logo blog

Thursday, August 10, 2017

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

BAB I
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola kehidupan suatu negara banyak ditentukan oleh sistem kurikulum yang digunakannya, mulai dari kurikulum Taman kanak-kanak sampai dengan kurikulum perguruan tinggi. Jika terjadi perubahan sistem ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada perubahan sistem pemerintahan dan sistem pendidikan, bahkan terhadap sistem kurikulum yang berlaku.
Istilah pengembangan menunjuk pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut. Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian intensif.
Di dalam makalah ini yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum, maka peran guru di dalam pengembangannya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan secara kurikulum yang bersifat sentral maupun desentral, keduanya memerlukan penerapan dan perkembangan dari peran guru tersebut. Begitu juga dengan perkembangan kurikulum PAI, maka dari itu makalah ini akan membahas tentang peran guru terhadap perkembangan kurikulum yang akan membuka wawasan kita dalam hal peranan guru dalam pengembangan kurikulum PAI.




B.            RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
             1.                   Apakah pengertian dari pengembangan kurikulum ?
             2.                   Bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum ?
             3.                   Bagaiamanakah pengembangan kurikulum PAI ?
             4.                   Apakah fungsi kurikulum PAI ?
             5.                   Bagaimanakah proses pengembangan kurikulum ?
             6.                   Bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum PAI ?


C.           TUJUAN MASALAH
Tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah :
1.                  Untuk menjelaskan pengertian dari pengembangan kurikulum
2.                  Untuk menjelaskan bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum
3.                  Untuk menjelaskan bagaimanakah pengembangan kurikulum PAI
4.                  Untuk menjelaskan fungsi kurikulum PAI
5.                  Untuk menjelaskan bagaimanakah proses pengembangan kurikulum
6.                  Untuk menjelaskan bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum PAI

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau pengajaran dan hasil pendidikan atau pengajaran yang harus dicapai oleh anak didik, kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum itu sendiri. Sejalan dengan perkembangan pendidikan, pengertian kurikulum tidak lagi diartikan dalam arti sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari itu, kurikulum bisa meliputi semua aktivitas yang dilakukan di sekolah dalam rangka untuk mempengaruhi anak didik dalam belajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar-mengajar, mengevaluasi program pengembangan pengajaran, dan lain sebagainya.
Menurut Nana Sudjana, kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-citakan, untuk anak didik. Artinya hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak didik. Semua keinginan atau hasil-hasil belajar yang diharapkan disusun dan ditulis dalam bentuk program pendidikan yakni kurikulum, yang bentuk wujudnya adalah buku kurikulum serta petunjuk-petunjuknya. Dalam buku kurikulum tersebut terdapat hasil atau tujuan apa yang diinginkan, bahan mana yang harus diberikan, dan pada tingkat atau kelas berapa bahan itu diberikan. Semua itu dituangkan dalam bentuk Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Dari definisi di atas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa kurikulum merupakan bagian dari suatu sistem pengelolaan yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang dijadikan pedoman atau panduan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, atau dengan kata lain, kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar-mengajar.
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang ikut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan karena beberapa hal. Pertama, keterbatasan waktu. Kedua, kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga, karena pengetahuan dan kemampuan guru itu sendiri.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik dari segi pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Hambatan yang lain yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembang kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.

B.            Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Guru memegang peranan yang cukup penting baik didalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri, konsep-konsep tentang kurikulum, guru merupakan penerjemah kurikulum yang datang. Dialah yang mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan di kelasnya. Karena guru juga merupakan barisan pengembangan kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan kurikulum, sebagai pelaksana kurikulum maka guru pulalah yang menciptakan kegiatan belajar mengajar bagi murid-muridnya. Berkat keahlian keterampilan dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif yang menggairahkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreatifitasnya anak.
Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi, desentralisasi, sentral desentral :
1.              Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi
Dalam peran ini seorang guru tidak mempunyai peranan dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum  makro disusun oleh tim khusus yang terdiri atas para ahli. Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro. Guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, beberapa minggu, atau beberapa hari saja. Kurikulum untuk satu tahun, satu semester disebut juga program tahunan. Sedangkan kurikulum untuk beberapa minggu, beberapa hari disebut satuan pelajaran. Program tahunan, atupun satuan pelajaran memiliki komponen-komponen yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran, metode dan media pembelajaran dan evaluasi hanya keluasan dan kedalamannya berbeda-beda. Menjadi tugas gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan minat dan tahap pengembangan anak memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun metode dan alat yang tepat. Suatu kurikulum yang tersusun secara sistematis dan rinci akan sangat memudahkan guru dalam emplimentasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan berstruktur, tapi guru masih mempunyai tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.
Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreatifitas, kecakapan, kesungguhan dan ketekunan guru. Guru juga berkewajiban untuk menjelaskan kepada para siswanya tentang apa yang akan dicapai dengan pengajarannya, membangkitkan motivasi belajar, menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif dan memberikan pengarahan juga bimbingan.
2.             Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan bagi suatu sekolah ataupun lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan oleh atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah, atau sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri tetapi kurikulum ini cukup realistis. Bentuk kurikulum ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain :
Pertama, kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan profesional, finansial dan manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru), untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Beberapa kelemahan kurikulum ini adalah 1) tidak adanya keseragaman untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini kurang tepat. 2) tidak adanya standart penilaian yang sama sehingga sukar untuk diperbandingkannya keadaan dan kemajuan suatu sekolah/ wilayah dengan sekolah/ wilayah lainnya. 3) adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa kesekolah/ wilayah lain. 4) sukar untuk mengadakan pegelolaan dan penilaian secara nasional.5) belum semua sekolah/ daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
3.              Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentral Desentral
Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran antara keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral desentral. dalam kurikulum yang yang dikelola secara sentralisasi desentralisasi mempunyai batas-batas tertentu juga, peranan guru dalam dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaraban kurikulum induk ke dalam program tahunan/ semester/ atau satuan pelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Guru-guru turut memberi andil dalm merumuskan dalam setiap komponen dan unsur dari kurikulum. Dalam kegiatan yang seperti itu, mereka mempunyai perasaan turut memilki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam pengembangan kurikulum.
Karena guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikut sertakan, mereka memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya, dengan demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru bukan hanya berperan sebagi pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum.

C.           Pengembangan Kurikulum PAI
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam(PAI) dapat diartikan sebagai:
(1)   kegiatan menghasilkan kurikulum PAI atau (2) proses yang mengkaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik atau(3) kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI. Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum PAI tersebut ternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal-hal tersebut masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut: (1) perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks dari ajaran-ajaran agtama islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana pengaruh dari timur tengah, kepada pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama islam untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI: (2) perubahan dari cara berpikir tekstual, normative, dan absolutis kepada cara berpikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama Islam: (3) perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiuran agama Islam daripada pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut: dan(4) perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI kearah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, tujuan PAI dan cara-cara mencapainya.

D.           Fungsi Kurikulum PAI
1.             Bagi sekolah/madrasah yang bersangkutan;
a)      sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam yang diinginkan atau dalan istilah KBK disebut standar kopetensi PAI, meliputi fungsi dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi tamatan/lulusan, kompetensi bahan kajian PAI, kopmpetensi mata pelajaran PAI ( TK,SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA ), kompetensi mata pelajaran kelas (Kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII);
b)      pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah.
2.             Bagi sekolah/madrasah atau diatasnya;
a)      Melakukan penyesuaian
b)      Menghindari keterulangan sehingga boros waktu
c)      Menjaga kesinambungan.
3.             Bagi masyarakat;
Masyarakat sebagai pengguna lulusan (users), sehingga sekolah/madrasah harus mengetahui hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam konteks pengembangan PAI;
E.            Proses Pengembangan Kurikulum
Dalam menyusun perencanaan ini kurikulum bisa berasal dari :
1.             Visi yang dicanangkan
Visi adalah the statement of ideas or hopes, yakni pernyataan tentang cita-cita atau harapan-harapan yang ingin dicapai oleh suatu nlembaga pendidikan dalam jangka panjang.
2.             Kebutuhan stakeholders, (siswa, masyarakat, pengguna lulusan), dan kebutuhan untuk studi lanjutan.
3.             Hasil evaluasi kurikulum sebelumnya dan tuntutan perkembangan iptek dan zaman.
4.             Pandangan-pandangan para pakar dengan berbagai latar belakangnya.
5.             Kecendrungan era globalisasi yang menuntut seseorang untyuk memiliki etos belajar sepanjang hayat, melek sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi.
Kelima ide tersebut kemudian diramu sedemikian rupa untuk dikembangkan dalam program atau kurikulum sebagai dokumen, yang antara lain berisin : informasi dan jenis dokumen yang dihasilkan ; bentuk/format silsbus ; dan komponen-komponen kurikulum yang harus dikembangkan, apa yang tertuang dalam dokumen tersebut kemudian dikembangkan dan disosialisasikan dalam proses pelaksanaannya, yang dapat berupa pengembangan kurikulum dalam bentuk satuan acara pembelajaran atau SAP, proeses pembelajaran di kelas atau di luar kelas, serta evaluasi pembelajaran, sehingga diketahui tingkat efisiensi dan efektivitasnya, dari evaluasi ini akan diperoleh umpan balik (feed back) untuk digunakan dalam penyempurnaan kurikum berikumnya, dengan demikian, proses pengambangan kurikum munutut adanya evaluasi secara berkelanjutan mulai dari perencanaan, implementasi hingga evaluasinya itu sendiri.
Karena itu, pengembangan kurikulum PAI perlu dilakukan secara terus menerus guna merespon dan mengantisipikasi pengembangan dan tuntutan yang ada tanpa harus menunggu pergantian Menteri Pendidikan Nasional atau Menteri Agama. Apabila saat ian masyarakat sudah memasuki era globalisasi, baik dibidang iptek maupun sosial, politik, budaya dan etika. Hal ini akan berimplikasi pada banyaknya masalah pendidikan yang harus segera diatasi, tanpa harus menunggu nunggu keputusan dari atas.

F.            Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum PAI
Dalam konteks pendidikan Islam, Kamrani Buseri menekankan bahwa peranan pendidik adalah untuk menumbuhkan nilai Illahiah terhadap peserta didik, nilai Illahiah berkaitan dengan konsep tentang ketuhanan dan segala sesuatu bersumber dari Tuhan. Nilai Illahiah berkaitan dengan nilai Imaniah, Ubudiyah dan Mualamah, dalam hal ini pendidik mesti berusaha sekuat kemampuannya untuk mengembangkan diri peserta didik terhadap nilai-nilai tersebut. Peranan pendidik dalam penumbuhan nilai-nilai Illahiah akan lebih meningkat bila disertai dengan berbagai perubahan, penghayatan, dan penerapan strategi dengan perkembangan jiwa peserta didik yang disesuaikan dengan jiwa peserta didik.


BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Dari semua yang telah dijabarkan, yakni tentang perkembangan kurikulum dari segi pembahasan fungsi maupun beberapa sifat kurikulum yang berkaitan dengan perkembangannya. Kemudian dilihat dari pentingnya peran guru dalam perkembangannya maka bisa dikatakan amat berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran.
Dalam kurikulum guru tidak mempunyai peranan dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum  makro disusun oleh tim khusus yang terdiri atas para ahli. Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro. Kurikulum Desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan bagi suatu sekolah ataupun lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan oleh atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah, atau sekolah-sekolah tersebut.
Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran antara keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral desentral.
Dalam pengembangan kurikulum PAI, peran guru atau pendidik adalah Dalam konteks pendidikan Islam, menekankan bahwa peranan pendidik adalah untuk menumbuhkan nilai Illahiah terhadap peserta didik, nilai Illahiah berkaitan dengan konsep tentang ketuhanan dan segala sesuatu bersumber dari Tuhan. Nilai Illahiah berkaitan dengan nilai Imaniah, Ubudiyah dan Mualamah.

B.            KRITIK dan SARAN
Dalam makalah ini pastinya terdapat kekurangan yang menyertai kelebihan, maka dari itu bila dalam kepenulisan, terdapat banyak kekurangan mohon untuk memberi masukan ataupun saran yang membangun sehingga dapat menjadi periksa. Selain itu juga dapat bermanfaat umumnya kepada pembaca sebagaimana sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu pengembangan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

http://hansarif.blogspot.co.id/2015/11/peran-guru-dalam-pengembangan-kurikulum_30.html?m=1 di akses pada tanggal 12 Mei 2017
http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.co.id/2011/01/peranan-guru-dalam-pengembangan-kurikul.html?m=1 di akses pada tanggal 12 Mei 2017




2 komentar

Pada prinsipnya pendidikan itu usaha sadar utk merubah tatanan agar kebih baik

Dan pengembangan kurikulum jujur saja beban bagi guru


EmoticonEmoticon