logo blog

Friday, July 21, 2017

PENGARUH KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRODI PAI IAI-ALQOLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Dalam dunia kampus kata ”Aktivis” sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga bahkan seringkali menjadi topik utama dalam setiap pembicaraan. Selama ini banyak kasus yang sudah melekat pada diri seorang aktivis, mulai dari kegagalan dalam perkuliahan seperti gagal lulus dimata kuliah tertentu dan harus mengulang tahun depan, indeks prestasi rendah atau dibawah rata-rata bahkan hingga keterlambatan didalam kelulusan akademik. Seringkali terdengar seorang aktivis, baik pelajar yang aktif di sekolah maupun mahasiswa yang menjadi aktivis di kampus terkadang mengalami penurunan prestasi akademik di tempat belajarnya. Bahkan, untuk mahasiswa yang menjadi aktivis di kampus terkadang mengenyam bangku kuliahnya lebih lama dari masa studi umumnya. (Sumber: www.klikwebcenter.com)
Diantara aktivis di kampus yang belum bias mensinergikan aktivitas dan akademiknya tidak jarang seorang aktivis terkesan cuek dengan nilai kartu hasil studinya yang yang nasakom ataupun dengan teguran-teguran dari pihak dosen tentang ketidakdisiplinan mereka. Saya tidak menuntut setiap aktivis cuek untuk memiliki indeks prestasi yang luar biasa dengan peringkat cemaluede, tetapi minimal seorang aktivis memiliki indeks prestasi yang yang bisa dikatakan standart ataupun bagus. (Sumber: www.rafarafa.blog.friendster.com)
Mahasiswa merupakan komponen penunjang kemajuan negeri, mahasiswa diharapkan mampu memberikan sumbangan melalui kapasitas intelektualitasnya, sehingga masa kuliah seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Mengikuti aktivitas pada unit-unit kegiatan mahasiswa bukanlah berarti meninggalkan tugas belajar kuliahnya. Menjadi aktivis  mahasiswa tidalah berarti menjadikan nilai kuliah menjadi turun, justru menjadi aktivis mahasiswa menjadi ajang pembuktian diri kita bahwa kita adalah mahasiswa yang memiliki nilai lebih dibanding mahasiswa lainnya dan juga sebagai suplemen menggembleng diri
Berdasarkan fakta lemahnya prestasi akademik pada aktivis serta banyaknya pendapat tentang pentingnya berprestasi sekaligus berorganisasi, maka penulis memilih untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Keaktifan Mahasiswa Dalam Organisasi Terhadap Prestasi Belajar Prodi PAI IAI Al-Qolam Gondanglegi Malang.

B.                 Rumusan Masalah
1)      Bagaimana keaktifan mahasiswa prodi PAI IAI Al-Qolam dalam berorganisasi ?
2)      Bagaimana prestasi belajar mahasiswa prodi PAI IAI Al-Qolam ?
3)      Bagaimana pengaruh keaktifan dalam organisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa prodi PAI IAI Al-Qolam ?

C.                 Tujuan Penelitian
1)      Untuk mengetahui bagaimana keaktifan mahasiswa prodi PAI IAI Al-Qolam dalam berorganisasi
2)      Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar mahasiswa prodi PAI IAI Al-Qolam
3)      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keaktifan dalam organisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa prodi PAI IAI Al-Qolam

D.                Manfaat Penelitian
1.                   Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya tentang kegiatan organisasi, prestasi belajar, dan kesiapan kerja.

2.         Manfaat Praktis
a)                   Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu mengetahui pengaruh keaktifan organisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa prodi PAI IAI Al-Qolam Gondanglegi Malang
b)                 Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengikuti kegiatan organisasi.
c)                  Bagi Jurusan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi di perpustakaan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.                Organisasi Kemahasiswaan
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut dengan bawahan. (Sumber: www.shvoong.com) James D. Mooney mendefinisikan organisasi sebagai berikut: Organization the form of everyhuman, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama. (Sumber: www.yousaytoo.com) Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu system formal yang terdiri dari pola aktivitas yang dilakukan sekelompok orang (dua atau lebih) yang bersama secara teratur dan berulang-ulang untuk mencapai tujuan bersama.
Kegiatan organisasi kemahasiwaan meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran yang bisa diikuti oleh mahasiswa. Di tingkat jurusan, fakultas dan universitas. Tujuannya untuk memperluas wawasan, ilmu dan pengetahuan serta membentuk kepribadian mahasiswa. Bertitik tolak dari berbagai penjelasan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi yaitu mahasiswa yang secara aktif menggabungkan diri dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi, menyalurkan bakat, memperluas wawasan dan membentuk kepribadian mahasiswa seutuhnya. Setelah kesemua itu diperoleh oleh mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga kegiatan organisasi tidak menjadi faktor penghambat dalam memperoleh prestasi belajar yang baik. Namun sebaliknya, menjadi faktor yang dapat mempengaruhi untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Organisasi kampus sering dikaitkan keberadaannya dengan aktivitas, dan sebaliknya aktivis pasti terkait organisasi kampus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002), aktivis adalah individu atau sekelompok orang (terutama anggota politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya. Aktivis adalah orang yang tidak tenang (gelisah) ketika terjadi ketidakadilan di lingkungannya dengan cara melakukan perubahan tertentu mulai dari titik nol sampai tujuannya tersebut tercapai. Seorang aktivis, selain aktif di organisasi tertentu (sebagai organisatoris), dia juga mempunyai pekerjaan lain di luar itu yaitu memperjuangkan hak-hak orang lain (Sumber: www.abdulganie.wordpress.com). Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivis merupakan orang yang gelisah melihat ketidakadilannya, bergerak melakukan perubahan untuk mencapai tujuannya yang biasanya bersifat sosial.
Jadi aktif organisasi adalah ikut secara aktif dalam melakukan perubahan karena adanya ketidakadilan di lingkungan dan merupakan suatu sistem formal yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

B.                 Prestasi Belajar
1.                  Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai(dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (1991: 787). Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya menurut Slameto (2003: 2) dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Muhibbin Syah (2000: 136) bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Begitu juga menurut James Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto (1990: 98-99), belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubhah melalui latihan dan pengalaman.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2.                  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor ekstern yaitu:
1)         Faktor intern
Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya.
2)         Faktor ekstern
Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri individu berupa sarapa dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi, dan lain sebagaianya.
3.                  Pelaksanaan Akademik  di Perguruan Tinggi
Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan akademik pendidikan yang ada pendidik di Perguruan tinggi (PT) dengan pendidikan dasar dan menengah. Perbedaan itu dapat dilihat dari mata pelajaran dan jadwal kegiatan. Jika dilihat dari sekolah dasar dan menengah dapat mengalami persamaan dalam mata pelajaran di angkatan yang sama, sedangkan di Perguruan Tinggi untuk mata pelajaran setiap angkatan saja bisa berbeda. Hal ini disebabkan karena dalam Perguruan Tinggi menggunakan Sistem Kredit Semester(SKS).
Sistem Kredit Semester merupakan suatu system penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar dan beban penyelenggara lembaga pendidikan dinyatakan dalam satuan kredit semester. Jadi, satuan kecil sebagai satuan program pendidikan yang dipergunakan sebagai dasar administrasi akademik adalah semester. SKS sangat membantu dalam usaha menyelesaikan studi dengan hasil yang maksimal. Pengambilan SKS di perguruan tinggi dapat disesuaikan agar tidak mengganggu kegiatan perkuliahan sehingga memperoleh hasil yang maksimal tanpa ada tekanan.
Sistem penilaian hasil studi di Perguruan Tinggi tidak lagi menggunakan sistem penilaian dari angka 0 sampai dengan 100. Penilaian hasil belajar untuk setiap mata kuliah dinyatakan dengan huruf A, B, C, D dan E yang masing-masing berbobot 4, 3, 2, 1 dan 0. Universitas Negeri Yogyakarta menggunakan penilaian sebagai berikut :
NILAI
HURUF ANGKA/BOBOT
A
4,00
A-
3,67
B+
3,33
B
3,00
B-
2,67
C-
2,33
C
2,00
D
1,00
E
0,00

Namun, dalam perguruan tinggi istilah mahasiswa berprestasi tetap ada. Selain ditentukan dengan nilai IPK yang tinggi (kognitif), keaktifan di kampus, sikap serta kedisiplinan termasuk dalam kriteria penilaian mahasiswa tersebut berprestasi atau tidak.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampus IAI Al-Qolam Gondanglegi Malang pada tanggal 20 April-3 Juni. Penelti yang sekaligus sebagai intrumen penting dari Penelitian hadir dilokasi penelitian  secara insendental dan kondisional disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

B.     Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009: 14). Penelitian ini ditujukan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dengan cara mencari besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

C.    Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian ini adalah mahasiswa prodi PAI IAI Al-Qolam Gondanglegi yang ditentukan dengan tekhnik sampling purposive dan dikembangkan melalui tekhnik snowball. Penentuan subyek dilakukan secara purposive kepada para mahasiswa prodi PAI yang dipandang sebagai mahasiswa aktivis dan mahasiswa akademis, masing-masing diambil 5 mahasiswa sebagai sampel sesuai ketentuan.
Personal-personal tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai key informan. Teknik diterapkan untuk mencari informan lain yang dirujuk kepada key informan, teknik ini dipakai dengan maksud agar data dan informasi penelitian yang dikumpulkan dapat mendalam dan kompherensif.

D.    Metode Pengumpulan Data
     Untuk mengumpulkan data penelitian, metode yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
a.        Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat sendiri atau dibuat oleh orang lain.
b.      Observasi
Teknik observasi ini merupakan pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung oleh panca indera seperti mata, tangan, kaki, telinga dan mulut. Panca indera tersebut bisa didukung oleh beberapa alat untuk menunjang pengamatan seperti buku catatan, alat perekam dan kamera. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.
c.       Wawancara
Secara sederhana wawancara adalah sebuah teknik pengumpulan data
yang didapatkan oleh peneliti melalui percakapan dengan narasumber atau informan yang dianggap memiliki peranan penting di tempat penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan tekhnik semiterstruktur yang bertujuan untuk menentukan topik yang dibahas secara lebih terbuka. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dibalik fenomena yang terjadi yang tidak mungkin didapat melalui observasi.

E.     Prosedur penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dengan 3 tahap yakni dokumentasi, observasi dan wawancara. Langkah awal peneliti mempersiapkan penelitian dimulai dari merencanakan penelitian yang dilanjutkan dengan membuat proposal penelitian kemudian di konsultasikan dengan pembimbing. Setelah itu  peneliti menyusun instrumen penelitian yang merupakan kebutuhan peneliti sebagai bahan penelitian. Instrumen tersebut bisa didapat dengan cara mencari data sekunder pada lembaga yang bersangkutan, melakukan wawancara kepada responden yang dianggap sebagai key informan dan yang terakhir peneliti menyusun laporan penelitian lalu menyesuaikan data yang diperoleh dengan hasil observasi.



20},\"20\":0,\"21\":\"\",\"22\":{\"1\":1,\"2\":{\"1\":0,\"2\":0,\"3\":0,\"4\":0,\"5\":0,\"6\":0,\"7\":0,\"8\":0,\"9\":0,\"10\":\"0\"}},\"23\":1,\"27\":0,\"28\":0}","xsrf":"AOuZoY7YGCf5z20KYAISSQBfJTF0M7PgMw:1500690009564"}h/pendidikan-islam-periode madinah/ di akses pada tanggal 09 Februari 2017

Ma’ruf Amari dan Hadi Nur, Mengkaji Ilmu Tafsir. (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014)
Https://gogon.blogspot.com/makalah/masa-pendidikan-rasululloh-periode-madinah/ di akses pada tanggal 09 Februari 2017






EmoticonEmoticon