logo blog

Monday, February 12, 2018

SEJARAH PERADABAN ISLAM : SITUASI ARAB PRA-ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Berbicara mengenai sejarah agama islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab pra-Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Apalagi ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu lintas perdagangan mereka kala itu. Selain itu agama ini dibawa oleh Nabi Muhammad (570-632 M) yang merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki kedudukan terpandang di antara mereka secara turun-temurun dalam beberapa generasi, yakni suku Quraysh. Quraysh adalah suku terpandang di atas suku-suku lainnya di Mekah, sebuah kota yang di dalamnya terdapat bangunan suci tua yang memiliki daya tarik yang melebihi tempat-tempat pemujaan lainnya di daerah Arab. 
Maka sangat penting menjadikan kondisi Jazirah Arab pra-Islam dan kehidupan bangsa Arab pra-Islam sebagai titik awal dalam membahas sejarah peradaban islam. Pertimbangan lain, para sejarawan juga biasanya memulai suatu kisah dengan memaparkan sejarah sebuah daerah berdasarkan letak geografisnya. Mereka melakukan hal tersebut sebagian karena sebuah drama sejarah selalu dipentaskan di atas panggung teater yang berlatar belakang peta buminya.
Sebelum Islam datang, di Jazirah Arab telah terlebih dahulu memiliki agama-agama lain yakni adanya agama Nasrani yang berkembang di bagian utara Jazirah Arab, Agama Yahudi yang berkembang di Madinah dan kepercayaan kuno yang mengganggap adanya kekuatan ghaib terhadap benda-benda mati seperti batu, kayu, matahari, bulan dan lain sebagainya. Bangsa Arab sebelum datangya islam dikenal sebagai zaman jahiliyah atau zaman kebodohan. Kebodohan menurut Manna’ Khalil al-Qathtan ada tiga 3 makna, yaitu: Tidak adanya ilmu pengetahuan, meyakini sesuatu yang salah dan mengerjakan sesuatu dengan menyalahi aturan atau tidak mengerjakan yang seharusnya dikerjakan.[2] Dalam Islam, zaman jahiliyah dianggap sebagai suatu kemunduran dalam kehidupan beragama. Pada saat itu masarakat Arab jahiliyah mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk seperti meminum minuman keras, berjudi, dan menyembah berhala.
Oleh karena itu, persoalan yang kita ulas saat ini sebagai titik awal menuju pembahasan agama Islam (sejarah, ajaran dan pengaruhnya terhadap peradaban dunia) adalah seputar kondisi Jazirah Arab pra-Islam beserta kehidupan bangsanya, yakni bangsa Arab. Dengan mengetahui kondisi dan seluk beluk Jazirah Arab serta kehidupan bangsa Arab pra-Islam kita dapat memahami kondisi yang mendukung lahirnya islam sekaligus konteks masyarakatnya.

B.                 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.                  Bagaimana kondisi geografis Jazirah Arab pra-Islam ?
2.                  Bagaimana kehidupan masyarakat Arab Pra-Islam ?
3.                  Bagaimana agama/kepercayaan masyarakat Arab Pra-Islam ?

C.                Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah adalah :
1.                  Untuk memahami bagaimana kondisi geografis Jazirah Arab pra-Islam
2.                  Untuk memahami bagaimana masyarakat menjalani kehidupan ketika pra-Islam
3.                  Untuk mengetahui bagaimana agama atau kepercayaan yang di anut masyarakat Arab Pra-Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A.                Kondisi Geografis Jazirah Arab Pra-Islam
1.                  Pengertian dan Letak Geografis Jazirah Arab
Orang Arab menyebut tempat tinggal mereka sebagai Jazirah Arab. Jazirah Arab dikelilingi oleh laut pada ketiga sisinya dan padang pasir pada satu sisinya. Secara bahasa kata jazirah dalam bahasa Arab berarti pulau. Sedangkan Arab bermakna gurun atau tanah tandus yang tidak ada air dan tumbuhannya. Jadi, Jazirah Arab berarti Pulau Arab. Jazirah Arab terletak di sebelah barat daya Benua Asia, dengan luas sekitar 3.000.000 km. Letak Jazirah Arab sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah, serta sebelah utara dibatasi dengan Gurun Syam dan sebagian berbatasan dengan Gurun Irak.[3]
Di antara daerah penting di Jazirah Arab adalah Hijaz. Wilayahnya membentang dari Teluk Akabah sampai Yaman, sebuah daerah yang sangat tandus dan dikelilingi oleh beberapa lembah. Sebagian besar penduduk Hijaz adalah orang-orang Badui. Daerah ni memiliki posisi strategis karena menjadi rute perdagangan antara Syam dan Yaman. Dua kota yang terkenal di Hijaz adalah Makkah dan Madinah (Yastrib), yang dibagian utaranya ada Gunung Uhud yang ditumbuhi oleh tanaman kurma yang sangat subur. Disebelah selatan Hijaz ada Yaman. Sangata berbeda dengan Hijaz, tanah Yaman sangat subur dan kekayaan alamnya melimpah. Kota yang terkenal adalah Shan’a, ibu kota kerajaan Yaman zaman dahulu.
Secara geografis Jazirah Arab sebagaimana wilayah geografis lainnya, merupakan jenis daerah yang dapat membentuk dan memodifikasi karakter orang-orang yang hidup di dalamnya. Bertolak belakang dari pandangan umum, Jazirah Arab tidak seluruhnya terdiri dari gurun pasir liar. Kondisi Jazirah Arab ini sungguh bervariasi permukaan tanahnya, terdapat lembah-lembah dan bukit-bukit yang diselimuti pasar panas, jurang yang curam, gunung yang dilatari lembayung, bebatuan yang mudah remuk, dan lain sebagainya.[4] Meskipun kebanyakan permukaan gurun pasir tampak suram dan tandus, namun Jazirah Arab memiliki banyak bagian yang fotogenik dan menakjubkan.
2.                  Iklim di Jazirah Arab
Jazirah Arab atau Semenanjung Arab termasuk salah satu negeri terkering dan terpanas. Selain itu, perbedaan suhu panas antara siang dan malam cukup besar. Musim panas terjadi dalam tempo yang cukup lama dan benar-benar panas dengan temperatur mencapai 130 F di semua wilayah. Musim dingin justru terjadi sebentar dan sangat menyengat. Curah hujan sangat jarang terjadi bahkan sampai dalam hitungan tahun.
Iklim bumi di sekitar Jazirah Arab diprediksi bersuhu tropis antara 20-30 derajat celcius pada siang hari (berdasarkan data iklim purba, paleoklimatologi). Besaran suhu ini tidak sepanas kondisi sekarang yang mencapai 40-42 derajat celcius. Diprediksi bahwa Jazirah Arab kala itu (120-150 tahun yang lalu) sangat subur. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits, Abu Hurairah Ra meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad bersabda :
“Kiamat tidak akan terjadi sampai harta banyak dan melimpah, sampai seseorang mengeluarkan zakatnya namun ia tak menemukan orang yang mau menerimanya, dan sampai tanah Arab kembali di penuhi kebun-kebun dan sungai-sungai"

Dari hadist diatas terdapat kata ‘kembali’ yang menunjukan bahwasanya Jazirah Arab pernah mengalami masa subur.[5]

B.                 Kehidupan Masyarakat Arab Pra-Islam
Interaksi masyarakat Arab dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut :
a.        Aspek Politik
Catatan sejarah dan beberapa peninggalan yang dapat membuktikan bahwa struktur pemerintahan berbentuk kerajaan sudah dikenal dalam kehidupan arab sebelum Islam. Kerajaan-kerajaan arab sebelum Islam berkembang melputi :
1)      Kerajaan Saba’. Kerajaan saba merupakan kerajaan arab pertama yang lahir di peradaban arab pra-Islam, yang berasal dari sebuah suku dari keturunan Qahthan. Kerajaan ini mengalami masa keemasannya pada pemerintahan ratu Balqis.
2)      Kerajaan Minaiyah. Kerajaan yang berdiri di daerah Yaman dan memiliki ibu kota di Qarnaw (Ma’iw)
3)      Kerajaan Himyariah. Kerajaan yang didirikan oleh Bani Himyar yang mempunyai hubungan darah dengan kerajaan Saba’

b.        Aspek Ekonomi
Kondisi ekonomi penduduk Arab tidak sama yakni tergantung dari daerahnya masing-masing. Misalnya daerah Hijaz, desanya menghasilkan penghasilan bumi berupa buah-buahan seperti anggur, kurma dan lain sebagainya. Oman menghasilkan tembaga. Hadramaut menghasilkan kayu yang berbau harum yang dikenal oleh bangsa Indonesia dengan kayu gaharu dan kemenyan. Al-Hasa menghasilkan permata yang berharga dan lain sebagainya. Dengan penghasilan yang berbeda mereka melakukan interaksi untuk mmenuhi kebtuhan lainya dengan melakukan perdagangan dengan masing-masing sukunya antara wilayah bahkan antar negara.
Pada masa itu sudah berkembang industri seperti industri kain katun dan persenjataan berupa pedang, tombak dan baju besi. Sedangkan mayoritas yang tinggal di daerah gurun pasir dengan rumput yang sedikit untuk menggembala, mereka hidup dari susu dan dagingnya. Sedangkan suku Quraisy yang tinggal di tanah suci mengandalkna perekonomiannya dari berdagang. Mereka berdagang ke Yaman pada musim dingin dan berdagang di Syam ketika musim panas.

c.         Aspek Sosial dan Budaya
Masyarakat Arab jahiliyah memiliki tradisi dan budaya yang sangat buruk, yaitu :
1)      Perjudian. Cara masyarakat Arab melakukan perjudian bermacam-macam. Ada yang menggunakan taruhan seperti pada umumnya, ada yang dengan cara lotre atau undian.
2)      Minum arak (khamr) dan berfoya-foya. Mereka meminum arak dalam sebuah pertemuan dengan bersama-sama. Mereka minum arak sambil bejudi. Ketika mereka berjudi yang dijadukan tatuhannya adalah uang dan harta milik mereka.
3)      Mengubur anak perempuan yang lahir hidup-hidup. Sebab bagi mereka anak perempuan bisa menjadi aib bagi keluarga
4)      Membunuh anak-anak yang lahir ketika kelaparan dan kemiskinan mendera mereka. Bahkan, ketika mereka khawatir akan kemiskinan mereka akan membunuh anaknya
5)      Bersolek dengan berlebihan. Para wanita pada masa jahiliyah terbiasa bersolek secara berlebihan dan berjalan berlenggok-lenggok ketika keluar rumah dengan harapan agar mendapatkan pujian
6)      Kaum perempuan tidaklah setara dengan kaum lelaki, oleh karena itu para suami terkadang membunuh anak perempuannya dan meperlakukan isteri mereka dengan cara yang tidak baik seperti memberikannya kepada orang lain untuk dijadikan gundik dan lain sebagainya
7)      Fanatisme kabilah atau kaum. Mereka saling berperang antarah kabilah dan kaum untuk merampas harta dan saling membuktikan kekuatannya. Kabilah yang kuat akan menguasai kabilah yang lemah.

C.                Agama dan Kepercayaan Masyarakat Arab Pra-Islam
Pada masa jahiliyah masyarakat Arab banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat dari batu, kayu dan ada juga yang dari logam. Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di kekuasan Jurhum. Pasukan yanng dipimpin oleh Amr bin Lubayi dari keturunan Khuza’ah datang ke Mekkah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Lubay meletakan sebuah berhala besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik merah berbentuk patung orang yang ditempatkan disisi ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu. Semenjak itulah bangsa Arab menyembah berhala.
Ketika bangsa Quraisy berkuasa lagi di Hijaz, di sekeliling ka’bah sudah penuh dengan berhala yang berjumlah lebih dari 360 buah. Di antaranya yaitu : Lata tempatnya di Thaif, Uzza tempatnya di Hijaz, Manah tempatnya di kota Madinah dan masih banyak lagi berhala-berhala yang lain seperti: Asaf, Nailah, Wudd, Yaghust, Suwa, Ya’ang, Nashr, dan Manaf. Selain dari patung-patung tersebut mereka menyembah bintang, bulan dan matahari, mereka menganggap bahwa semua benda-benda alam tersebut mempunyai kekuasaan untuk menentukan aturan-aturan jalanya seluruh isi alam ini. Pada masa sebelum islsm orang Arab juga banyak percaya pada tahayul, diantaranya ialah :
1)      Di dalam perut orang terdapat ular, perasaan lapar timbul karena ular mengigit perut manusia
2)      Mereka biasa menggunakan cincin dari tembaga atau besi dengan keyakinan untuk menambahkan kekuatan
3)      Bila mereka mengharap turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor kambing.
Selain dari kepercayaan tersebut masyarakat Arab pra-Islam sudah memiliki agama yakni :
1)      Agama Yahudi. Agama ini merupakan salah satu agama samawi yang berlandaskan pada kitab Taurat yang dibawa Nabi Musa. Agama ini masuk ke Arab melalui jalur perdagangan dibawa oleh bangsa Israel dari negeri as-syur yang diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Nasrani. Agama ini dianut oleh beberapa Kabilah di Arab seperti Taima, Khaibar, Wadil Qura dan Yatsrib. Yang rerkenal yaitu Bani Quraitzah, Nadzir dan qunaiqo’. Di wilayah Arab Selatan, raja Yaman, Zu Nuas adalah penganut gama yahudi fanake. Agama ini awalnya merupakan agama bangsa dan menganggap bahwa bangsa yahudi  (israel) adalah bangsa pilihan Tuhan. Satu-satunya tuhan bangsa yahudi yang dalam perkembanganya menjadi agama Universal, yaitu yahweh (Jehorah) yang termuat dalam kitab-kitab perjanjian lama. Orang Arab yang telah menganut Agama Yahudi tidak akan mendapat hak yang sama dengan seorang Yahudi  keturunan bani Israel. Oleh karena itu bangsa Arab kurang tertarik dengan agama yang menempatkan mereka dibawah derajat para pembawa agama itu sendiri.
2)      Agama Nasrani. Nasrani atau yang sekarang disebut sebagai agama Kristen merupakan ajaran yang berlandaskan pada kitab Injil yang dbawa oleh Nabi Isa. Agama ini masuk di Arab melalui perdagangan selain melalui penjajahan yang dilakukan kerajaan Romawi. Sejak abad pertama masehi bangsa Arab telah berhubungan dengan pemeluk agama nasrani ketika mengadakan perdagangan. Di Arab Selatan, tempat kedudukan Nasrani yang penting adalah Naj’ran yang merupakan kota pusat penyiaran agama Nasrani. Di Najran diatur oleh tiga kepala yaitu Said, Aqib dan Usquf. Said sebagai kepala kabilah, kepala perang, pengatur hubungan luar negeri dan pengatur hubungan dengan kabilah lain. Aqib mengatur pekerjaan didalam negri yang perhubungan dengan keduniaan. Usquf mengepalai sebagai urusan yang berhubungan dengan keagamaan.

BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.        Jazirah Arab terletak di sebelah barat daya Benua Asia, dengan luas sekitar 3.000.000 km. Letak Jazirah Arab sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah, serta sebelah utara dibatasi dengan Gurun Syam dan sebagian berbatasan dengan Gurun Irak. Arab memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim dingin.
2.        Masyarakat arab memiliki kebiasaan bepergian dengan cara berkelompok, mereka memiliki penghasilan dari berdagang dan menggembala kambing. Selain itu, masyarakat Arab pra-Islam memiliki kebiasaan atau budaya yang buruk seperti mabuk-mabukan, perjudian, perzinahan dan lain sebagainya
3.        Masyarakat Arab pra-Islam menyembah patung dan berhala yang mereka buat sendiri, selain itu mereka juga percaya hal-hal yang berbau tahayul. Walaupun demikian, sebagian dari mereka sudah ada yang menganut agama Nabi terdahulu seperti Yahudi dan Nasrani

B.                 Saran
Sebagai umat muslim mengetahui sejarah Agama Islam sangatlah penting. Oleh karena itu, kita diharuskan mempelajari tentang sejarah. Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa membantu sesama untuk mengetahui bagaimana sejarah peradaban Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Nasr Hamid Abu Zaid, Teks Otoritas Kebenaran (Yogyakarta : LkiS, 2003)
Aizid, Rizem. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Periode Klasik, Pertengahan dan Modern). (Yogyakarta : Diva Press, 2015)
Rahman, Fazlur. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2017)
Iqbal, Afzal. Diplomasi Islam, (Jakarta : IKAPI DKI, 2000)
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2013)
Http://prasetyosutanto92.blogspot.co.id/2014/04/makalah-agama-dan-kepercayaan-bangsa.html di akses pada tanggal 07 Februari 2018
Http://blendist.blogspot.co.id/2015/01/sejarah-bangsa-arab-sebelum-datangnya-islam.html di akses pada tanggal 07 Februari 2018





[1] Nasr Hamid Abu Zaid, Teks Otoritas Kebenaran ( Yogyakarta : LkiS, 2003), hlm.8
[2] Http://prasetyosutanto92.blogspot.co.id/2014/04/makalah-agama-dan-kepercayaan-bangsa.html di akses pada tanggal 07 Februari 2018
[3] Http://blendist.blogspot.co.id/2015/01/sejarah-bangsa-arab-sebelum-datangnya-islam.html di akses pada tanggal 07 Februari 2018
[4] Aizid, Rizem. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Periode Klasik, Pertengahan dan Modern). (Yogyakarta : Diva Press, 2015) hlm. 102
[5] Ibid,. hlm.105


EmoticonEmoticon