PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Salah satu
komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum merupakan
salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum
harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945
yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola kehidupan
suatu negara banyak ditentukan oleh sistem kurikulum yang digunakannya, mulai
dari kurikulum Taman kanak-kanak sampai dengan kurikulum perguruan tinggi. Jika
terjadi perubahan sistem ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada perubahan
sistem pemerintahan dan sistem pendidikan, bahkan terhadap sistem kurikulum
yang berlaku.
Istilah
pengembangan menunjuk pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara
baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat
atau cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami
penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup
mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan
tersebut. Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup penyusunan kurikulum itu
sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian
intensif.
Di dalam
makalah ini yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum, maka peran guru di
dalam pengembangannya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan secara kurikulum yang bersifat sentral maupun desentral, keduanya
memerlukan penerapan dan perkembangan dari peran guru tersebut. Begitu juga
dengan perkembangan kurikulum PAI, maka dari itu makalah ini akan membahas
tentang peran guru terhadap perkembangan kurikulum yang akan membuka wawasan
kita dalam hal peranan guru dalam pengembangan kurikulum PAI.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apakah pengertian dari pengembangan
kurikulum ?
2.
Bagaimanakah peranan guru dalam
pengembangan kurikulum ?
3.
Bagaiamanakah pengembangan kurikulum
PAI ?
4.
Apakah fungsi kurikulum PAI ?
5.
Bagaimanakah proses pengembangan kurikulum
?
6.
Bagaimanakah peranan guru dalam
pengembangan kurikulum PAI ?
C.
TUJUAN MASALAH
Tujuan dari
rumusan masalah tersebut adalah :
1.
Untuk menjelaskan pengertian dari
pengembangan kurikulum
2.
Untuk menjelaskan bagaimanakah peranan
guru dalam pengembangan kurikulum
3.
Untuk menjelaskan bagaimanakah
pengembangan kurikulum PAI
4.
Untuk menjelaskan fungsi kurikulum
PAI
5.
Untuk menjelaskan bagaimanakah
proses pengembangan kurikulum
6.
Untuk menjelaskan bagaimanakah
peranan guru dalam pengembangan kurikulum PAI
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau pengajaran dan
hasil pendidikan atau pengajaran yang harus dicapai oleh anak didik, kegiatan
belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum itu sendiri. Sejalan dengan perkembangan pendidikan, pengertian
kurikulum tidak lagi diartikan dalam arti sempit atau terbatas pada mata
pelajaran saja, tetapi lebih luas dari itu, kurikulum bisa meliputi semua
aktivitas yang dilakukan di sekolah dalam rangka untuk mempengaruhi anak didik
dalam belajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Termasuk di dalamnya
adalah kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi dalam proses
belajar-mengajar, mengevaluasi program pengembangan pengajaran, dan lain
sebagainya.
Menurut Nana
Sudjana, kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-citakan,
untuk anak didik. Artinya hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar
dimiliki anak didik. Semua keinginan atau hasil-hasil belajar yang diharapkan
disusun dan ditulis dalam bentuk program pendidikan yakni kurikulum, yang
bentuk wujudnya adalah buku kurikulum serta petunjuk-petunjuknya. Dalam buku
kurikulum tersebut terdapat hasil atau tujuan apa yang diinginkan, bahan mana
yang harus diberikan, dan pada tingkat atau kelas berapa bahan itu diberikan.
Semua itu dituangkan dalam bentuk Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Dari definisi
di atas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa kurikulum merupakan bagian
dari suatu sistem pengelolaan yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran yang dijadikan pedoman atau panduan bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, atau dengan kata lain, kurikulum merupakan
suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman
belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas
dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran
bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan
pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan
rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi
dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar, antara lain
penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang
disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan
kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis
pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar-mengajar.
Dalam
pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak
pada guru. Guru kurang ikut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal
itu disebabkan karena beberapa hal. Pertama, keterbatasan waktu. Kedua,
kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah
dan administrator. Ketiga, karena pengetahuan dan kemampuan guru itu sendiri.
Hambatan lain
datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari
masyarakat baik dari segi pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik
terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Hambatan yang
lain yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah masalah biaya. Untuk
pengembang kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode,
isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.
B.
Peranan Guru
dalam Pengembangan Kurikulum
Guru memegang
peranan yang cukup penting baik didalam perencanaan maupun pelaksanaan
kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi
kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri, konsep-konsep tentang
kurikulum, guru merupakan penerjemah kurikulum yang datang. Dialah yang
mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan di kelasnya.
Karena guru juga merupakan barisan pengembangan kurikulum yang terdepan maka
guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan kurikulum,
sebagai pelaksana kurikulum maka guru pulalah yang menciptakan kegiatan belajar
mengajar bagi murid-muridnya. Berkat keahlian keterampilan dan kemampuan
seninya dalam mengajar, guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif yang
menggairahkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreatifitasnya anak.
Dilihat dari
segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang
bersifat sentralisasi, desentralisasi, sentral desentral :
1.
Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang
Bersifat Sentralisasi
Dalam peran
ini seorang guru tidak mempunyai peranan dan evaluasi kurikulum yang bersifat
makro, mereka lebih berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus yang terdiri
atas para ahli. Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro.
Guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu
semester, beberapa minggu, atau beberapa hari saja. Kurikulum untuk satu tahun,
satu semester disebut juga program tahunan. Sedangkan kurikulum untuk beberapa
minggu, beberapa hari disebut satuan pelajaran. Program tahunan, atupun satuan
pelajaran memiliki komponen-komponen yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran,
metode dan media pembelajaran dan evaluasi hanya keluasan dan kedalamannya
berbeda-beda. Menjadi tugas gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat
memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan minat dan
tahap pengembangan anak memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi
serta menyusun metode dan alat yang tepat. Suatu kurikulum yang tersusun secara
sistematis dan rinci akan sangat memudahkan guru dalam emplimentasinya.
Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan berstruktur, tapi guru masih mempunyai
tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.
Implementasi
kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreatifitas, kecakapan, kesungguhan
dan ketekunan guru. Guru juga berkewajiban untuk menjelaskan kepada para
siswanya tentang apa yang akan dicapai dengan pengajarannya, membangkitkan
motivasi belajar, menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif dan memberikan
pengarahan juga bimbingan.
2.
Peranan Guru dalam Pengembangan
Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi
Kurikulum
desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam
suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan bagi suatu sekolah
ataupun lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini
didasarkan oleh atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta
kemampuan sekolah, atau sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian kurikulum
terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum
sendiri tetapi kurikulum ini cukup realistis. Bentuk kurikulum ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain :
Pertama, kurikulum sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai dengan
tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan profesional, finansial dan
manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat
memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah (kepala
sekolah, guru), untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum
yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam
pengembangan kurikulum.
Beberapa
kelemahan kurikulum ini adalah 1) tidak adanya keseragaman untuk situasi yang
membutuhkan keseragaman demi persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini kurang
tepat. 2) tidak adanya standart penilaian yang sama sehingga sukar untuk
diperbandingkannya keadaan dan kemajuan suatu sekolah/ wilayah dengan sekolah/
wilayah lainnya. 3) adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa kesekolah/
wilayah lain. 4) sukar untuk mengadakan pegelolaan dan penilaian secara
nasional.5) belum semua sekolah/ daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri.
3.
Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang
Bersifat Sentral Desentral
Untuk
mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran antara
keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral desentral. dalam kurikulum yang
yang dikelola secara sentralisasi desentralisasi mempunyai batas-batas tertentu
juga, peranan guru dalam dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan
dengan yang dikelola secara sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan
hanya dalam penjabaraban kurikulum induk ke dalam program tahunan/ semester/
atau satuan pelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum yang menyeluruh
untuk sekolahnya. Guru-guru turut memberi andil dalm merumuskan dalam setiap
komponen dan unsur dari kurikulum. Dalam kegiatan yang seperti itu, mereka
mempunyai perasaan turut memilki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam pengembangan kurikulum.
Karena
guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikut sertakan, mereka
memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya, dengan demikian pelaksanaan
kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru bukan hanya berperan
sebagi pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang dan juga
pelaksana dan evaluator kurikulum.
C.
Pengembangan
Kurikulum PAI
Pengembangan kurikulum Pendidikan
Agama Islam(PAI) dapat diartikan sebagai:
(1) kegiatan menghasilkan kurikulum PAI atau (2)
proses yang mengkaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan
kurikulum PAI yang lebih baik atau(3) kegiatan penyusunan (desain),
pelaksanaaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI. Dalam realitas
sejarahnya, pengembangan kurikulum PAI tersebut ternyata mengalami perubahan-perubahan
paradigma, walaupun dalam beberapa hal-hal tersebut masih tetap dipertahankan
hingga sekarang. Hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut: (1) perubahan
dari tekanan pada hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks dari ajaran-ajaran
agtama islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana pengaruh dari timur
tengah, kepada pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama islam untuk
mencapai tujuan pembelajaran PAI: (2) perubahan dari cara berpikir tekstual,
normative, dan absolutis kepada cara berpikir historis, empiris, dan
kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama
Islam: (3) perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiuran agama Islam
daripada pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan
produk tersebut: dan(4) perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang
hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI
kearah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, tujuan PAI dan cara-cara
mencapainya.
D.
Fungsi
Kurikulum PAI
1.
Bagi sekolah/madrasah yang
bersangkutan;
a)
sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan agama Islam yang diinginkan atau dalan istilah KBK disebut standar
kopetensi PAI, meliputi fungsi dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi
lintas kurikulum, kompetensi tamatan/lulusan, kompetensi bahan kajian PAI,
kopmpetensi mata pelajaran PAI ( TK,SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA ), kompetensi mata
pelajaran kelas (Kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII);
b)
pedoman untuk mengatur
kegiatan-kegiatan pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah.
2.
Bagi sekolah/madrasah atau
diatasnya;
a)
Melakukan penyesuaian
b)
Menghindari keterulangan sehingga
boros waktu
c)
Menjaga kesinambungan.
3.
Bagi masyarakat;
Masyarakat
sebagai pengguna lulusan (users), sehingga sekolah/madrasah harus mengetahui
hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam konteks pengembangan PAI;
E.
Proses
Pengembangan Kurikulum
Dalam menyusun perencanaan ini kurikulum bisa
berasal dari :
1.
Visi yang dicanangkan
Visi adalah the statement of ideas
or hopes, yakni pernyataan tentang cita-cita atau harapan-harapan yang ingin
dicapai oleh suatu nlembaga pendidikan dalam jangka panjang.
2.
Kebutuhan stakeholders, (siswa,
masyarakat, pengguna lulusan), dan kebutuhan untuk studi lanjutan.
3.
Hasil evaluasi kurikulum sebelumnya
dan tuntutan perkembangan iptek dan zaman.
4.
Pandangan-pandangan para pakar
dengan berbagai latar belakangnya.
5.
Kecendrungan era globalisasi yang
menuntut seseorang untyuk memiliki etos belajar sepanjang hayat, melek sosial,
ekonomi, politik, budaya dan teknologi.
Kelima ide tersebut kemudian diramu
sedemikian rupa untuk dikembangkan dalam program atau kurikulum sebagai
dokumen, yang antara lain berisin : informasi dan jenis dokumen yang dihasilkan
; bentuk/format silsbus ; dan komponen-komponen kurikulum yang harus dikembangkan,
apa yang tertuang dalam dokumen tersebut kemudian dikembangkan dan
disosialisasikan dalam proses pelaksanaannya, yang dapat berupa pengembangan
kurikulum dalam bentuk satuan acara pembelajaran atau SAP, proeses pembelajaran
di kelas atau di luar kelas, serta evaluasi pembelajaran, sehingga diketahui
tingkat efisiensi dan efektivitasnya, dari evaluasi ini akan diperoleh umpan
balik (feed back) untuk digunakan dalam penyempurnaan kurikum berikumnya,
dengan demikian, proses pengambangan kurikum munutut adanya evaluasi secara
berkelanjutan mulai dari perencanaan, implementasi hingga evaluasinya itu
sendiri.
Karena itu,
pengembangan kurikulum PAI perlu dilakukan secara terus menerus guna merespon
dan mengantisipikasi pengembangan dan tuntutan yang ada tanpa harus menunggu
pergantian Menteri Pendidikan Nasional atau Menteri Agama. Apabila saat ian
masyarakat sudah memasuki era globalisasi, baik dibidang iptek maupun sosial,
politik, budaya dan etika. Hal ini akan berimplikasi pada banyaknya masalah pendidikan
yang harus segera diatasi, tanpa harus menunggu nunggu keputusan dari atas.
F.
Peranan Guru
dalam Pengembangan Kurikulum PAI
Dalam konteks
pendidikan Islam, Kamrani Buseri menekankan bahwa peranan pendidik adalah untuk
menumbuhkan nilai Illahiah terhadap peserta didik, nilai Illahiah berkaitan
dengan konsep tentang ketuhanan dan segala sesuatu bersumber dari Tuhan. Nilai
Illahiah berkaitan dengan nilai Imaniah, Ubudiyah dan Mualamah, dalam hal ini
pendidik mesti berusaha sekuat kemampuannya untuk mengembangkan diri peserta
didik terhadap nilai-nilai tersebut. Peranan pendidik dalam penumbuhan
nilai-nilai Illahiah akan lebih meningkat bila disertai dengan berbagai
perubahan, penghayatan, dan penerapan strategi dengan perkembangan jiwa peserta
didik yang disesuaikan dengan jiwa peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari semua yang telah dijabarkan, yakni tentang
perkembangan kurikulum dari segi pembahasan fungsi maupun beberapa sifat
kurikulum yang berkaitan dengan perkembangannya. Kemudian dilihat dari
pentingnya peran guru dalam perkembangannya maka bisa dikatakan amat
berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran.
Dalam kurikulum guru tidak mempunyai peranan dan
evaluasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam kurikulum
mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim
khusus yang terdiri atas para ahli. Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari
kurikulum makro. Kurikulum Desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok
sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan
bagi suatu sekolah ataupun lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum
semacam ini didasarkan oleh atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah
serta kemampuan sekolah, atau sekolah-sekolah tersebut.
Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum
tersebut, bentuk campuran antara keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral
desentral.
Dalam pengembangan kurikulum PAI, peran guru atau
pendidik adalah Dalam konteks pendidikan Islam, menekankan bahwa peranan
pendidik adalah untuk menumbuhkan nilai Illahiah terhadap peserta didik, nilai
Illahiah berkaitan dengan konsep tentang ketuhanan dan segala sesuatu bersumber
dari Tuhan. Nilai Illahiah berkaitan dengan nilai Imaniah, Ubudiyah dan
Mualamah.
B.
KRITIK dan
SARAN
Dalam makalah
ini pastinya terdapat kekurangan yang menyertai kelebihan, maka dari itu bila
dalam kepenulisan, terdapat banyak kekurangan mohon untuk memberi masukan
ataupun saran yang membangun sehingga dapat menjadi periksa. Selain itu juga
dapat bermanfaat umumnya kepada pembaca sebagaimana sebagai ilmu pengetahuan
dalam bidang ilmu pengembangan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
http://hansarif.blogspot.co.id/2015/11/peran-guru-dalam-pengembangan-kurikulum_30.html?m=1
di akses pada tanggal 12 Mei 2017
http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.co.id/2011/01/peranan-guru-dalam-pengembangan-kurikul.html?m=1
di akses pada tanggal 12 Mei 2017
2 komentar
Pada prinsipnya pendidikan itu usaha sadar utk merubah tatanan agar kebih baik
Dan pengembangan kurikulum jujur saja beban bagi guru
Makasih Soal pai
EmoticonEmoticon