BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara
mengenai sejarah agama islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab
pra-Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab
yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Apalagi
ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu
lintas perdagangan mereka kala itu. Selain itu agama ini dibawa oleh Nabi Muhammad
(570-632 M) yang merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki
kedudukan terpandang di antara mereka secara turun-temurun dalam beberapa
generasi, yakni suku Quraysh. Quraysh adalah suku terpandang di atas suku-suku
lainnya di Mekah, sebuah kota yang di dalamnya terdapat bangunan suci tua yang
memiliki daya tarik yang melebihi tempat-tempat pemujaan lainnya di daerah
Arab.
Maka
sangat penting menjadikan kondisi Jazirah Arab pra-Islam dan kehidupan bangsa
Arab pra-Islam sebagai titik awal dalam membahas sejarah peradaban islam. Pertimbangan
lain, para sejarawan juga biasanya memulai suatu kisah dengan memaparkan
sejarah sebuah daerah berdasarkan letak geografisnya. Mereka melakukan hal
tersebut sebagian karena sebuah drama sejarah selalu dipentaskan di atas
panggung teater yang berlatar belakang peta buminya.
Sebelum
Islam datang, di Jazirah Arab telah terlebih dahulu memiliki agama-agama lain
yakni adanya agama Nasrani yang berkembang di bagian utara Jazirah Arab, Agama
Yahudi yang berkembang di Madinah dan kepercayaan kuno yang mengganggap adanya
kekuatan ghaib terhadap benda-benda mati seperti batu, kayu, matahari, bulan
dan lain sebagainya. Bangsa Arab sebelum datangya islam dikenal sebagai zaman
jahiliyah atau zaman kebodohan. Kebodohan menurut Manna’ Khalil al-Qathtan ada
tiga 3 makna, yaitu: Tidak adanya ilmu pengetahuan, meyakini sesuatu yang salah
dan mengerjakan sesuatu dengan menyalahi aturan atau tidak mengerjakan yang
seharusnya dikerjakan.[2] Dalam
Islam, zaman jahiliyah dianggap sebagai suatu kemunduran dalam kehidupan
beragama. Pada saat itu masarakat Arab jahiliyah mempunyai kebiasaan-kebiasaan
buruk seperti meminum minuman keras, berjudi, dan menyembah berhala.
Oleh
karena itu, persoalan yang kita ulas saat ini sebagai titik awal menuju
pembahasan agama Islam (sejarah, ajaran dan pengaruhnya terhadap peradaban
dunia) adalah seputar kondisi Jazirah Arab pra-Islam beserta kehidupan
bangsanya, yakni bangsa Arab. Dengan mengetahui kondisi dan seluk beluk Jazirah
Arab serta kehidupan bangsa Arab pra-Islam kita dapat memahami kondisi yang
mendukung lahirnya islam sekaligus konteks masyarakatnya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Bagaimana kondisi geografis Jazirah Arab pra-Islam ?
2.
Bagaimana kehidupan masyarakat Arab Pra-Islam ?
3.
Bagaimana agama/kepercayaan masyarakat Arab Pra-Islam ?
C.
Tujuan Masalah
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah adalah :
1.
Untuk
memahami bagaimana kondisi geografis Jazirah Arab
pra-Islam
2.
Untuk memahami bagaimana masyarakat menjalani kehidupan ketika pra-Islam
3.
Untuk mengetahui bagaimana agama atau kepercayaan yang di anut masyarakat
Arab Pra-Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kondisi Geografis Jazirah Arab Pra-Islam
1.
Pengertian dan Letak Geografis Jazirah Arab
Orang Arab menyebut tempat tinggal mereka sebagai Jazirah
Arab. Jazirah Arab dikelilingi oleh laut pada ketiga sisinya dan padang pasir
pada satu sisinya. Secara bahasa kata jazirah dalam bahasa Arab berarti
pulau. Sedangkan Arab bermakna gurun atau tanah tandus yang tidak ada air dan
tumbuhannya. Jadi, Jazirah Arab berarti Pulau Arab. Jazirah Arab terletak di
sebelah barat daya Benua Asia, dengan luas sekitar 3.000.000 km. Letak Jazirah
Arab sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab, sebelah selatan berbatasan
dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah, serta
sebelah utara dibatasi dengan Gurun Syam dan sebagian berbatasan dengan Gurun
Irak.[3]
Di antara daerah penting di Jazirah Arab adalah Hijaz.
Wilayahnya membentang dari Teluk Akabah sampai Yaman, sebuah daerah yang sangat
tandus dan dikelilingi oleh beberapa lembah. Sebagian besar penduduk Hijaz
adalah orang-orang Badui. Daerah ni memiliki posisi strategis karena menjadi
rute perdagangan antara Syam dan Yaman. Dua kota yang terkenal di Hijaz adalah
Makkah dan Madinah (Yastrib), yang dibagian utaranya ada Gunung Uhud yang
ditumbuhi oleh tanaman kurma yang sangat subur. Disebelah selatan Hijaz ada
Yaman. Sangata berbeda dengan Hijaz, tanah Yaman sangat subur dan kekayaan
alamnya melimpah. Kota yang terkenal adalah Shan’a, ibu kota kerajaan Yaman
zaman dahulu.
Secara geografis Jazirah Arab sebagaimana wilayah
geografis lainnya, merupakan jenis daerah yang dapat membentuk dan memodifikasi
karakter orang-orang yang hidup di dalamnya. Bertolak belakang dari pandangan
umum, Jazirah Arab tidak seluruhnya terdiri dari gurun pasir liar. Kondisi
Jazirah Arab ini sungguh bervariasi permukaan tanahnya, terdapat lembah-lembah
dan bukit-bukit yang diselimuti pasar panas, jurang yang curam, gunung yang
dilatari lembayung, bebatuan yang mudah remuk, dan lain sebagainya.[4] Meskipun
kebanyakan permukaan gurun pasir tampak suram dan tandus, namun Jazirah Arab
memiliki banyak bagian yang fotogenik dan menakjubkan.
2.
Iklim di Jazirah Arab
Jazirah Arab atau Semenanjung Arab termasuk salah satu
negeri terkering dan terpanas. Selain itu, perbedaan suhu panas antara siang
dan malam cukup besar. Musim panas terjadi dalam tempo yang cukup lama dan
benar-benar panas dengan temperatur mencapai 130 F di semua wilayah. Musim
dingin justru terjadi sebentar dan sangat menyengat. Curah hujan sangat jarang
terjadi bahkan sampai dalam hitungan tahun.
Iklim bumi di sekitar Jazirah Arab diprediksi bersuhu
tropis antara 20-30 derajat celcius pada siang hari (berdasarkan data iklim
purba, paleoklimatologi). Besaran suhu ini tidak sepanas kondisi sekarang yang
mencapai 40-42 derajat celcius. Diprediksi bahwa Jazirah Arab kala itu (120-150
tahun yang lalu) sangat subur. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits, Abu
Hurairah Ra meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad bersabda :
“Kiamat tidak akan terjadi sampai harta banyak dan
melimpah, sampai seseorang mengeluarkan zakatnya namun ia tak menemukan orang
yang mau menerimanya, dan sampai tanah Arab kembali di penuhi kebun-kebun dan
sungai-sungai"
Dari hadist diatas terdapat kata ‘kembali’ yang
menunjukan bahwasanya Jazirah Arab pernah mengalami masa subur.[5]
B.
Kehidupan Masyarakat Arab Pra-Islam
Interaksi
masyarakat Arab dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial dapat dilihat
dari beberapa aspek sebagai berikut :
a.
Aspek Politik
Catatan sejarah dan beberapa
peninggalan yang dapat membuktikan bahwa struktur pemerintahan berbentuk
kerajaan sudah dikenal dalam kehidupan arab sebelum Islam. Kerajaan-kerajaan
arab sebelum Islam berkembang melputi :
1)
Kerajaan Saba’. Kerajaan saba merupakan kerajaan arab pertama yang lahir di
peradaban arab pra-Islam, yang berasal dari sebuah suku dari keturunan Qahthan.
Kerajaan ini mengalami masa keemasannya pada pemerintahan ratu Balqis.
2)
Kerajaan Minaiyah. Kerajaan yang berdiri di daerah Yaman dan memiliki ibu
kota di Qarnaw (Ma’iw)
3)
Kerajaan Himyariah. Kerajaan yang didirikan oleh Bani Himyar yang mempunyai
hubungan darah dengan kerajaan Saba’
b.
Aspek Ekonomi
Kondisi ekonomi penduduk Arab tidak sama yakni tergantung
dari daerahnya masing-masing. Misalnya daerah Hijaz, desanya menghasilkan
penghasilan bumi berupa buah-buahan seperti anggur, kurma dan lain sebagainya.
Oman menghasilkan tembaga. Hadramaut menghasilkan kayu yang berbau harum yang
dikenal oleh bangsa Indonesia dengan kayu gaharu dan kemenyan. Al-Hasa
menghasilkan permata yang berharga dan lain sebagainya. Dengan penghasilan yang
berbeda mereka melakukan interaksi untuk mmenuhi kebtuhan lainya dengan melakukan
perdagangan dengan masing-masing sukunya antara wilayah bahkan antar negara.
Pada masa itu sudah berkembang industri seperti industri
kain katun dan persenjataan berupa pedang, tombak dan baju besi. Sedangkan
mayoritas yang tinggal di daerah gurun pasir dengan rumput yang sedikit untuk
menggembala, mereka hidup dari susu dan dagingnya. Sedangkan suku Quraisy yang
tinggal di tanah suci mengandalkna perekonomiannya dari berdagang. Mereka
berdagang ke Yaman pada musim dingin dan berdagang di Syam ketika musim panas.
c.
Aspek Sosial dan Budaya
Masyarakat Arab
jahiliyah memiliki tradisi dan budaya yang sangat buruk, yaitu :
1)
Perjudian. Cara masyarakat Arab melakukan perjudian bermacam-macam. Ada
yang menggunakan taruhan seperti pada umumnya, ada yang dengan cara lotre atau
undian.
2)
Minum arak (khamr) dan berfoya-foya. Mereka meminum arak dalam sebuah
pertemuan dengan bersama-sama. Mereka minum arak sambil bejudi. Ketika mereka
berjudi yang dijadukan tatuhannya adalah uang dan harta milik mereka.
3)
Mengubur anak perempuan yang lahir hidup-hidup. Sebab bagi mereka anak
perempuan bisa menjadi aib bagi keluarga
4)
Membunuh anak-anak yang lahir ketika kelaparan dan kemiskinan mendera
mereka. Bahkan, ketika mereka khawatir akan kemiskinan mereka akan membunuh
anaknya
5)
Bersolek dengan berlebihan. Para wanita pada masa jahiliyah terbiasa
bersolek secara berlebihan dan berjalan berlenggok-lenggok ketika keluar rumah
dengan harapan agar mendapatkan pujian
6)
Kaum perempuan tidaklah setara dengan kaum lelaki, oleh karena itu para
suami terkadang membunuh anak perempuannya dan meperlakukan isteri mereka
dengan cara yang tidak baik seperti memberikannya kepada orang lain untuk
dijadikan gundik dan lain sebagainya
7)
Fanatisme kabilah atau kaum. Mereka saling berperang antarah kabilah dan
kaum untuk merampas harta dan saling membuktikan kekuatannya. Kabilah yang kuat
akan menguasai kabilah yang lemah.
C.
Agama dan Kepercayaan Masyarakat Arab Pra-Islam
Pada
masa jahiliyah masyarakat Arab banyak yang menyembah berhala atau patung-patung
yang mereka buat dari batu, kayu dan ada juga yang dari logam. Bangsa Arab
mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di kekuasan Jurhum. Pasukan yanng
dipimpin oleh Amr bin Lubayi dari keturunan Khuza’ah datang ke Mekkah dan
berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Lubay meletakan sebuah berhala
besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik merah berbentuk patung orang yang
ditempatkan disisi ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya
menyembah berhala itu. Semenjak itulah bangsa Arab menyembah berhala.
Ketika
bangsa Quraisy berkuasa lagi di Hijaz, di sekeliling ka’bah sudah penuh dengan
berhala yang berjumlah lebih dari 360 buah. Di antaranya yaitu : Lata tempatnya
di Thaif, Uzza tempatnya di Hijaz, Manah tempatnya di kota Madinah dan masih
banyak lagi berhala-berhala yang lain seperti: Asaf, Nailah, Wudd, Yaghust, Suwa,
Ya’ang, Nashr, dan Manaf. Selain dari patung-patung tersebut mereka menyembah
bintang, bulan dan matahari, mereka menganggap bahwa semua benda-benda alam
tersebut mempunyai kekuasaan untuk menentukan aturan-aturan jalanya seluruh isi
alam ini. Pada masa sebelum islsm orang Arab juga banyak percaya pada tahayul,
diantaranya ialah :
1)
Di dalam perut orang terdapat ular, perasaan lapar timbul karena ular
mengigit perut manusia
2)
Mereka biasa menggunakan cincin dari tembaga atau besi dengan keyakinan
untuk menambahkan kekuatan
3)
Bila mereka mengharap turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada
ekor kambing.
Selain
dari kepercayaan tersebut masyarakat Arab pra-Islam sudah memiliki agama yakni
:
1)
Agama Yahudi. Agama ini merupakan salah satu agama samawi yang berlandaskan
pada kitab Taurat yang dibawa Nabi Musa. Agama ini masuk ke Arab melalui jalur
perdagangan dibawa oleh bangsa Israel dari negeri as-syur yang diusir oleh
kerajaan Romawi yang beragama Nasrani. Agama ini dianut oleh beberapa Kabilah
di Arab seperti Taima, Khaibar, Wadil Qura dan Yatsrib. Yang rerkenal yaitu
Bani Quraitzah, Nadzir dan qunaiqo’. Di wilayah Arab Selatan, raja Yaman, Zu
Nuas adalah penganut gama yahudi fanake. Agama ini awalnya merupakan agama
bangsa dan menganggap bahwa bangsa yahudi
(israel) adalah bangsa pilihan Tuhan. Satu-satunya tuhan bangsa yahudi
yang dalam perkembanganya menjadi agama Universal, yaitu yahweh (Jehorah) yang
termuat dalam kitab-kitab perjanjian lama. Orang Arab yang telah menganut Agama
Yahudi tidak akan mendapat hak yang sama dengan seorang Yahudi keturunan bani Israel. Oleh karena itu bangsa
Arab kurang tertarik dengan agama yang menempatkan mereka dibawah derajat para
pembawa agama itu sendiri.
2)
Agama Nasrani. Nasrani atau yang sekarang disebut sebagai agama Kristen
merupakan ajaran yang berlandaskan pada kitab Injil yang dbawa oleh Nabi Isa.
Agama ini masuk di Arab melalui perdagangan selain melalui penjajahan yang
dilakukan kerajaan Romawi. Sejak abad pertama masehi bangsa Arab telah
berhubungan dengan pemeluk agama nasrani ketika mengadakan perdagangan. Di Arab
Selatan, tempat kedudukan Nasrani yang penting adalah Naj’ran yang merupakan
kota pusat penyiaran agama Nasrani. Di Najran diatur oleh tiga kepala yaitu
Said, Aqib dan Usquf. Said sebagai kepala kabilah, kepala perang, pengatur
hubungan luar negeri dan pengatur hubungan dengan kabilah lain. Aqib mengatur
pekerjaan didalam negri yang perhubungan dengan keduniaan. Usquf mengepalai
sebagai urusan yang berhubungan dengan keagamaan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Jazirah Arab terletak di sebelah barat daya Benua Asia, dengan luas sekitar
3.000.000 km. Letak Jazirah Arab sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab, sebelah
selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Laut
Merah, serta sebelah utara dibatasi dengan Gurun Syam dan sebagian berbatasan
dengan Gurun Irak. Arab memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim dingin.
2.
Masyarakat arab memiliki kebiasaan bepergian dengan cara berkelompok,
mereka memiliki penghasilan dari berdagang dan menggembala kambing. Selain itu,
masyarakat Arab pra-Islam memiliki kebiasaan atau budaya yang buruk seperti
mabuk-mabukan, perjudian, perzinahan dan lain sebagainya
3.
Masyarakat Arab pra-Islam menyembah patung dan berhala yang mereka buat
sendiri, selain itu mereka juga percaya hal-hal yang berbau tahayul. Walaupun
demikian, sebagian dari mereka sudah ada yang menganut agama Nabi terdahulu
seperti Yahudi dan Nasrani
B.
Saran
Sebagai
umat muslim mengetahui sejarah Agama Islam sangatlah penting. Oleh karena itu,
kita diharuskan mempelajari tentang sejarah. Semoga makalah ini bermanfaat dan
bisa membantu sesama untuk mengetahui bagaimana sejarah peradaban Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Nasr Hamid Abu
Zaid, Teks Otoritas Kebenaran (Yogyakarta : LkiS, 2003)
Aizid, Rizem. Sejarah
Peradaban Islam Terlengkap (Periode Klasik, Pertengahan dan Modern). (Yogyakarta
: Diva Press, 2015)
Rahman, Fazlur.
Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Bandung : PT Mizan Pustaka,
2017)
Iqbal, Afzal. Diplomasi
Islam, (Jakarta : IKAPI DKI, 2000)
Yatim, Badri. Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2013)
Http://prasetyosutanto92.blogspot.co.id/2014/04/makalah-agama-dan-kepercayaan-bangsa.html
di akses pada tanggal 07 Februari 2018
Http://blendist.blogspot.co.id/2015/01/sejarah-bangsa-arab-sebelum-datangnya-islam.html
di akses pada tanggal 07 Februari 2018
[2] Http://prasetyosutanto92.blogspot.co.id/2014/04/makalah-agama-dan-kepercayaan-bangsa.html
di akses pada tanggal 07 Februari 2018
[3] Http://blendist.blogspot.co.id/2015/01/sejarah-bangsa-arab-sebelum-datangnya-islam.html
di akses pada tanggal 07 Februari 2018
[4] Aizid, Rizem. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Periode Klasik,
Pertengahan dan Modern). (Yogyakarta : Diva Press, 2015) hlm. 102
EmoticonEmoticon