungan kekerabatan. Dalam penelitian ini, penulis akan menguraikan bagaimana PP Zainul Ulum. Dilihat dari segi sejarah, bagaimana sejarah berdirinya pesantren ini dan perkembangannya hinnga kini. Profil pendiri hingga peran sosial keagamaannya.

B.           Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.           Bagaimana Sejarah dan Perkembangan PP Zainul Ulum ?
2.           Bagaimana profil pendiri PP Zainul Ulum ?
3.           Bagaimana Sistem Pembelajaran di PP Zainul Ulum ?
4.           Bagaimana Peran Pendidikan Sosial Keagamaan PP Zainul Ulum diawal pendirian hingga hari ini ?

C.          Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.           Mengetahui bagaimana sejarah berdirinya dan perkembangan mulai awal berdiri hingga sekarang dari pesantren Zainul Ulum Ganjaran
2.           Mengetahui seperti apa keseharian serta biografi dari pendiri pesantren Zainul Ulum Ganjaran
3.           Memahami system pembelajaran yang diterapkan di pesantren Zainul Ulum Ganjaran
4.           Memahami bagaimana peran pendidikan sosial keagamaan pesantren ini mulai awal berdiri hingga sekarang

D.          Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yakni :
1.           Manfaat Teoritis
a.       Dapat memberikan gambaran umum bagaimana sejarah dan perkembangan pesantren Zainul Ulum
b.      Dapat memberikan informasi tentang biografi pendiri pesantren Zainul Ulum
c.       Dapat memberikan gambaran umum tentang system pembelajaran yang diterapkan serta peran pendidikan sosial keagamaan pesantren Zainul Ulum

2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi pesantren lain dapat dijadikan acuan untuk system pebelajaran serta apa yang ada di pesantren Zainul Ulum untuk perbandingan perbaikan kedepannya
b.      Untuk warga setempat dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan atau informasi dari pesantren Zainul Ulum yang mana bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk mengikuti jejak santri ZU atau tidak.


BAB II
PEMBAHASAN

A.       Sejarah dan Perkembangan Pesantren
Seperti kebanyakan sejarah sebuah tempat, jalan atau lainnya pada umumnya. Penamaan dari tempat tersebut dinisbatkan kepada yang membabat pertama kali. Hal ini juga serupa dengan asal muasal berdirinya ponpes Zainul Ulum. Nama pesantren ini dinisbatkan kepada pendirinya. Yang mana pondok pesantren Zainul Ulum ini dirintis oleh Almarhum Almagfurlah Kiai Zainal Alim alias “Kiai Tombu” pada tahun 1908. Awal mulanya, Almaghfurlah bukanlah ingin mendirikan sebuah pesantren, namun hanya musholla yang mana bisa dimanfaatkan ganda. Yakni, selain untuk tempat beribadah warga sekitar musholla ini diharapkan mampu untuk menjadi wadah bagi anak kampung yang ingin mengenyam pendidikan agama kepada beliau. Tidak seperti keadaan sekarang, saat pertama kali berdiri Ponpes Zainul Ulum yang masih berupa musholla / surau kecil di kenal dengan sebutan langgar tengah. Disebut dengan langgar tengah karena langgar ini lokasinya tepat ada ditengah desa ganjaran, diantara langgar-lanngar yang lain. Hingga saat ini, ponpes Zainul Ulum sering juga di sebut  Pondok Langgar Tengah.[7]
Seiring dengan berjalannya waktu, musholla yang digunakan untuk tempat sholat warga dan tempat mengaji anak sekitar ini berkembang. Waktu demi waktu, santri yang mengenyam pendidikan kepada beliau semakin banyak jumlahnya, bahkan ada diantaranya yang berdatangan dari tempat jauh dan memerlukan untuk tinggal atau menetap di langgar tengah. Awalnya santri yang berdatangan dari jauh masih bisa diatasi dengan tinggal di musholla tersebut, namun lama kelamaan santri yang berdatangan semakin membludak sehingga memerlukan tempat tinggal lagi. Oleh karenanya, Kiai Zainal dengan di dukung masyarakat setempat berinisiatif untuk membangun  asrama atau pondok pesantren bagi tempat tinggal para santri yang mau menetap, baik yang dari jauh maupun santri sekitar pondok.
Saat itu pondok atau asrama yang di bangun hanya berupa kamar yang berjumlah 17 kamar.Sedangkan langgar tempat belajar mengajar tetap di pertahankan bahkan dikelilingi pohon-pohon nangka yang menambah keasrian suasana belajar mengajar.[8] Santri setiap harinya belajar mengajar dengan khidmat dibawah asuhan Kyai Zainal. Berkat ketekunan dan keikhlasan beliau. Secara fisik, pondok pesantren yang di kelolahnya kian berkembang pesat. Santri semakin banyak yang berdatangan sehingga kamar yang sebelumnya hanya terdiri dari 17 kamar , kini telah berjumlah 43 kamar. Para santri yang mengkaji juga terdiri dari santri putra dan putri.30 kamar untuk santri putra dan 13 kamar untuk santri putri.[9]
Pondok Pesantren Zainal Ulum yang terletak di jalan Sumber Ilmu Nomor 37 Ganjaran Gondang Legi Malang, saat ini dipimpin / diasuh oleh Drs Agus Zaian Alim Hs dan Agus Abdul Malik Sy. Keduanya merupakan generasi ketiga. Generasi Pertama yaitu KH.Zainal Alim atau kiai tombu (1908-1953).Generasi kedua yaitu KH. Hasbullah Mukri dan KH syahid Mukri.[10]
 Tujuan didirikannya Pondok  Pesantren Zainul Ulum adalah membimbing para santri untuk menjadi manusia berkepribadian muslim yang kamil, berilmu agama islam dan beramal demi kemaslahatan bersama,baik dalam hubungan nya dengan sesama manusia maupun dengan alam sekitarnya, demi mendapatkan keridhoan dari Allah SWT.[11]

B.            Profil Pendiri PP Zainul Ulum (KH Zainal Alim)
1.    Kelahiran
     K.H. Zainal Alim. atau yang lebih di kenal dengan “Kiai Tombu” lahir di Desa Ombul Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang Madura. Beliau adalah seorang ulama sufi dan merupakan orang yang pertama kali mendirikan salah satu lembaga pendidikan agama islam berupa pondok pesantren di daerah Malang Selatan pada tahun 1980 M. Tepatnya di Desa Ganjaran yang di beri nama “Pondok Pesantren Zainul Ulum” atau di kenal dengan “Langgar Tengah”.[12]
Zainal Alim adalah putera dari Kiai Yahya yang berprofesi sebagai seorang petani. Meski hidup dalam penjajahan belanda, Kiai Yahya merupakan tokoh masyarakat yang cukup di segani karena kealiman nya dalam menjalankan syariat agama Islam.

2.    Silsilah
Di tinjau dari segi nasab (keturunan). Silsilah K.H.Zainal Alim berasal dari keturunan yang mulia karena nasab beliau terus bersambung hingga kepada Nabi Muhammad SAW.
Berikut ini susunan silsilah nasab K.H.Zainal Alim hingga Rasulullah SAW:
1)              Sayyida Fatimah Azzahra binti Muhammad Rasulullah SAW,(wafat di Madinah)
2)              Sayyidina Husain bin Fatimah Az Zahra,(wafat di Karbala)
3)              Sayyidina Ali Zainal Abidin,(wafat di Madinah)
4)              Sayyidina Muhammad Baqir,(wafat di Madinah)
5)              Sayyidina Ja’far Sodiq,(wafat di Madinah)
6)              Sayyidina Ali Al Uraidhi,(wafat di Madinah)
7)              Sayyidina Muhammad Naqib,(wafat di Basrah)
8)              Sayyidina Isa An Naqib,(wafat di Basrah)
9)              Sayyidina Ahmad Muhajir,(wafat di Hasisah)
10)          Sayyidina Ubaidillah, (wafat di Al Ardibur) 
11)          Sayyidina Alwi, (wafat di Samal)
12)          Sayyidina Muhammad, (Wafat di Bait Jubir)
13)          Sayyidina Alwi, (Wafat di Bait Jubir)
14)          Sayyidina Ali Kholi Qosam,(wafat di Tarim Hadramaut)
15)          Sayyidina Muhammad Shahib Mirbath,(wafat di Zhifar)
16)          Sayyidina Alwi,(wafat di Tarim Hadramaut)
17)          Sayyidina Abdul Malik,(wafat di Hindustan)
18)          Sayyidina Abdullah Azhmat Khan ,(wafat di Hindustan)
19)          Sayyidina Ahmad Syah Jalal,(wafat di Hindustan)
20)          Sayyidina Jamaluddin Kubro,(wafat di Bugis)
21)          Sayyidina Ibrahim As Samarqondi
22)          Sayyidina Mulana Ishaq,(wafat di Singapura)
23)          Sayyidina Maulana Ainul Yaqin
24)          Sayyidina Panembahan Kulon
25)          Nyai Gede Kedaton (wafat di Putat Kebomas Gresik)
26)          Syeh Muhammad Khotib (wafat di sampang Madura)
27)          Sinuwun Kencono atau Bujuk Cendana
28)          Nyai Dewi Kumala (wafat di Tunjung Burneh Bangkalan)
29)          Nyai Tapi Aji Salasi
30)          Nyai Abdul Fatah
31)          Nyai Qoribah (wafat di Kekes Bendung Bangkala)
32)          Kiai Haji Sholeh (wafat di Ombul Tambelengan Sampang)
33)          Kiai Haji Yahya (wafat di Ombul Tambelengan Sampang)[13]

3.    Masa di Pesantren
Zainal Alim muda tidak pernah mengenyam pendidikan formal seperti sekolah ataupun univirsitas.Ia hanya seorang santri berbakal ilmu agama yang di pelajarinya dari orang tua nya dan dari Kiai Muhsin di Desa Belega Bangkalan Madura.Untuk pelajaran ilmu tauhid dan tasawuf ,ia belajar khusus kepada Nyai Sepua di Belaga juga.
Setelah di rasa selesai belajar di lingkungan keluarga dan juga dari Kiai Muhsin beserta Nyai Sepua, Kiai Yahya sebagai ayah Zaenal melihat dan menyadari adanya bakat yang luar biasa pada diri putra nya tersebut.Karena itu,Zaenal segera di kirim ke Pesantren Kademangan untuk nyantri atau ngangsu kaweruh di bawa asuhan langsung K.H.R.Muhammad Kholil di Bangkalan Madura yang terletak sekitar 200 meter dari alun-alun kota Bangkalan.
Kyai Kholil adalah seorang ulama besar yang di sebut-sebut sebagi pembawa kitab Alfiyah Ibnu Malik ke Indonesia dan juga di kenal sebagai waliyullah yang banyak mencetak para ulama di penjuru nusantara. Zaenal Alim adalah salah satu kader penerus yang di didik langsug oleh Kiai Muhammad Kholil Bangkalan.
Akhlaqul Karimah yang telah di terima Zainal Alim semasa berada di dalam lingkungan keluarga menjadikannya sangat mudah beradaptasi dan berinteraksi di lingkungan pesantren yang baru di temukan. Apabila ilmu tauhid dan tasawuf yang telah didalaminya,kini semakin luas sehingga di dalam sanubarinya selalu bertambah rasa mahabbah (cinta) Kepada Allah SWT.
Salah satu indikasinyayaitu apabila malam telah tiba, Zaenal mempunyai cara unik untuk berdzikir. Setiap ba’da salat magribia menebar biji kacang di halaman pesantren.Pada tengah malam ia mulai memilih atau mengambil biji-biji kacang tadi sambil bertasbih. Ia akan sangat menyesal apabila ada satu biji kacang saja yang tidak terambil dan baru di temukan di pagi harinya.
Allah SWT befirman yang artinya :

            “Hai orang-orang yang beriman,berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kalian kepadanya di waktu pagi dan petang” (QS Al Ahzaab:41-42)

Di kalangan pesantren,Zainal Alim muda banyak di kenal sebagai santri yang suka berpuasa. Terkadang, Zainal berpuasa hingga 2hari tanpa berbuka.Hal itu ia lakukan bukan karena tidak mempunyai uang atau beras, akan tetapi semata-mata demi mengharapkan keridhaan dari Allah SWT.  

C.       Sistem Pembelajaran di PP Zainul Ulum
1.      Organisasi Kelembagaan
 Pengelolaan Pondok Pesantren Zainul Ulum (PPZU) di tangani oleh Yayasan Zainul Ulum yang saat ini di ketuai oleh K.H.Ahmad Mukri dan di bantu para stafnya. Meski demikian, keberadaan seorang kiai sebagai pengasuh sebagai pengasuh pesantren tetap menjadi figur sentral dalam setiap kebijakan yang akan di ambil oleh PPZU.Secara struktural,Yayasan Zainul Ulum berada di bawah induk Rabitha Maahid Al-Islamiyah (RMI),yaitu sebuah organisasi yang menampung persatuan pondok Pesantren dan organisasi RMI berada di bawah naungan ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU).

2.      Kegiatan Pendidikan
       Kegiatan Pendidikan yang di kembangkan Yayasan Zainul Ulum terbagi menjadi 2 (dua);yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal.[14]
a.              Pendidikan Formal (sekolah)
Pendidikan formal yang dikelola Yayasan Zainul Ulum bertahap mulai dari tingkat kanak-kanak,tingkat dasar hingga tingkat lanjutan menengah.
1)        Roudhotul –Atfal (RA) yaitu taman kanak-kanak yang saat ini di kepalai oleh Nyai Farida SE dengan jumlah murid 51 orang dan di asuh 3 orang guru.Status RA “di akui”.
2)        Madrasah ibtidaiyah (MI) yaitu sekolah tingkat dasar dengan NS 112350771470 dan status “Diakui”.Kepala Madrasah di jabat oleh Drs Agus Zainal Alim Hs dengan jumlah siswa 140 orang dan guru 18 orang.Baik RA ataupun MI berdiri pada tahun 1951 yang di rintis oleh Almarhum K.H. Hasbullah Mukri.
3)        Madrasah Tsanawiyah (MTS) yaitu sekolah tingkat lanjutan menengah dengan NS 212350714002 dan status “Diakui”.Kepala madrasah di jabat oleh Kiai Abdul Hakim dengan jumlah siswa 131 orang dan guru 3 orang. MTS didirikan pada tahun 1966 yang juga di rintis oleh Almarhum KH.Hasbullah Mukri.

b.             Pendidikan Non Formal
        Pendidikan non formal yang berada di bawah Yayasan Zainul Ulum meliputi : Kajian Dalem (KD) dan madrasah diniyah(MD)
1)             Kajian Dalem(KD)adalah pendidikan non formal dengan sistem pendidikan yang bercorak sorogan dan bondongan. Metode ini sudah menjadi tradisi pesantren salaf dimana seorang Kiai membacakan kitab-kitab kuning lalu ia menterjemahkan dan menerangkan maksudnya. Sementara itu para santri hanya menyimak dan mengisi kitab mereka dengan terjemahan yang di tulis dengan tulisan Arab pego. Bahasa terjemahan yang digunakan di ponpes Zainul Ulum adalah Bahasa Madura.[15] Kajian Dalem (KD) di khusus kan bagi para santri yang telah duduk di kelas 11 Madrasah Diniyah. Para Pengasuh (KD)terdiri dari 3(tiga)orang kiai,yaitu: KH Ahmad Mukri ,Kiai Drs Zainal Alim Hs,dan Kiai Abdul Malik.
2)             Madrasah Diniyah (MD)yaitu lembaga pendidikan non-formal intra pesantren yang didirikanpada tanggal 25 agustus 1999 dan di rintis oleh Kiai Ahmad Romsi Sy yang sekaligus di tunjuk sebagai kepala madrasah dan di bantu oleh para asatadiz atau para santri senior yang  diangkat sebagai tenaga pengajaran.MD terdiri dari 4 (empat) kelas yang diawali dengan kelas “isti’dat” atau kelas persiapan,kemudian di lanjutkan ke kelas satu hingga ke kelas tiga.Materi pelajaran yang diberikan mencakup berbagai bidang studi agama islam seperti:Ilmu nahwu,Ilmu fiqih,Tauhid,Akhlaq-tasawuf. Hadis,Bahasa Arab,dan Al Qur’an.

3.      Pengembangan Program
       Program pengembangan ponpes Zainul Ulum kedepan adalah pengembangan fisik dan non-fisik ,Pengembangan fisik yang di reencanakan ,Antara lain:renovasi langgar yang saat ini masih belum selesai,pengembangan kelas untuk  madrasah dan kantor sekolah,Pengadaan perpustakaan dan penambahan kamar bagi santri putri.
Pengembangan non fisik meliputi: peningkatan aktifitas belajar santri dan pengembangan kurikulum belajar berbasis kopetensi dan  dasarkan pada kebutuhan masyarakat agar para santri selepas keluar atau boyong dari pesantrn tidak merasa canggung terjun dimasyarakat.  Diasampng itu, mereka diharapkan siap dan sanggup menghadapi segala perubahan zaman serta memenuhi  segala tuntutan di masyarakat sekitarnya.
Pondok Pesantren Zainul Ulum juga sedang merintis pngembangan di bidang pendidikan dan melibatkan partisipasi seluruh keluarga besar alumni santri ponpes Zainul Ulum dan masyarakat luas. Dengan kerja sama yang erat dan komunikasi intensif  yang terjalin dari banyak pihak.

4.      Agenda Pesantren
Berikut ini agenda penting kegiatan Ponpes Zainul Ulum Ganjaran Gondanglegi Malang :
a.                Berdirinya Pondok Pesantren Zainul Ulum atau Pondok Langar Tengah pada tahun 1908 M (atau 1910 M)
b.               KH. Zainal Alim atau Kiai Tombu wafat pada hari Ahad,13 Sya’ban 1374 H (1953 M)
c.                KH. Hasbullah Mukri wafat hari jum’at, pukul 14.05 WIB, pada tanggal 27 Agustus 1992 M (atau 1413 H)
d.               KH. Syahid Mukri wafat dihari jum’at , pukul 11.25 WIB, pada tanggal 29 Mei 1998 M (atau 1417 H)
e.                Berdirinya Raudlotul Atfal (RA) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Zainul Ulum pada tahun 1951 yang dirintis oleh Almarhum KH Hsabullah Mukri
f.                Berdirinya Madrasah Tsanawiyah (MTS) Zainul Ulum pada tahun 1966 yang dirintis oleh Almarhum KH Hasbullah Mukri
g.               Berdirinya Madrasah Diniyah (MD) Zainul Ulum pada tanggal 25 Agustus 1999 M. yang dirintis oleh KH Ahmad Romsi Sy
h.               Berdirinya organisasi perkumpulan alumni-santri denga nama “Reuni Santri Alumni Zainul Ulum” (RESAZ) pada tanggal 4 Desember 1999 M
i.                 Berdirinya organisasi perkumpulan alumni-santri sekabupaten Malang denga nama “Himpunan Santri dan Alumni Zainul Ulum” (HISAZ) pada tanggal 18 Pebruari 2000 M[16]


5.      Resaz
Resaz adalah kependekan dari “Reuni Santri dan Alumni Zainul Ulum” Yaitu sebuah organisasi perkumpulan alumni dan santri pondok pesantren Zainul Ulum yang berdomisi dikelola Malang.[17]
Tujuan berdirinya Resaz adalah mempertahankan budaya pesantren yang bernuansa islam. Titik tolak terbentuknya Resaz berawal dari timbulnya pergeseran nilai dikalangan santri maupun Alumni Pesantren dan kurangnya kepedulian terhadap lembaga pendidikan pesantren, tempat dimana mereka menimba ilmu dan menanamkan akhlaqul karimah.
Dengan keberadaan Resaz ,di harapkan para santri maupun alumni lebih intens dan memiliki rasa ghiroh yang tinggi terhadap pengembangan pesantren. Lebih dari itu,Resaz dapat menjadi kontrol moril di luar pesantren untuk para santri dan alumninya.
Ide berdirinya Resaz muncul pada malam imtihan atau Haflah Akhir Sanah Ponpes Zainul pada tahun 1999 M. Saat itu,beberapa alimni dari Malang diantaranya:H.Sofyan,H.Ali Suro,Rusli,Hamid,dan Hariyanto mendiskusikan tentang perlunya wadah pemersatu alumni yang telah menyebar luas di kawasn kota Malang.
Setelah berkomunikasi dan berkonsultasi dengan para santri dan alumni yang dapat di hubungi,akhirnya para penggagas Resaz memohon doa restu kepada para pengasuh Ponpes Zainul Ulum. Nur Jalal dan H Sofyan meminta restu kepada Agus Ahmad Romsyi,Nur Jalal dan Sunaim kepada Agus Abdul Malik ,dan Nur Laily dan Suhaidah kepada Drs Agus Zainal Alim.
Puji syukur bagi Allah SWT. Dengan bekal doa restu dari semua pengasuh, maka pada tanggal 04 Desember 1999 Dilangsugkan pertemun di kota Malang antara para santri an alumni yang dihadiri 37 anggota yang terdiri dari santri anggkatan 1998-1999. Tujuan utama pertemuan tersebut adalah membentuk wadah yang menghimpun keberadaan alumni dan santri Zainul Ulum[18]

D.    Peran Pendidikan Sosial Keagamaan Dari Awal Hingga Kini
Dalam setiap pesantren sudah barang pasti memiliki peranan bagi masyarakat sekitar. Yang mana peranan ini masih terasa dan berlaku hingga saat ini. Seperti pondok pesantren pada umumnya, pesantren Zainul Ulum memiliki peran pendidikan sosial keagamaan dari awal berdiri hingga sekarang. Beberapa peran pendidikan pesantren Zainul Ulum yang dapat dirasakan hingga sekarang adalah :
a)      Pusat kajian islam
Pada dasarnya Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mendalami dan mengkaji berbagai ajaran dan ilmu pengetahuan agama islam melalui buku-buku klasik atau modern berbahasa arab. Dengan demikian secara tidak langsung Pondok Pesantren  telah menjadikan posisinya sebagai pusat pengkajian masalah keagamaan islam, dalam kata lain Pondok Pesantren berperan sebagai pusat kajian Islam.
Pesantren Zainul Ulum, dari awal berdiri hingga sekarang sangat berperan sekali dalam dunia pendidikan. Pesantren ini mejadi pusat kajian islam karena santri dipondok ini banyak mengenyam ilmu pendidikan islam. Dari dulu hingga sekarang, pesantren ini tetaplah sebagai pusat kajian islam.
b)      Pusat pengembangan dakwah
Dakwah Islamiyah dapat diartikan sebagai penyebaran atau penyiaran ajaran dan pengetahuan agama islam yang dilakukan secara islami, baik itu berupa ajakan atau seruan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan maupun berupa uswah hasanah (contoh yang baik).
Peranan Pondok Pesantren sebagai pusat pengembangan Dakwah Islamiyah dapat dikategorikan kedalam tiga peranan pokok, yakni :
1)      Peranan Institusi/Kelembagaan.
 Dakwah Islamiyah merupakan hal pokok yang menjadi tugas Pondok Pesantren untuk dilkukan, karena pada mula berdirinya suatu Pondok Pesantren, dakwah merupakan landasan pijak yang dipakai oleh para kyai dan ulama. Dalam upaya mencapai tujuan, Pondok Pesantren menyelenggaran kegiatan pengajian atau tafaqquh fi al-din yang dimaksudkan agar para santri mengerti dan paham secara integral tentang ajaran dan pengetahuan agama islam.
2)    Peranan instrumental
Upaya penyebaran dan pengamalan ajaran agama islam selain dilembagakan dalam tujuan Pondok Pesantren tentunya memerlukan adanya sarana-sarana yang menjadi media dalam upaya aplikasi tujuan tersebut. Dalam wacana inilah peranan Pondok Pesantren sebagai sarana Dakwah Islamiyah tampak sangat berperan dan kemudian melahirkan peranan lain Pondok Pesantren dalam Dakwah Islamiyah dan sumber daya manusia.
3)    Peranan sumber daya manusia
Dalam sistem pendidikan Pondok Pesantren diupayakan pengembangan ketrampilan para santri dalam rangka mencapai tujuan Pondok Pesantren termasuk dalam hal ini tentunya Dakwah Islamiyah. Pondok Pesantren dalam tataran ini berperan dalam menyediakan dan mempersiapkan sumberdaya manusia yang terampil dan capble dalam pemenuhan Dakwah Islamiyah
Sedangkan dalam melaksanakan Dakwah Islamiyah, ada dua metode dakwah yang terkenal; dakwah bi al-lisan(lisan atau seruan) dan dakwah fi al-hal (aksi), yakni[19] :
1)            Dakwah bi al-lisan
Dakwah Islamiyah yang dilakukan Pondok Pesantren yang bersifat seruan atau ajakan secara lisan dapat dipahami sebagai sebuah dakwah yang menyerukan kepada anggota masyarakat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT senantiasa ada dan cukup relevan dengan apa yang terjadi dewasa ini.
2)         Dakwah fi al-hal
Dakwah yang dilakukan dengan aksi atau pemberian contoh adalah salah satu metode dakwah yang efektif dalam upaya mengajak ummat dan masyarakat untuk berbuat kebaikan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

c)    Pusat pelayanan beragama dan moral
Pelayan kehidupan beragama di Indonesia tidak menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Namun keterlibatan masyarakat cukup signifikan dalam upaya membantu pemerintah dalam pelayanan beragama ini. Pondok Pesantren sebagai lembaga keagamaan yang mengakar pada masyarakat tentunya memiliki peranan yang cukup besar dalam mengupayakan pelayanan kehidupan beragama dan sebagai benteng ummat dalam bidang akhlak.
d)    Pusat pengembangan solidaritas dan ukhuwah islamiayah
Selain dari bentuk ajakan atau seruan atau pemberian contoh untuk berbuat baik, dakwah islamiyah yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren dapat bermacam-macam bentuknya meskipun dikategorikan sebagai dakwah bi al-hal. Kegiatan ini bahkan lebih efektif dan berpotensi jika diselenggarakan oleh Pondok Pesantren


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.         Pondok pesantren Zainul Ulum merupakan pesantren yang dirintis oleh Almarhum Almagfurlah Kiai Zainal Alim alias “Kiai Tombu” pada tahun 1908. Awal mula perintisan pesantren ini yakni adanya beberapa pemuda sekitar pesantren yang ingin mengenyam pendidikan agama dibawah asuhan beliau. Setelah murid beliau bertambah banyak, beliau berinisiatif untuk mendirikan semacam asrama untuk tempat tinggal bagi santri dari jauh yang menetap. Dengan bantuan masyarakat sekitar, bedirilah semacam surau yang masih memiliki multifungsi yakni sebagai tempat ibadah warga sekitar dan tempat mengaji santri. Seiring bergulirnya waktu, dibangunlah pesantren yang memiliki kamar-kamar dan fasilitas lainnya bagi santri sebagaimana pesantren pada umumnya
2.         Mengenai profil pendiri pesantren. K.H. Zainal Alim atau yang lebih di kenal dengan “Kiai Tombu” lahir di Desa Ombul Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang Madura. Beliau adalah seorang ulama sufi dan merupakan orang yang pertama kali mendirikan salah satu lembaga pendidikan agama islam berupa pondok pesantren di daerah Malang Selatan pada tahun 1980 M. Tepatnya di Desa Ganjaran yang di beri nama “Pondok Pesantren Zainul Ulum” atau di kenal dengan “Langgar Tengah”. Zainal Alim adalah putera dari Kiai Yahya yang berprofesi sebagai seorang petani. Meski hidup dalam penjajahan belanda, Kiai Yahya merupakan tokoh masyarakat yang cukup di segani karena kealimannya dalam menjalankan syariat agama Islam. Zainal Alim muda tidak pernah mengenyam pendidikan formal seperti sekolah ataupun univirsitas.Ia hanya seorang santri berbakal ilmu agama yang di pelajarinya dari orang tua nya dan dari Kiai Muhsin di Desa Belega Bangkalan Madura.
3.         Sistem pembelajaran di pesantren Zainul Ulum ini dibagi menjadi dua, yakni pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal terdiri dari RA MI dan MTs yang dikelola sendiri oleh keluarga pesantren Zainul Ulum. Sedangkan pendidikan non formalnya terdiri dari KD dan MD. KD adalah pendidikan non formal dengan sistem pendidikan yang bercorak sorogan dan bondongan. Metode ini sudah menjadi tradisi pesantren salaf dimana seorang Kiai membacakan kitab-kitab kuning lalu ia menterjemahkan dan menerangkan maksud nya. Sementara itu para santri hanya menyimak dan mengisi kitab mereka dengan terjemahan yang di tulis dengan tulisan Arab pego. Bahasa terjemahan yang digunakan di ponpes Zainul Ulum adalah Bahasa Madura. Kajian Dalem (KD) dikhususkan bagi para santri yang telah duduk di kelas 11 Madrasah Diniyah. Sedangkan MD (Madrasah Diniah) merupakan system pembelajaran non formal yang lazim ada dalam pesantren, system ini lumrah disebut dengan ngaji diniah/sekolah diniah. Sekalin formal dan non formal ini, masih banyak lagi system yang ada di pesantren Zainul Ulum seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.
4.         Seperti halnya pesantren pada umumnya, pesantren memiliki peranan pendidikan sosial keagamaan dari dulu hingga sekarang. Pesantren ini memiliki peran pendidikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Yakni sebagai sumber kajian islam, yang mana dalam pesantren memang banyak mengkaji keagamaan dari kitab atau buku klasik yang berbahasa arab. Selain itu pesantren juga sebagai sarana dakwah, banyak pendakwah yang backgroundnya dari pesantren. Pesantren ini juga berperan sebagai pusat pengembangan solidaritas dan ukhuwah islamiyah.

B.     Saran
Setelah mengetahui seluk eluk dari pesantren Zainul Ulum. Penulis merekomendasikan agar selalu dan tetap melestarikan apa yang sudah menjadi tradisi dan budaya pesantren Zainul Ulum. Bagi para santrinya, hendaknya selalu mengenang jasa beliau yang sudah berjuang sedemikian hingga akhirnya berdirilah Pesantren Zainul Ulum yang seperti sekarang. Bagi para penerus pesantren ini, semoga senantiasa dilimpahkan kesabaran dalam menjalankan amanah beliau.

    
DAFTAR PUSTAKA


BUKU :
Departemen Agama, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah (Jakata: 2003), hlm.1
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 95.
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Proses Perjalanan (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm.3.
Zamakhsyari Dhofier. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES, 1982), h. 44.

INTERNET :
Http//Dakwah -islam/2014/ pengertian dakwah islam// diakses  pada 28 Desember 2015

PP ZAINUL ULUM :
Wawancara dengan keluarga ndalem Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
Data-data ini diperoleh dari dokumen yang didapat dari pondok pesantren Zainul Ulum Ganjaran
Wawancara dengan pengurus pesantren Zainul Ulum pada 25 Nov 2015



[1]Departemen Agama, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah (Jakata: 2003), hlm.1
[2]Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 95.
[3]ibid
[4]Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Proses Perjalanan (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm.3.
[5]Zamakhsyari Dhofier. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES, 1982), h. 44.
[6]Wawancara dengan keluarga ndalem Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
[7]Wawancara dengan keluarga ndalem PP Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
[8]ibid
[9] Wawancara dengan keluarga ndalem PP Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
[10] Dokumen Pesantren Zainul Ulum
[11]Buku panduan pesantren Zainul Ulum
[12] Wawancara dengan keluarga ndalem PP Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
[13] Data-data ini diperoleh dari dokumen yang didapat dari pondok pesantren Zainul Ulum Ganjaran
[14] Wawancara dengan pengurus PP Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
[15] Wawancara dengan pengurus PP Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
[16] Wawancara dengan keluarga ndalem PP Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
[17] ibid
[18] Wawancara dengan keluarga ndalem PP Zainul Ulum pada 25 Nov 2015
[19] Http//Dakwah -islam/2014/ pengertian dakwah islam// diakses  pada 28 Desember 2015 



EmoticonEmoticon