logo blog

Friday, July 21, 2017

SEJARAH DAN KONSEP SOSIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaannya, sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.[1] Sosiologi memberikan informasi ke dalam dunia pendidikan tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sedangkan pendidikan Islam mempunyai peran aktif dalam menciptakan generasi yang mampu berinteraksi sosial dengan baik. Pendidikan Agama Islam mengenalkan kepada peserta didik tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Agama Islam.
Pendidikan islam  bisa dianggap berhasil ketika peserta didik mempunyai kemampuan dan potensi untuk dimanfaatkan oleh dirinya, masyarakat, agama, bangsa, dan negara. Di sinilah letak hubungan fungsionalitas dan korelasi antar pendidikan islam dengan sosiologi, karena sosiologi membahas tentang interaksi sosial di masyarakat. Keberhasilan dalam pendidikan agama Islam tidak hanya bisa ditentukan dengan struktur nilai yang disimbolkan dengan angaka, melainkan lebih ditentukan oleh kehidupan interaksi social sehari-hari yang terjadi di sekolah, baik antar masyarakat, sekolah maupun antara sekolah dengan masyarakat sekitar dengan nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu sosiologi mempunyai kontribusi penting bagi pendidikan Agama Islam dalam kaitannya dengan penerapan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Sesungguhnya studi sosiologi sangat penting untuk kita sebagai makhluk sosial. Diri kita sendirilah yang menjadi objek kajian sosiologi karena kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita juga sebagai manusia yang berbudaya yang memiliki norma, nilai dan tradisi.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandangan, metode, dan susunan pengetahuan. Obyek sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. sudut pandangannya ialah memandang hakikat masyarakat kebudayaan, dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsepdan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaannya, dan perkembangan pribadi. Salah satu ini yang mendapat perhatian sosiologi ialah penelitian mengenai tata sosial. Menurut F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Yang termasuk dalam pengertian struktur ini ialah teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya itu dengan tata sosial masyarakat.[2] Keberhasilan dalam pendidikan agama Islam tidak hanya bisa ditentukan dengan struktur nilai yang disimbolkan dengan angka, melainkan lebih ditentukan oleh kehidupan interaksi sosial sehari-hari yang terjadi di sekolah, baik antar masyarakat, sekolah maupun antara sekolah dengan masyarakat sekitar dengan nilai-nilai keIslaman.
Proses sosial biasanya menghasilkan keadaan dan struktur sosial yang sama sekali baru. Proses sosial menciptakan dan menghasilkan perubahan mendasar. Sosiologi mempunyai kontribusi penting bagi pendidikan Agama Islam dalam kaitannya dengan penerapan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Sesungguhnya studi sosiologi sangat penting untuk dibahas karena berguna untuk semua kalangan khusunya umat Islam.

B.                 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.                  Apa pengertian sosiologi pendidikan islam ?
2.                  Bagaimana sejarah lahirnya sosiologi pendidikan islam ?
3.                  Apa konsep sosiologi pendidikan islam ?
4.                  Apa obyek kajian sosiologi pendidikan islam ?

C.                Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah adalah :
1.                  Untuk mengetahui apa pengertian dari sosiologi pendidikan islam
2.                  Untuk memahami bagaimana sejarah munculnya sosiologi pendidikan islam
3.                  Memahami bagaimana konsep sosiologi pendidikan islam
4.                  Mengetahui bagaimana obyek kajian sosiologi pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Sosiologi Pendidikan Islam
Pada awal abad ke-20 sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran pendidikan sehingga lahirlah sosiologi pendidikan. Sebagaimana akhir abad 19, psikologi mempunyai pengaruh besar dalam dunia pendidikan, sehingga lahirlah suatu disiplin baru yang disebut psikologi pendidikan. Wilds dalam Abu Ahmadi mengatakan sosiologi pendidikan dan psikologi pendidikan mempunyai peranan yang kontemporer bagi pemikiran pendidikan. Apabila soiologi pendidikan memandang segala pendidikan dari sudut struktur sosial masyarakat, maka psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari sudut perkembangan pribadi. Tugas pendidikan menurut sosiologi ialah memelihara kehidupan dan mendorong kemajuan masyarakat. Pada umumnya kaum pendidik dewas ini memandang tujuan akhir pendidikan lebih bersifat sosiolistis daripada individualistis.[3]
Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua kalimat yaitu sosiologi dan pendidikan, maka sepintas saja telah jelas bahwa di dalam sosiologi pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya ialah aspke-aspek sosiologi di dalam pendidikan. Dalam sosiologi pendidikan itu akan berlaku dan bekerjasama antara prinsip-prinsip sosiologis dan rinsip-prinsip paedagogis besera ilmu-ilmu bantuannya, misalnya psikologika (ilmu psikologi pendidikan) atau secara konkrit, bahwa di dalam sosiologi pendidikan itu bukan saja terdapat sosiologi ataupun pendidikan, tetapi terdapatlah sosiologi ataupun pendidikan, yang merupakan suatu ilmu yang baru ialah kerjasama antara keduanya, dengan mempergunakan prinsip-prinsip sosiologi di dalam seluruh proses pendidikan meliputi metode, organisasi sekolah, evaluasi pelajaran dan kegiatan-kegiatannya.[4]
Sosiologi menurut Charles A. Ellwood, sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial (Education sociology is the science which aims to reveal the connections at all points between the educative process and the sosial process). Sedangkan menurut Dr. Ellwood sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang yang lain (Education sosciology should be centered about the process of inter-learning-learning from one another). Menurut E.B. Reuter sosiologi pendidikan mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi dari lemaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, dan dibatasi oleh pengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial dari tiap-tiap individu. Jadi prinsipnya antara individu dengan lembaga-lembaga sosial itu selalu saling pengaruh-mempengaruhi (process of sosial interaction).[5]
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Sosiologi Pendidikan Islam adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik sesuai dengan ajaran agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu berhubungan dengan individu yang lain sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang akan mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta mengorganisasikan pengalamannya.

B.                 Sejarah Lahirnya Sosiologi Pendidikan Islam
Suatu ilmu sekurang-kurangnya dapat dirumuskan dalam dua cara: (1) Suatu ilmu adalah suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang diperoleh melalui suautu penelitian ilmiah; (2) Suatu ilmu adalah suatu metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji. Kedua cara tersebut kurang lebih menyatakan hal yang sama. Bila rumusan pertama kita terima, maka sosiologi adalah suautu ilmu sejauh sosiologi mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang didasarkan pada penelitian ilmiah. Sejauh sosiologi meninggalkan mitos, dongeng dan angan-angan, dan mendasarkan kesimpulannya pada bukti-bukti ilmiah maka sosiologi adalah suautu ilmu. Bila ilmu kita definisikan sebagai suautu metode penelaahan, maka sosiologi adalah suatu ilmu sejauh sosiologi menggunakan metode penelaahan ilmiah. Semua gejala alamiah dapat ditelaah secara ilmiah, jika kita bersedia menggunakan metode ilmiah. Segala jenis perilaku, apakah perilaku atom, binatang atau remaja, adalah suautu bidang yang cepat untuk dijadikan penelaahan ilmiah.[6]
Badri Yatim dalam Beni Ahmad berpendapat bahwa prinsip perilaku beragama yang berpatokan pada perilaku kolektif adalah wujud lain dari adanya solidaritas kelompok, baik secara mekanis maupun organis. Ibnu Khaldun (1333-1406 M) sebelum lahirnya Auguste Comte, melahirkan teori tentang solidaritas, yakni ashobiyah yang mencoba menerjemahkan makna bahwa manusia beriman begaikan jasad yang satu, kaljasad al-wahid. Teori ini melahirkan sikap toleransi dalam kehidupan kelompok masyarakat sehingga lahir pula konsep Tasamuh dalam Islam. Artinya, toleransi yang dibangun di atas prinsip Takaful al-ijtima’. Teori ini menjadi landasan utama dalam menganalisis tindakan masyarakat beragama, baik sebagai bagian dari murni masyarakat maupun anggota sebuah instuisi. Rujukan utamanya adalah sabda Rasulullah SAW “Bahwa orang beriman bagaikan bangunan, satu sama lain saling menguatkan”. Setiap individu adalah anggota dari suautu kelompok. tetapi tidak setiap warga dari suautu masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial.[7]
Saat ini fakta menunjukkan bahwa masyarakat mengalami perubahan yang sangat cepat, progresif, dan sering menunjukkan gejala desintegratif (berkurangnya kesetiaan terhadap nilai-nilai umum), jika nilai-nilai umum saja sudah tidak diperhatikan lagi, apalagi dengan nilai-nilai agama. Perubahan sosial yang cepat juga menimbulkan cultural lag(ketinggalan kebudayaan akibat adanya hambatan-hambatan), yang menjadi sumber masalah-masalah dalam sosial masyarakat. Masalah-masalah sosial juga dialami dunia pendidikan. Oleh karena itu, para ahli sosiologi diharapkan mampu menyumbangkan pemikirannya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.[8]
Pendidikan formal di sekolah tidak akan pernah lepas dari campur tangan guru. Guru merupakan seorang administrator, informator, konduktor, dan sebagainya, yang diharuskan memiliki kelakuan dan tabiat yang sesuai dengan harapan masyarakat. Sebagai pendidik dan pembangun generasi, seorang guru diharapkan memiliki tingkah laku yang bermoral tinggi yang dapat ditiru dan dijadikan tauladan bagi para siswa demi masa depan bangsa dan Negara. Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas maupun sekolah, yang akibatnya siswa dapat bebas dalam mengeluarkan pendapat dan mengembangkan kreatifitasnya, atau bahkan sebaliknya, terkekang dan selalu menuruti kemauan guru tanpa bisa berkembang.
Anak dalam perkembangannya dipengaruhi oleh orang tua (pendidikan informal), guru-guru/sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Dari ketiga aspek tersebut, pengaruh lingkunganlah yang paling menentukan. Pendidikan sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang guru/pendidik harus berusaha menganalisis pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusia baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat (dengan sistem sosialnya).
Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif. Perubahan sosial yang cepat itu meliputi berbagai kehidupan, dan merupakan masalah bagi semua instuisi sosial, seperti: industri, agama, perekonomian, pemerintahan, keluarga, perkumpulan-perkumpulan dan pendidikan. maslaah sosial dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia pendidikan. masalah pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan dalam masyarkat merupakan refleksi masalah-masalah sosial dalam masyarkat.[9]
Sosiologi pendidikan merupakan suatu disiplin yang menjadi perhatian, baik ahli sosiologi maupun ahli pendidikan, dan keduanya telah memebrikan kontribusi berharga. Ada beberapa wilayah permasalahan, yang kiranya lebih baik diteliti oleh ahli-ahli sosiologi. Tetapi ada juga wilayah permasalahan lainnya yang lebih baik ditangani oleh ahli pendidikan atau tenaga kependidikan, dan keduaya telah memberikan kontribusi berharga. Ada beberapa wilayah permasalahan, yang kiranya lebih baik diteliti oleh ahli-ahli sosiologi. Tetapi ada juga wilayah permasalahan lainnya yang lebih baik ditangani oleh ahli pendidikan atau tenaga kependidikannya. Yang terpenting, pada keadaan dan tingkat manapun, hendaknya semua upaya penelitian dilakukan secara terarah dan terkendali, dan dengan mengggunakan metodologi yang ampuh.[10]

C.                Konsep Sosiologi Pendidikan Islam
Sesuai dengan sifat manusia yang dinamis, sudah pasti interaksi sosialnya juga mengalami perkembangan dan perubahan. Pada tahapan selanjutnya, proses sosial dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tersebut menyebabkan terjadinya kemajuan. Dan terjadi apa yang dikonsepkan sebagai modernisasi. Beberapa konsep dasar sosiologi, antara lain:[11]
1.      Interaksi sosial: interaksi ini bagaimanapun intensitasnya, selalu dialami oleh tiap individu dan selalu terjadi di masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi dengan makhluk sosial lainya.
2.      Sosialisasi: proses penanaman nilai dan pembelajaran norma sosial dalam rangka pengembangan kepribadian individu yang bersangkutan.
3.      Kelompok sosial: kumpulan manusia paling tidak terdiri atas dua orang, namun biasanya lebih dari itu, diikat oleh nilai dan norma yang sama, serta memiliki rasa persatuan.
4.      Perlapisan sosial: dapat kita contohkan di dalam kelompok sosial terdapat orang-orang berpendidikan rendah, menengah, dan tinggi.
5.      Proses sosial: proses sosial ini dialami oleh semua lapisan masyarakat, proses sosial ini tidak akan pernah berhenti. Masyarakat, cepat atau lambat akan beranjak dari tingkat terbelakang ke tingkat berkembang.
6.      Perubahan sosial: perubahan sosial ini mengarah kepada kemajuan dan masyarakat tersebut mengalami proses modernisasi. Contohnya terjadi perubahan status dari lapisan bawah, ke lapisan tengah, bahkan sampai lapisan atas.
7.      Mobilisasi sosial: mobilitas sosial disini dapat di bedakan menjadi dua,yaitu yang pertama mobilitas vertikal dan yang kedua mobilitas horisontal.
8.      Modernisasi: proses dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tersebut menyebabkan terjadinya kemajuan yang positif.
9.      Patologi sosial: dalam kehidupan sosial terdapat hal-hal yang diangga[ sebagai penyakit masyarakat seperti kejahatan, pengangguran, pelacuran, gelandangan dan masih banyak lagi. Penyakit-penyakit masyarakat tersebut dikonsepkan sebagai pantologi sosial.

D.                Obyek Kajian Sosiologi Pendidikan Islam
Sosiologi dapat memilih berbagai metode dalam melaksanakan kajiannya. Tentu saja metode yang dipilihnya disesuaikan dengan prosedrur, alat dan desain penelitian yang digunakan. Jenis penelitian harus sesuai dengan metode yang dipilih. Begitu juga prosedur dan alat yang digunakan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Maka metode, prosedur, dan instrumen yang digunakan dalam penelitian sosiologi harus sejalan dan mempunyai kesesuaian. Apabila salah satu dari tiga aspek tadi tidak ada kesesuaian, penelitian itu akan mengalami kesulitan yang serius.
Masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan atau bidang kajian sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok antara lain:[12]
1.         Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, yang meliputi:
a.       Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b.      Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
c.       Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural, atau usaha mempertahankan status.
d.      Hubungan pendidikan dengan sistem tingkat/status social
e.       Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural, dan sebagainya
2.         Hubungan antar manusia di dalam sekolah, dalam hal ini yang menjadi kajian yaitu menganalisis struktur sosial di dalam sekolah. Pola kebudayaan di dalam sistem sekolah berbeda dengan apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. Bidang yang dapat dipelajari antara lain :
a.       Hakikat kebudayaan sekolah, sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah
b.      Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang meliputi berbagai hubungan antara berbagai unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola interaksi informal.
3.         Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, jadi yang diutamakan adalah aspek proses pendidikan itu sendiri, bagaimana pengaruh sekolah terhadap murid. Seperti peranan sosial guru, hakikat kepribadian guru, pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan anak, dan fungsi sekolah dalam sosialisasi murid.
4.         Sekolah dalam masyarakat, yaitu menganalisis pola interaksi sekolah dengan kelompok sosial dalam masyarakat di sekitarnya, meliputi:
a.       Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah
b.      Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat luar sekolah
c.       Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan
d.      Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang bertalian dengan organisasi sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.                  Dari pengertian-pengertian yang sudah disebutkan didalam pembahasan, dapat kita simpulkan bahwa Sosiologi Pendidikan Islam adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik sesuai dengan ajaran agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu berhubungan dengan individu yang lain sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang akan mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta mengorganisasikan pengalamannya.
2.                  Ibnu Khaldun (1333-1406 M) sebelum lahirnya Auguste Comte, melahirkan teori tentang solidaritas, yakni ashobiyah yang mencoba menerjemahkan makna bahwa manusia beriman begaikan jasad yang satu, kaljasad al-wahid. Teori ini melahirkan sikap toleransi dalam kehidupan kelompok masyarakat sehingga lahir pula konsep Tasamuh dalam Islam. Artinya, toleransi yang dibangun di atas prinsip Takaful al-ijtima’. Teori ini menjadi landasan utama dalam menganalisis tindakan masyarakat beragama, baik sebagai bagian dari murni masyarakat maupun anggota sebuah instuisi. Rujukan utamanya adalah sabda Rasulullah SAW “Bahwa orang beriman bagaikan bangunan, satu sama lain saling menguatkan”. Setiap individu adalah anggota dari suautu kelompok. tetapi tidak setiap warga dari suautu masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial.
3.                  Beberapa konsep dasar sosiologi yaitu : (1) Interaksi sosial (2) Sosialisasi (3) Kelompok social (4) Perlapisan sosial (5) Proses sosial (6) Perubahan sosial (7) Mobilisasi sosial (8) Modernisasi (9) Patologi sosial.
4.                  Masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan atau bidang kajian sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok antara lain: (1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, yang meliputi: a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan. b. Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan. c. Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural, atau usaha mempertahankan status. d. Hubungan pendidikan dengan sistem tingkat/status social. e. Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural, dan sebagainya. (2) Hubungan antar manusia di dalam sekolah, dalam hal ini yang menjadi kajian yaitu menganalisis struktur sosial di dalam sekolah. Pola kebudayaan di dalam sistem sekolah berbeda dengan apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. (3) Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, jadi yang diutamakan adalah aspek proses pendidikan itu sendiri, bagaimana pengaruh sekolah terhadap murid. Seperti peranan sosial guru, hakikat kepribadian guru, pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan anak, dan fungsi sekolah dalam sosialisasi murid. (4) Sekolah dalam masyarakat, yaitu menganalisis pola interaksi sekolah dengan kelompok sosial dalam masyarakat di sekitarnya.

B.                 Saran
Dalam pendidikan interaksi sangatlah dibutuhkan, manusia sebagai makhluk sosial harus memahami sosiologi pendidikan itu sendiri. Semoga makalah ini bermanfaat bagi segenap pendidik dan pelajar sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial, (Bandung: PT Rineka Aditama, 2009)
M. Elly Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2008)
Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan.,
Https://yuliantihome.wordpress.com/makalah/sosiologi-pendidikan-islam/ di akses pada tanggal 09 Februari 2017





[1] Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial, (Bandung: PT Rineka Aditama, 2009), Hal.6.
[2] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Hal. 3.

[3] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan., Hal. 1.
[4] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan.,  Hal. 5-6.
[5] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan., Hal 6-7.
[6] Ibid.
[7] M. Elly Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2008), Hal. 99.
[8] Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan., Hal. 46.

[9] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Hal. 14.
[10] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan., Hal. 21.
[11] Https://yuliantihome.wordpress.com/makalah/sosiologi-pendidikan-islam/ di akses pada tanggal 09 Februari 2017

[12] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan., Hal. 25


EmoticonEmoticon