logo blog

Thursday, August 10, 2017

MATERI AL-QUR'AN HADIST XII MA

BAB I
KEWAJIBAN BERDAKWAH

A.      Standar Kompetensi
1.      Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits tentang kewajiban berdakwah.
B.       Kompetensi Dasar
1.      Mengartikan QS. An-Nahl : 125; QS. Asy-Syu’ara: 214-216; QS. Al-Hijr: 94-96. Dan hadits tentang kewajiban berdakwah.
2.      Menjelaskan kandungan QS. An-Nahl : 125; QS. Asy-Syu’ara: 214-216; QS. Al-Hijr: 94-96. Dan hadits tentang kewajiban berdakwah.
3.      Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS. An-Nahl : 125; QS. Asy-Syu’ara: 214-216; QS. Al-Hijr: 94-96. Dan hadits tentang kewajiban berdakwah.
4.      Menerapkan strategi berdakwah seperti yang terkandung dalam QS. An-Nahl : 125; QS. Asy-Syu’ara: 214-216; QS. Al-Hijr: 94-96. Dan hadits tentang kewajiban berdakwah dalam kehidupan sehari-hari.
C.      Indikator pembelajaran
1.      Siswa mampu mengartikan QS. An-Nahl : 125; QS. Asy-Syu’ara: 214-216; QS. Al-Hijr: 94-96. Dan hadits tentang kewajiban berdakwah.
2.      Diharapkan siswa mampu menjelaskan kandungan QS. An-Nahl : 125; QS. Asy-Syu’ara: 214-216; QS. Al-Hijr: 94-96. Dan hadits tentang kewajiban berdakwah.
3.      Siswa dapat menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS. An-Nahl : 125; QS. Asy-Syu’ara: 214-216; QS. Al-Hijr: 94-96. Dan hadits tentang kewajiban berdakwah.
D.      Langkah-langkah pembelajaran
1.    Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
2.      Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran (mengabsen);
3.      Guru menyampaikan materi ajar;
4.      Menyimpulkan materi yang telah disampaikan;
5.      Melakukan tanyajawab sesuai materi yang telah diajarkan sesuai metode yang dipilih;
6.      Guru memberi tugas kepada peserta didik;
7.      Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya;
8.    Ditutup dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;


MATERI TENTANG KEWAJIBAN BERDAKWAH

Di bawah ini beberapa dalil Al-Qur’an dan Hadits mengenai kewajiban berdakwah diantaranya yaitu:
1.        Q.S. An-Nahl : 125
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
     Dari segi etimologi kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’aa-yad’uu-da’watan yang berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan. Jadi yang dimaksud ilmu dakwah adalah  Suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara, tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk mengikuti, menyetujui suatu pendapat tertentu dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Alloh SWT. demi kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
     Kemudian yang disebut penerangan mempunyai suatu tujuan tertentu, memberikan pengertian terhadap orang lain mengenai sesuatu masalah, sehingga penerangan merupakan bagian dari dakwah.
Selain dari itu ada juga bagian lain dari dakwah misalnya penyiaran. Penyiaran bisa juga dipakai untuk memberikan penjelasan-penjelasan terhadap suatu masalah yang sudah ada pokok permasalahannya, sehingga penjelasannya datang kemudian.
Begitu pula tentang pendidikan dan pengajaran, juga menjadi bagian dari salah satu alat berdakwah. (DEPAG : 2002, hal 113)
Telah banyak perjalanan sejarah dakwah yang kita dengar bagaimana beratnya tantangan-tantangan yang dihadapi orang-orang yang menyampaikan dakwah dan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul Allah telah menunjukkan betapa tidak rataya jalan yang harus ditempuh pada saat menyampaikan risalahnya. Namun demikian mereka tidak pernah mundur barang setapakpun. Sebab bagi kaum muslimin dakwah adalah suatu tugas suci yang wajib dilaksanakan, tidak perlu cemas dengan adanya tantangan-tantangan tersebut melainkan tetap optimis tidak perlu ada keragu-raguan, sehingga tetap teguh keyakinan, teguh keimanan, dakwah tetap berkumandang cahaya dan syiar Islam tetap terpancar menyinari ke seluruh penjuru dunia.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar banyak menggunakan cara dalam menyampaikan misi dakwah  kerasulannya, hal tersebut harus dilakukan karena beragamnya corak masyarakat dari yang awam sampai yang terpelajar dan juga strata sosial yang berbeda hal tersebut tentunya juga akan dijumpai problem yang berbeda pula. (DEPAG: 2002, hal 122-125)
a.        Metode Dakwah
Menurut ayat 125 QS. An-Nahl, dipahami oleh sebagaian ulama’ yaitu menjelaskan prinsip umum metode dakwah Islamiyah yakni tiga metode dakwah dan selaras dengan sasaran atau objek dakwah. Ketiga metode itu disesuaikan dengan kemampuan intelektual masyarakat yang dihadapi, akan tetapi secara prinsip semua metode dapat digunakan kepada semua masyarakat.
1.        Metode Hikmah
Menurut Syeh Musthafa Al-Maraghi dalam tafsir Al-Maraghi mengatakan bahwa hikmah adalah ungkapan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil yang dapat mempertegas kebenaran apa yang dipaparkan, dan dapat menghilangkan keragu-raguan. Metode ini adalah berdakwah untuk kalangan intelektual, berilmu pengetahuan atau pendidikan tinggi.
2.        Metode Mau’idzah Hasanah
Metode Mau’idzah Hasanah ini yaitu menggugah hati dan dapat mengena sasaran hati bila ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengalaman dan keteladanan dari yang menyampaikannya. Mau’idzah biasanya bertujuan mencegah sasaran dari suatu yang buruk yang dapat mengundang emosi baik yang menyampaikan, lebih-lebih yang menerimanya.
Beberapa ciri Mau’idzah Hasanah adalah nasihat yang berisi mencari keridlaan Allah SWT., nasihat dan pengajaran yag dapat melembutkan hati serta memberikan kesan yang mendalam dalam hati, metode ini mengandung unsur at-targhib (kabar gembira) dan at-tarhib (ancaman), menunjukkan contoh tauladan yang baik dan akhlaq yang terpuji sebagai contoh untuk diikuti.
3.        Metode Mujadalah (Debat)
Metode ini yaitu mengajak berdebat dengan yang baik. Apa yang disampaikan tetap dalam kesopanan, dengan menggunakan argumen yang benar, dengan demikian lawan debat tidak merasa kalah dan yang mengajak debat walau menang tetapi juga jangan sampai merasa menang dan hebat, namun kembali pada tujuan dakwah yaitu Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
b.        Sasaran Dakwah
Mohammad Nasir, menyebutkan ada tiga golongan masyarakat yang bagi seorang pendakwah dituntut untuk memilih metode yang tepat bagi mereka :
1.    Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir kritis, cepat menangkap arti persoalan. Bagi mereka harus metode yang relevan adalah hikmah, yakni hujjah (argumentasi) yang dapat diterima dengan kekuatan akal mereka.
2.    Golongan awam, masyarakat yang belum dapat berfikir secara kritis, dan mendalam. Mereka ini dipanggil dengan mau’idzah hasanah, yakni keteladanan yang baik dari juru dakwahnya.
3.    Golongan yang kemampuannya ditenganh antara kedua golongan tersebut, belum dapat dicapai dengan hikmah akan tetapi tidak sesuai pula bila dilayani seperti golongan awam. Golongan manusia seperti ini dipanggil dengan bertukar fikiran dengan cara yang lebih baik.
c.         Pedoman berdakwah
1.    Dakwah lebih banyak berorientasi kepada materi yang diajarkan. Dakwah itu hendaknya ditujukan semata-mata karena Allah dan untuk memperoleh ridlo-Nya, bukanlah untuk orang yang berdakwah dan bukan juga untuk golongannya atau kaumnya. Rosulullah diperintahkan berdakwah agar membawa manusia menuju ke jalan Allah dan untuk agama semata.
2.    Dakwah hendaklah dlakukan dengan Hikmah
Yang dimaksud dengan “Hikmah” di sini, hendaklah dakwah berisikan ilmu pengetahuan yang mampu mengunggkap faedahnya untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia. Islam sangat menghargai kajian-kajian ilmiah, tidak seperti penganut agama selain Islam. Ilmuan sering kali menjadi korban hasil temuannya, seperti Galileo, Arius, Bruno Bauer, George van Paris, dll, yang bertentangan dengan pendapat gereja.
Untuk itu seorang da’i harus memilih materi yang sedang dihadapi oleh manusia pada zamannya. Kalau manusia modern sekarang yang dihadapi adalah bagaimana cara mengentaskan dampak negatif dari akibat industrialisasi, kemudian muncul polusi maka ia harus mampu memecahkan kesulitan yang dihadapi umatnya.
Industrialisasi maju tetapi pencemaran dapat ditekan sampai titik minimal. Demikian ini tidak gampang, oleh sebab itu dakwah harus disampaikan dengan metode yang tepat dan gaya yang pas, sehingga mereka tertarik dan tidak merasa berat menerima ajakannya, karena adanya dakwah tersebut mampu membuat solusi yang baik. Oleh sebab itu dakwah harusdilakukan oleh orang-orang yang profesioanal dibidangnya masing-masing.
3.    Dakwah hendaklah dilakukan dengan Mau’idzah Hasanah, lemah lembut, dengan cara yang baik, dan tidak menimbulkan kegelisaan dan ketakutan karena meras dipaksa. Dalam tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa maksid Mau’idzah Hasanah adalah Uraian yang menyentuh hati yang mengantarkan kepada kebaikan. Berhasil atau tidaknya tujuan dakwah sangat banyak dipengaruhi oleh metode atau cara berdakwah. Namun boleh juga diselipkan materi pelajaran yang berisikan adzab-adzab dan hukuman yang diancamkan Tuhan kepada mereka yang sengaja berbuat dosa dan kemungkaran, dengan maksud merega menghindari perbuatan yang menimbulkan ancaman Tuhan tersebut.
4.    Bila dalam dakwah terjadi perdebatan atau bantahan dengan kaum musyrikin atau Ahli Kitab, hendaklah menjawab bantahan mereka dengan bantahan yang baik. Perdebatan yang baik ialah perdebatan yang dapat menghambat timbulnya hal-hal yang negatif seperti sombong, gengsi, dll. Hal ini sangat penting diperhatikan, sebab dengan cara ini orang akan merasa dihargai dan dihormati, sehingga dalam diri mereka akan timbul rasa simpatik yang akhirnya mengikuti ajakan dan seruan para da’i.
5.    Serahkanlah segala usaha dan perjuangan kepada Alloh, sebab hanya Dialah yang Maha Mengetahui siapa-siapa yang akan diberi petunjuk atau hidayah dan siapa-siapa yang tidak diberinya. Tugas da’i hanyalah menyampaikan ajaran agama dan bukan menentukan hasilnya.
6.    Dakwah hendaklah dilakukan dengan cara berulang-ulang dan tidak boleh berhenti karena mengalami hambatan, gangguan ataupun rintangan.
7.    Pemberian dakwah harus berwibawa jangan sampai ada anggapan bahwa dia sama saja dengan mereka.
8.    Pemberian dakwah harus memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan ilmu yang luas, sehingga tidak membosankan bagi pendengarnya.
9.    Pemberi dakwah harus mempunyai kesehatan fisik dan mental. (DEPAG, hal 113-116)


2.        QS. Asy-Syu’ara : 214-216
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan".(QS. Asy-Syu’ara: 214-216)
a.      Penjelasan
Kata ‘Asyirota artinya anggota suku yang terdekat, kata tersebut berasal dari ‘Aasyaro yang artinya bergaul. Kata Janaakha  arti aslinya adalah sayap. Hal ini menggambarkan perilaku seseorang disamakan dengan burung yang merendahkan sayapnya apabila hendak mendekati lawan jenisnya atau melindungi anaknya. Kata attaba’a artinya mengikuti namun menurut mufassir Ibnu Asyur ia menerjemahkan dengan Beriman.
Dalam suatu hadits dari Abu Hurairah menyatakan : “Tatkala ayat ini turun, Rosululloh memanggil orang-orang Quraisy berkumpul di bukit Shafa. Di antara mereka adayang datang secara langsung dan ada yang mengirimkan wakilnya. Setelah mereka berkumpul, kemudian Rosululloh berkhobah: “Wahai kaum Quraisy, selamatkan dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak bisa memberi mudlarat dan tidak pula memberi manfaat kepadamu. Ketahuilah bahwasanya aku hanya dapat menghubungi karibku di dunia ini saja”. Dalam riwayat lain oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas, dijelaskan bahwa setelah Rosululloh menyeru kepada kaumnya itu lalu Abu Lahab, paman beliau berkata: “Celakalah engkau wahai Muhammad hari ini, apakah engkau panggil hanya untuk ini? Maka Allah menurunkan ayat : Tabbat yadaa Abii lahabin”
Setelah itu, ayat ini menegaskan bahwa mula-mula dakwah Nabi ditujukan kepada keluarga atau kerabat dekatnya, kemudian secara berangsur-angsul menyeru masyarakat sekitarnya dan akhirnya kepada manusia seluruhnya. Mula-mula dakwah secara sembunyi-sembunyi, kemudian setelah pengikutnya kuat dilakukan secara terang-terangan. Inilah awal perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk memulai dakwah menyiarkan agama Allah agar manusia  mentauhidkan kepada-Nya dan beramal shaleh.
Secara global (Ijmali) ketiga ayat di atas menjelaskan kepada kita umat Islam bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar menyampaikan dakwahnya kepada keluarga atau kerabat terdekat seperti istrinya, anak-anaknya dan perintah bersikap lemah lembut dan penuh kasih  sayang kepada orang-orang yang mengikuti ajakannya dan memberi peringatan dan ancaman akan adzab yang pedih kepada yang mendurhakain dakwahnya. Isi dakwahnya untuk menyakini dan mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah Tuhan yang Maha Esa.
Pada ayat 125 ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar berkalu dan bersikap rendah hati, lemah lembut, memperdulikan orang lain dan tidak sombong kepada orang-orang yang mengikuti seruannya, sehingga hati mereka lebih tertarik dan menyenangi agama yang baru dianut; dapat terjalin hubungan kasihsayang, mencintai dan menolong serta menbela sesama mukmin.
Dalam ayat 216 ini Allah SWT. memberikan petunjuk kepada Nabi Muhammad dalam menjalankan dakwahnya, yaitu apabila kerabat karib, keluarga dekat tidak mengindahkan seruannya, maka katakanlah kepada mereka bahwa engkau tidak bertanggungjawab  atas keingkaran dan kedurhakaan mereka, bahwa Allah mengancam dengan adzab-Nya yang sangat keras sebagai balasan terhadap sikap dan perbuatan mereka, takseorang pun mampu melepaskan diri dari adzab itu. Hanya orang-orang beriman dan beramal shaleh yang dapat terhindar dari adzab Allah di akhirat nanti.
b.      Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Ada tiga metode yang digunakan untuk berdakwah yaitu Al-Hikmah, Al-Mau’idzah Hasanah dan Al-Mujadalah.
2.      Dalam menggunakan metode dakwah, seorang Muballigh harus memperhatikan objek dakwahnya
3.      Hendaklah dakwah dilaksanakan semata-mata karena Allah dan mengharap ridlonya.
4.      Hendaklah dakwah dilakukan dengan hikmah dengan cara baik dan lemah lembut.
5.      Bila terjadi perdebatan, hendaklah dijawab dengan perdebatan yang baik.
6.      Berhasil tidaknya usaha dakwah hendaklah dikembalikan kepada Allah. Tugas para da’i hanyalah menyampaikan agama Allah, berhasil atau tidak terserah kepada keputusan-Nya.
7.      Mula-mula Rosululloh melakukan dakwahnya kepada kerabat dan keluarga terdekat, kemudian kerabat yang jauh dan akhirnya kepada seluruh manusia.
8.      Rosululloh diperintahkan oleh Allah agar bersikap lemah lembut dan berlaku hormat serta rendah hati, mengasihi dan mencintai kepada orang-orang mukmin. Selanjutnya perintah ini juga ditujukan kepada kita ummat Nabi Muhammad.
9.      Apabila orang-orang yang diseru mengikuti ajaran Allah tidak menghiraukannya, tidak mengikuti ajakan tersebut dan mendurhakainya, maka beritahukan tentang ancaman berupa azdab Allah yang akan ditimpahkan kepada mereka. Tidak ada seorang pun yang terhindar dari adzab-Nya kecuali orang-orang yang beriman danberamal sholeh.
3.        QS. Al-Hijr : 94-96
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِين إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokkan kamu, yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah, maka mereka kelak akan mengetahui akibat-akibatnya.” (QS. Al-Hijr: 94-96)
a.        Penjelasan
Ayat 94 ini memerintahkan kepada kaum Nabi Muhammad saw., agar menyampaikan ajaran agama Allah secara terang-terangan, tidak sembunyi-sembunyi, tantanglah orang musyrik itu, jangan memperdulikan apa yang mereka katakan dan janganlah kamu takut kepada mereka.
Sebagai seorang ahli tafsir mengintepretasikan وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِين dengan tidak memperdulikan segala tingkah laku orang-orang musyrik yang telah mendustakan, memperolok-olok dan menentang kamu, tindakan mereka yang menghalang-halangimu jangan dijadikan kendala untuk menyiarkan agama. Dia (Allah) menjagamu dari gangguan mereka.
Ayat 95-96 ini menegaskan kepada Nabi Muhammad saw. dan orang-orang mukmin bahwa Allah akan menjaga dan memelihara Nabi dan pengikutnya dari orang-orang musyrik Makkah yang meremehkan, menghina dan memperolok-olok Nabi serta mengotori kesucian Al-Qur’an,
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang-orang musyrik Makkah yang sangat meremehkan ajaran Al-Qur’an  di antaranya adalah Al-Walid bin Mughirah, Al-Ash bin Wa’il, Al-Haris bin Qais, Aswad bin Abdul Jaghut dan Aswad bin Muththalib. Dalam sejarah dikenal bahwa penyebab kematian mereka dikarenakan sikap mereka memperolok-olok dan mendustakan ajaran Allah.
Allah mengetahui bahwa Nabi Muhammad prihatin dan sedih melihat sikap dan tingkah laku orang-orang musyrik Makkah. Untuk mengobati hati yang sakit ini, Nabi memperbanyak tasbih, dzikir, tahmid, takbir, sembahyang dan melakukan ibadah-ibadah lainnya serta menahan hawa nafsu. sifatNabi ini hendaknya dijadikan contoh teladan oleh orang-orang mukmin dalam menghadapi permasalahan. Serahkanlah segalanya kepadaAllah niscaya Dia akan memberikanjalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Di zaman Rosulullah belum ada media massa seperti sekarang ini, belum ada media cetak, elektronika, surat kabar, radio, film, dan televisi sehingga dakwa hanya dilakukan dengan lisan. Kemudian setelah beliau menerima tuntunan atas pedoman dari Allah dengan datangnya ayat pertama, beliau lalu memberikan dakwahnya kepada istrinya, keluarganya, teman-teman dekat. Mula-mula dengan sembunyi-sembunyi karena khawatir terhadap fitnah kaum Quraisy yang belum mau melepaskan tradisi mereka. Akhirnya dakwah yang diberikan diarahkan untuk memberikan dasar-dasar keyakinan sekaligus membentuk kepribadian masyarakat supaya kuat dantahan uji dan penuh ketabahan serta kesabaran.
Setelah keyakinan dianggap kuat dengan ikatan kemasyarakatan walaupun masih terbatas, tetapi telah dianggap mampu menerima tantangan. Setelah itu barulah Allah memerintahkan melakukan dakwah secara terang-terangan.
Dengan sikap maju terus tanpa mundur disertai keyakinan, sikap bijaksana, tutur bahasa yang baik dan benar di dalam berdakwah serta pemaaf dan lemah lembut, maka Islam mendapat sambutan dimana-mana. Namun demikian walaupun awal mulanya Rosululloh selalu mendapat rintangan, tantangan, hinaan tetapi hari demi hari pengikut Islam semakin bertambah banyak bahkan persatuan dan kesatuan pengikutnya menjadi kokoh dan kuat, lebih-lebih setelah masuk Islamnya dua pemuda perkasa, Hamzah bin Abdul Mutholib dan Umar bin Khattab kemenangannya semakin nampak karena pemuda tersebut sangatkeras membela agama Islam, menjadi pembela kebenaran dan pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Akhirnya syiar Islam semakin menyebar di Semenanjung Arabia. (DEPAG, hal 126-128)
b.        Kesimpulan
1.    Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan ajaran Allah secara terang-terangan kepada kaum musyrikin Makkah
2.        Allah memerintahkan agar Nabi dan pengikutnya tidak gentar dan takut terhadap sikap dan tingkah laku orang-orang musyrikin Makkah yang selalu memusuhi dan menghina Nabi dan ajaran yang didakwahkannya sebab Allah menjamin akan memelihara dan menjaga Nabi dan pengikutnya dari malapetaka yang menimpa mereka.
3.        Allah juga memberikan penjelasan kepada Nabi bahwa pada akhirnya nanti orang-orang musyrikin Makkah akan mengetahui akibat-akibat yangakan ditimpa kepada mereka
4.        orang-orang yang unggul dan berkualitas akan menjadi pemenang dalam memperebutkan dunia ini.
4.        Hadits-hadits tentang Kewajiban Berdakwah
a.      HR. Bukhari
Artinya : “Dari Abdullah ibnu Umar, Bahwa Nabi saw. bersabda : “Sampaikan dariku walaupun satu ayatdan ceritakan tentang kaum bani Isra’il karena yang demikian itu tiada dosa, Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka bersiaplah tempatnya di Neraka.” (HR. Bukhari no. 3202)
Hadits diatas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. memerintahkan untuk menyampaikan apa yang bisa ditangkap dari beliau, hadits ini tidak mensyari’atkan bahwa untuk menyampaikan dakwah harus mempunyai bekal ilmu yang memadai dulu baru bisa untuk mengajak orang lain, namun dalam berdakwah bisa dilakukan walau pada saat itu baru satu atau dua ayat yang dipahami. Hal demikian dapat dipahami dari ungkapan (Walau ayah) dan dakwah tidak selalu harus berbentuk ceramah, pidato, atau debat. Hemat penulis dakwah dapat juga bisadilakukan dengan memberi contoh yang baik  dan istiqomah dari hasil mengkaji ayat-ayat Allah dan Hadits Rosululloh. Sehingga orang lain akan melihat dan akhirnya tertarik dan mengikuti.
b.      HR. Abu Daud, Ahmad Nasa’i, Turmudzi dan Ibnu Majah
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rosululloh saw. bersabda :”Barang siapa yang hendak mengajak kepada kebaikan maka dia akan memperoleh pahala atas perbuatan baiknya itu serta pahala orang yang mengikuti serta melaksanakan dengan tanpa dikurangi sedikit pun. Sebaliknya bagi siapa saja yang mengajak kesesatan atau kemungkaran, maka dia mendapat dosa orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR. Abu Daud, Ahmad Nasa’i, Turmudzi dan Ibnu Majah)
Nabi Muhammad saw. menjelaskan kepada kita bahwa pahala orang berdakwah itu besar bukan saja pahala yang diberikan Allah atas perbuatan baiknya yang dilakukan sendiri, tetapi juga akan diberikan pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikuti perbuatan baik yang dianjurkan. Pahala ini diberikan oleh Alloh hingga hari akhir tanpa dikurangi sedikitpun. Hal ini menunjukkan sifat Rahman dan Rahim-Nya yang dikaruniakan kepada orang-orang yang dikehendaki.
Sebaliknya, orang yang melakukan kejahatan dan kemudian dia menganjurkan atau mengajak orang lain untuk melakukan seperti yang dia lakukan, maka orang tersebut mendapatkan dosa atas perbuatannya, maka orang tersebut mendapat dosa atas perbuatan yang dilakukan dan ditambah dosa sebanyak dosanya orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun sampai hari kiamat.
c.       HR. Bukhari Muslim
Artinya: “Dari Annas ra. Nabi saw. , beliau bersabda: “Permudalah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan menakut-nakuti”. (HR. Bukhari Muslim)
Hadits dia atas memerinthkan kepada umat Islam agardalam menjalankan dakwahnya supaya dilakukan dengan sikap lemah lembut. Tutur kata yang baik, fleksibel, metode yang baik, menggunakan bahasa yang mudah difahami sehingga orang yang diseru tertarik, mengikuti ajakan serta senang terhadap yang didakwahkan. Peringatan dengancaralemah lembut dan bijaksana lebih menyentuh hati dan dapat mengenai sasaran dabanding dengan peringatan yang keras dan kasar.
Janganlah dakwah itu dilakukan dengan kasar, menakut-nakuti, memaksa atau memberi ancaman, karena cara-cara dakwah seperti itu tidak menyebabkan orang yang diseru senang dan mendekat tetapi menjauhi, tidak mengikuti ajakan bahkan memusuhi dan bisa menghalang-halangi. Janganlah mengungkit-ungkit kesalahan yang mereka lakukan tanpa di sadari atau disengaja.
Prilaku baik dan lemah lembut yang ditampilkan Rosululloh terhadap umatnya yangmencaci maki, membenci, memusuhi, dan menghina kepada beliau patut kita jadikan suri tauladan. Karena cara dakwah seperti itu dapat mengubah ummat yang jahiliyah menjadi bertauhid, menghargaidan menghormati orang lain. Pada akhirnya mereka disegani, dihormati dan ditakuti oleh musuh.
Kemudian perintah Alloh untu berdakwah dengan lemah lembut sepertidiatas tidak kemudian diartikan kita boleh bersikap masa bodoh terhadapkemungkaran dan kemaksiatan, tetapiperintahtersebut dimaksudkan agar dalam melaksanakan dakwah dilakukan dengan cara yang terbaik. Berdakwah diperbolehkan menggunakan cara-cara keras danbahkan memaksa apabila seorang Da’i mempunyai kemampuan baik kekuatan pangkat, jabatan maupun harta dan ia yakin hanya dengan metode tersebut kemungkaran dan kemaksiatan dapat terhenti.
d.       HR. Muslim
Artinya: “Dari Abi Sa’id Al-Khudry ra. Berkata : Aku mendengar Rosululloh saw. bersabda: “Siapapun diantara kamu yang melihat kemungkaran hendaklah mengubahnya dengan tangan atau kekuasaannya. Apabila tidak mampu dengan cara ini, hendaklah menggunkan lisannya, apabila dengan cara itu tidak mampu maka hendaklah dengan hatinya. Demikian itu (cara yang terakhir) adalah termasuk selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
e.       Kesimpulan
1.      Hendaknya dakwah dijalankan dengan cara yang baik, lemah lembut dan membuat orang yang diseru tertarik dan menyenangi yang diserukan kepada mereka.
2.      Dakwah tidak boleh dijalankan dengan cara-cara yang kasar, keras, memaksa atau yang membuat orang menjauhi ajakannya. Namun apabila dalam keadaan terpaksa tidak ada jalan lain dan tidak menimbulkan mudlarat, maka cara-cara dakwah seperti ini diperbolehkan sehingga kemaksiatan dan kemungkaran dapat dihentikan.
3.      Apabila seseorang melakukan perbuatan baik dan mengajak orang lain berbuat baik, maka dia akan memperolehpahala dua kali lipat. Yaitu pahala atas kebaikan dirinya dan orang yang dianjurkannya. Namun apabila ia menganjurkan perbuatan baik kepada orang lain akan tetapi ia sendiri tidak bisa melakukannya maka ia akan mendapatpahala satu yaitu dari seorang yang mengikuti anjurannya saja.
4.      Apabila seseorang mengajak akan kejahatan maka ia akan mendapat dua dosa yaitu dosa atas perbuatannya dan dosa atas perbuatan orang lain atasa jakannya.

LATIHAN SOAL

I.         Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang  paling benar!

1.        Dalam berdakwah, perlu dilakukan dengan metode-metode yang baik sehingga bisa mengena pada objek dakwah. Adapun metode yang tepat untuk golongan yang berpendidikan tinggi adalah...
a.         Memberikan nasihat yang bersifat menggurui
b.        Lebih mengedepankan keteladanan dari pada sekedar lisan
c.         Dengan argumentasi yangrasional dan kuat
d.        Lebih mengedepankan perdebatan
e.         Dengan penuh toleransi
2.        Salah satu metode dakwah yang diajarkan oleh Alloh SWT. adalah Mauidhoh Hasanah, artinya...
a.       Dakwah yang dilakukan dengan menyampaikan atau memberi keterangan yang jelas, tegas, dan tidak meragukan
b.      Uraian yang menyentuh hati yang mengantarkan pada kebaikan
c.       Dakwah yang dilakukan dengan cara dialogis
d.      Dakwah yang dilakukan lebih mengedepankan keteladanan dari pada sekedar lisan
e.       Sesuatu yang menghalangi terjadi kesulitan yang lebih besar
3.        Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh seorang pelajar dalam mensukseskan dakwah Islam adalah...
a.       Tidak mencontek ketika ujian
b.      Melestarikan budaya pacaran
c.       Gemar begadang tanpa alasan
d.      Suka berkata kotor
e.       Ghibah terhadap guru yang tidak disukai
4.        .... وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ.... Lafadz yang bergaris bawah pada petikan ayat disamping mengandung maksud....
a.       Diskusi yang berkepanjangan yang takberujung
b.      Diskusi yang dapat menghambat timbulnya hal-hal yang negatif
c.       Diskusi yang menghasilkan perpecahan
d.      Diskusi yang menghasilkan kelompok-kelompok kecil
e.       Diskusi yang mengungkapkan argumen-argumen yang dipaksakan
5.        Dalam berdakwah, perlu dilakukan dengan metode-metode yang baik sehingga bisa mengena pada objek dakwah. Adapun metode yang tepat untuk golongan awam yaitu...
a.       Secara bertahap dimulai dari yang pokok-pokok agama
b.      Secara revolusional agar cepat tercapainya tujuan dakwah
c.       Secarafrontal agar cepat menerapkan syari’at Islam
d.      Secara tegas dan keras agar karakternyacepat terbentuk
e.       Secara alami sebagaimana air mengalir


فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ  
Lafadz yang bergaris bawah di atas artinya adalah...
a.       Berlepas diri               d. Bersama
b.      Bersatu                       e. Bertanggung jawab
c.       Beserta
6.        Mad’u (objek dakwah) yang harus pertama kali kita sentuh sebagaimana dijelaskan di dalam ayat 214 surat Asy-Syura adalah....
a.       Orang-orang jauh dari lingkungan sekitar
b.      Orang-orang awam
c.       Orang-orang dari kerabat dekat
d.      Orang-orang berilmu
e.       Orang-orang yang memiliki kekuasaan
7.        فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِين  
Pemahaman yang dapat diambil dari QS. Al-Hijr : 94 di atas yaitu, kecuali...
a.       Dalam berdakwah jangan perdulikan pujian dan cacian
b.      Dalam berdakwah jangan pernah takut ujian dan cobaan berupa tantangan
c.       Dakwah harus disampaikan dengan terang-terangan
d.      Dakwah tidak boleh dilakukan dengan sembunyi-sembunyi
e.       Dalam berdakwah boleh takut pada musuh-musuhnya
8.        إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ  Arti yang tepat untuk dalil naqli disamping adalah....
a.       Sesungguhnya kamu menjagamu dari orang-orang yang mengolok-olok kamu
b.      Sesungguhnya aku menjagamu dari orang-orang yang mengolok-olok kamu
c.       Sesungguhnya ia menjagamu dari orang-orang yang mengolok-olok kamu
d.      Sesungguhnya kami menjagamu dari orang-orang yang mengolok-olok kamu
e.       Sesungguhnya ia menjaganya dari orang-orang yang mengolok-olok kamu
9.        Ditinjau dari segi hukumnya, dakwah bagi umat Islam adalah....
a.       Boleh              b. Wajib           c. Makruh        d. Ja’iz             e. Halal
10.    “Ballighu ‘anni walau ayah”
Lafadz “Walau ayah”  pada hadits Rosululloh SAW.  di atas artinya yaitu...
a.       Walau sementara
b.      Walau sesaat
c.       Walau satu ayat
d.      Walau tidak berupa ayat
e.       Walau sebentar
11.    Rosululloh saw. mengajarkan kepada kita untuk mengamalkan amar makruf nahi mungkar dengan cara...
a.       Sesuai dengan kemampuan para sahabat
b.      Sesuai kemampuan para nabi
c.       Sesuai kemampuan setiap individu
d.      Sesuai kemampuan para ulama’
e.       Sesuai kemampuan Rosululloh saw.
12.    Jika kita melihat suatu kemungkaran apa yang harus kita lakukan sesuai hadits Rosululloh saw. kecuali,...
a.       Ubalah dengan kekuasaan
b.      Ubalah dengan lisan
c.       Ubalah dengan do’a
d.      Ubalah dengan kekuatan
e.       Ubalah dengan harta
13.    Dakwah tidak boleh dilakukan dengan cara yang kasar dan memaksa agar...
a.       Orang-orang menjauhi ajakan
b.      Orang-orang tidak menjauhi ajakan
c.       Orang tertarik dengan ajakan
d.      Orang-orang tidak tertarik dengan ajakan
e.       Jawaban b dan c benar
14.    Hadits Rosululloh saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim tentang berdakwah harus dilakukan dengan cara...
a.       Metode yang baik tetapi kasar
b.      Keras dan tidak fleksibel
c.       Memaksa dan menakut-nakuti
d.      Lemah lembut dan fleksibel
e.       Bahasanya Sukar dipahami

II.      Cermati kemudian Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar !

1.        Ada temanmu yang berpendapat bahwa berdakwah harus mempunyai keahlian khusus, terutama bahasa Arab dan mengerti tafsir Al-Qur’an serta Al-Hadits sehingga kalau tidak mempunyai bekal tersebut tidak boleh berdakwah, bahkan tidak ada kewajiban berdakwah baginya. Bagaimana menurut pendapat anda tentang temanmu tersebut ?

2.        Zainal adalah seorang siswa Aliyah, ia selalu memiliki prinsip bahwa tidak ada yang ia takuti kecuali Allah SWT. pada suatu saat terdapat sekelompok pemuda yang menenggak minuman keras di daerahnya. Melihat kejadian tersebut Zainal menasihati sekelompok pemuda tersebut agar tidak meneruskan budaya tercela tersebut. Bagaimana pendapatmu mengenai sikap Zainal tersebut ?


3.        Very merupakan seorang siswa Aliyah, pada suatu saat di bulan Ramadlon, ia diberi amanat oleh masyarakat setempat untuk memberikan kultum setelah sholat tarawih. Walaupun Very seseorang yang tergolong biasa saja dalam ilmu agama di sekolahnya, namun ia tetap melaksanakan amanat tersebut sesuai kemampuan yang dimilikinya. Bagaimana pendapat anda mengenai sikap Very tersebut ?


KUNCI JAWABAN

I.
1. C
6. E
11. C

2. B
7. C
12. C

3. A
8. E
13. E

4. B
9. D
14. E

5. A
10. B
15. D

II.
1.    Sesuai hadits Rosululloh saw. Yang diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu bahwasanya berdakwah tidaklah harus memiliki kemampuan yang khusus seperti yang dinyatakan oleh temanku, tetapi berdakwah ialah sesuai kemampuan individu masing-masing meskipun hanya satu ayat yang ia ketahui maka gugurlah kewajibannya dalam berdakwah jika yang diketahuinya telah disampaikan kepada orang lain. Jika penyampaian dakwahnya benar menurut syari’at Islam maka iaakan mendapat pahala ganda yaitu pahala atas dirinya dan pahala atas oranya yang melakukan dakwah baiknya tersebut. Tetapi jika yang didakwahkannya keburukan maka sebaliknya dia akan memperoleh dosa yang ganda juga. Yaitu dosa atas dirinya dan dosa atas oranya yang melakukan dakwah baiknya tersebut.

2.    Sesuai hadits Rosululloh saw. Yang diriwayatkan oleh Muslim, yang mana Zainal harus lebih berhati-hati dalam menasihati sekelompok para peminum minuman keras tersebut, karena juga membahayakan bagi keselamatan Zainal. Jika ia langsung menasihati mereka tanpa berpikir akhibatnya maka menutup kemungkinan bahwa Zainal juga akan celaka. Sebaiknya jika Zainal tidak kuasa mengingatkan dengan lisannya maka cukup mendo’akan mereka agar sadar akan perbutan mereka yang tidak baik tersebut. Itulah cara yang selemah-lemahnya Iman. Hati kita harus mengimani bahwa Allah yang akan menegur mereka sendiri.

3.    Sesuai hadits Rosululloh saw. Yang diriwayatkan oleh Bukhari, tindakan very telah sesuai yang disyari’atkan oleh Rosululloh saw. yaitu menyampaikan ilmu sesuai kemampuannya sendiri. Tanpa ada perasaan minder dengan dirinya walaupun ia seorang yang biasa saja. Tapi ia yakin yang disampaikannya termasuk ilmunya Allah SWT. dengan niat menyampaikan amanat yang telah diembannya.

Waallohu’a’lam...


BAB II
POLA HIDUP SEDERHANA DAN
PERINTAH MENYANTUNI PARA DU’AFA


PETA KONSEP

Organization Chart

MATERI TENTANG POLA HIDUP SEDERHANA DAN
PERINTAH MENYANTUNI PARA DU’AFA

1.        QS. Al-Furqan : 67
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”.
Pada ayat di atas  dengan jelas menyebutkan, apabila manusia atau orang yang beriman yang ingin membelanjakan hartanya, maka ketika membelanjakan tersebut dia tidak boleh berlebih-lebihan, dan juga tidak terlalu kikir., melainkan berada di tengah-tengan (moderat). Secara etimologi, kata al-Israf berasal dari kata al-saraf . Menurut al-Asfahani kata al-Israf berarti tindakan melampaui batas padab semua perbuatan yang dikerjakan manusia. Dengan demikian membelanjakan harta untuk sesuatu yang dilarang Allah, maka inilah yang dimaksud dengan al-Israf (melampaui batas).
Disamping larangan membelanjakan harta secara Israf, Allah juga melarang bersifat kikir. Allah SWT. berfirman: وَلَمْ يَقْتُرُوا (dan tidak pula kikir). Secara etimologi, al-qatr yaitu meminimkan nafkah. Kata ini semakna dengan al-Bukhl, lawan dari al-Israf. Sedangkan secara syar’i, al-qatr berarti menahan diri dari membelanjakan harta dalam ketaatan kepadah Allah SWT.
2.        QS. Al-Isra’ : 26-27
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Ayat 26 ini Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menunaikan kewajiban yaitu memenuhi hak keluarga dekat, orang-orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan. Memenuhi kewajiban yang dimaksut pada ayat tersebut adalah menyantuni mereka dengan membantu memenuhi kebutuhan pokok yang diperlukan mereka.
Berdasarkan ini pula bahwa Islam memacu umatnya untuk mengadakan kepedulian sosial sebagai dasar terciptanya ketentraman dan kedamaian masyarakat. Dengan demikian bantuan kepada orang yang sungguh-sungguh memerlukan bantuan berarti meringankan beban penderitaannya. Baik itu keluarga dekat, orang-orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan dengan tujuan yang di benarkan oleh agama.
Di akhir ayat ini Allah melarang kaum muslimin membelanjakan harta secara boros, larangan ini bertujuan agar kaum muslimin dapat mengatur pengeluaran hartanya dengan perhitungan yang cermat sesuai dengan keperluannya tepat mengenai sasaran yang dituju sesuai ketentuan agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya melebihi dari yang seharusnya. Dengan kata lain dilarang berlaku boros.
Pada ayat27 masih mengenai larangan boros di dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan. Ungkapan ini adalah celaan terhadap pemboros. Yang dimaksud pemboros dalam ayat ini orang-orang yang menghambur-hamburkan harta kekayaannya dalam perbuatan ma’syiat dan perbuatan lainnya di luarperintah Allah, mereka layak dikatakan sebagai saudara-saudara syaitan. Di dunia mereka tergoda oleh syaitan dan di akhiratmereka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam bersama syaitan itu pula.
KESIMPULAN
1.    Keluarga dekat, orang-orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan urusan agama harus disantuni dengan baik agar kebutuhanyang dibutuhkan mereka terpenuhi,
2.    Di dalam membelanjakan harta kekayaan tidak boleh boros melebihi kepentingan yang diperlukan menyalahi aturan agama,
3.    Orang-orang boros di dalam membelanjakan harta kekayaannya dinyatakan oleh Allah sebagai saudara syaitan. Mereka akan mengalami kesusahan di dunia dan mengalami murka Allah di akhirat kelak.
3.        Hadits-hadits tentang hidup sederhana dan menyantuni dhu’afa
a.      Hadis Riwayat Ibnu Majah dan Ahmad
Artinya: “Abdulloh bin Amr, Ia berkata bahwasanya Rosululloh saw. melewati Sa’ad yang sedang berwudlu’, lalu Rasululloh bersabda: “Alangkah borosnya wudlu’mu wahai Sa’ad ! lalu Sa’ad bertanya “apakah dalam wudlu’ ada pemborosan? Rasululloh saw. menjawab: “Ya walaupun kamu berada di dalam suangai yang mengalir.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)


b.      Hadis Riwayat Bukhari
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepadaa kami Hasyim dari bapaknya dari Hakim bin Hiram radiyallohu ‘anhu dari Nabi SAW. bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah, maka mulailah untuk orang-orang yang menjaditanggungaanmu dan shadaqah yang paling baik adalah dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan dirinya). Maka barang siapa yang berusaha memelihara dirinya. Allah akan memeliharanya dan barang siapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya”. Dan dari Wuhaib berkata, telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi SAW. seperti ini”. (HR. Bukhari)
c.       Hadis Riwayat Imam Turmidzi
Artinya: “Dari Miqdad bin Ma’di Karib berkata: “Aku mendengar Rasululloh saw. bersabda: “Tidak ada yang lebih jahat dari pada orang yang memadati lambung perutnya dengan makanan untuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan hendaknya perut diisi sepertiganya dengan makanan, sepertiganya dengan air (minuman, sepertiganya lagi untuk udara (bernafas).” (HR. Imam Turmidzi)
d.      Hadis Riwayat Abu Dawud dan Ahmad
Artinya: “Dari Umar bin Syuaib, dari bapaknya, dari kakeknya ia berkata. Rosululloh saw. bersabda :” Makanlah dan minumlah, bersedekahlah danberpakaianlah, tidak sombong dan tanpa berlebih-lebihan. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

LATIHAN SOAL

I.         Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang  paling benar!

  1. Pada hakikatnya semua yang ada pada diri kita termasuk harta benda merupakan titipan dari Alloh SWT. maka konsekuensi logis kita sebagai seorang beriman adalah..
a.       Mencarilalu menghambur-hamburkannya sesuai dengan kesenangan kita
b.      Tidak perlu mencari rizki karena telah ditetapkan oleh Allah SWT.
c.       Mencari rizki siang malam tanpa mengenal lelah
d.      Mencarinya lalu menggunakan sesuai dengan aturan Allah SWT.
e.       Menggunakan sesuai kebutuhan manusia
  1. وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
Arti ayat yang digaris bawahi di atas adalah...
a.       Dan tidak berlebih-lebihan
b.      Dan tidak pula kikir
c.       Dan tidak sombong
d.      Dan tidak boros
e.       Dan tidak menghambur-hamburkan
3.        Firman Allah ayat 27 surat Al-Isra’ menyebutkan bahwa seseorang yang mengeluarkan hartanya secara boros maka tergolong sebagai...
a.       Jutawan                             d. Kaya raya
b.      Syaitan                              e. Pekerja keras
c.       Iblis
4.        QS. Al-Isra’ ayat 26-27 merupakan hujjah bahwa orang-orang miskin dan musafir memiliki hak dari kita berupa...
a.       Tempat tinggal                  d. Mendapat ZIS
b.      Perjamuan                         e. Ukhuwah Islamiyah
c.       Sopan santun
5.        Apabila diamati sekilas secara dhahir seseorang yang mengeluarkan sejumlaah harta untuk kepentingan fi sabilillah hartanya akan berkurang. Maka ada sebagian orang yang mengatakan bahwa tidak termasuk kategori kikir apabila tidak mengeluarkan uang untuk kepentingan tersebut. Pernyataan semacam ini adalah....
a.       Benar sebab secara dhahir apabila mengeluarkan harta, harta tersebut akan berkurang
b.      Salah karena sebagian harta yang diberikan oleh Allah ada sebagian milik mustahiq
c.       Benar sebab agama Islam mengajarkan hidup hemat
d.      Benar sebab agama Islam melarang umatnya untuk hidup boros
e.       Salah sebab seseorang memiliki sejumlah harta

6.        Di dalam uraian tafsir QS. Al-Isra’ ayat 26 disebutkan bahwa ZIS dianjurkan supaya mendahulukan kerabatdekat dari pada yang lain, hal ini mengandung sebuah hikmah yaitu...
a.       Dapat menimbulkan kesenjangan
b.      Dapat menerapkan teori nepotisme
c.       Dapat mempererat hubungan kekeluargaan
d.      Dapat menjaga keruntuhan keluarga
e.       Jawaban c dan d benar
7.        وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
Kalimat yang memiliki garis bawah di atas artinya adalah....
a.       Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan
b.      Sesungguhnya syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhaannya
c.       Dan berikanlah kepada keluarga dekat akan haknya
d.      Dan janganlah kamu menghamburkan hartamu secara boros
e.       Janganlah kamu mengeluarkan harta yang ridak berguna
  1. Kikir adalah salah satu sikap tercela yang dapat menimbulkan beberapa akibat negatif, antara lain, kecuali...
a.       Akan dikucilkan dari masyarakat
b.      Akan mudah dicemooh orang lain
c.       Akan dibenci oleh masyarakat
d.      Termasuk kategori orang munafiq
e.       Disayangi banyak teman
  1. “Memberi lebih baik daripada menerima” sesuai hadits Rosululloh yang dianalogikan dengan...
a.       Tangan dibawah lebih baik daripada tangan di atas
b.      Tangan di atas lebih baik daripada kaki dibawah
c.       Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah
d.      Tangan dibawah lebih baik daripada kaki di atas
e.       Kaki di lebih baik daripada tangan di atas
  1. Analogikanlah dengan metode otak atik matuk..! Sholat apa yang memiliki atau melakukan tasyahud awal+akhir sebanyak 4 (empat) kali.....
a.       Sholat Subuh seorang makmum masbuq
b.      Sholat Dzuhur seorang makmum masbuq
c.       Sholat Asyar seorang makmum masbuq
d.      Sholat Magrib seorang makmum masbuq
e.       Sholat Isya’ seorang makmum masbuq

II. Cermati kemudian Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar !

1.      Pak wanandi adalah seorang buruh pabrik di suatu kota terkenal, ia memiliki seorang istri dan dua orang anak. Untuk menyenangkan istri dan dua orang anaknya tiap malam ia mengajak mereka untuk pergi jalan-jalan walau dengan menggunakan uang hutangan dari pabriknya. Jelaskan menurut analisamu mengenai sikap pak Saiful ?

2.      Pak Faris merupakan seorang wirausahawan yang cukup sukses di daerahnya, baginya waktu adalah uang. Walaupun dikaruniai oleh Allah SWT. harta yang melimpah ia sangat sulit mengeluarkan sedikit uangnya untuk keperluan fi sabilillah.  Jelaskan menurut pendapatmu dengan sikap pak Faris tersebut ?

3.      Dunia club-ing di kota-kota besar telah merajalela. Para remaja khusunya yang menjadi objek atau sasaran dunia tersebut. Bagaimana pendapatmu mengenai hal tersebut.!?


KUNCI JAWABAN
C
1. D
6. C

2. B
7. D

3. B
8. E

4. D
9. C

5. B
10. D


II.
1.     Sebenarnya niat pak Wanandi untuk menyenangkan seorang istrinya serta ke-dua anaknya itu sangat baik tetapi caranya yang kurang baik, melihat QS. Al-Isra’ ayat 26 bahwasanya Allah melarang sikap menghambur-hamburkan harta secara boros apalagi diperoleh melalui hutang. Sebaiknya niat tersebut dilakukan apabila ia telah mampu mencukupi kehidupannya lalu jika ada sisanya maka ia sisihkan untuk menyenangkan istri dan anak-anaknya tersebut tetapi tidak sesering mungkin. Semuanya melihat kebutuhan juga, karena disetiap rizki yang diberikan oleh Allah kepada kita, disebagiannya terdapat hak mustahiq.

2.    Sikap pak Faris tersebut ialah sikap kikir yang dilarang oleh Allah SWT. yang tertera didalam firman-Nya surat Al-Furqan ayat 67 bahwasanya Allah SWT. melarang bersifat kikir dan juga melarang bersifat berlebih-lebihan melainkan harus moderat(tengah-tengah) karena disetiap harta atau rizki yang Allah berikan kepada hambanya ialah ada sebagian ZIS bagi mustahiq yang harus dikeluarkan sesuai kadar yang telah ditentukan menurut syari’at Allah SWT. apalagi dikeluarkan demi kepentingan fi sabilallah maka akan lebih bermanfaat dan barokah fi ddini waddunya wal akhiroh. Amin

3.    Dunia club-ing adalah salah satu hal pemborosan yang tanpa disadari oleh pelakunya demi kesenangan semata. Yang tidak sesuai dengan firman Alloh surah al-Isra’ ayat 26 bahwasanya Allah telah melarang menghambur-hamburkan hartanya dengan boros dan disusul ayat yang ke 27 nya yaitu sesorang yang boros termasuk saudaranya setan. Apalagi di dunia club-ing yang sangat rawan dengan godaan setan, kadang-kadang cewek dan cowok yang bukan mukhirmnya pun bergaul bersama di dunia tersebut. Naudzubillahi min dzalik...

Waallohu’a’lam...


DAFTAR RUJUKAN

Khamzah, Muhammad._.Modul Hikmah Qur’an Hadits kls 12 smt ganjil. Surabaya: Akik Pustaka
Rohman, Roli._. Modul Hikmah Qur’an Hadits kls 12 smt ganjil. Bojonegoro: Akik Pustaka


2 komentar

Terimakasih kk materi ini sangat memebantu😃

TERIMA KASIH BANYAK, SANGAT BERGUNA


EmoticonEmoticon