PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fasilitas adalah prasarana atau wahana
untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas biasanya di hubungkan dalam
pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan atau
organisasi tertentu. Dalam permasalahan ini
yang menjadi obyek penelitian yaitu tentang fasilitas pendidikan.Fasilitas
pendidikan yaitu segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi
(memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
Sering kali kita mendengar bahwa Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidiyah
ini yang
terletak di desa Gondanglegi yang jauh dari kota yang memungkinkan kurangnya
kelengkapan sarana prasarana pembelajaran.Mengingat sarana dan prasarana
merupakan salah satu faktor penentuan terhadap prestasi atau minat belajar
siswa, maka persyaratan dan penggunaan sarana pembelajaran harus mengacu pada
tujuan pembelajaran, metode, penilaian minat siswa dan kemampuan guru.Penggunaan sarana pembelajaran dilakukan
secara efektif dan efisien dengan mengacu pada proses belajar mengajar di
berbagai sekolah ataupun madrasah dan sejauh pihak madrasah belum memiliki sarana pembelajaran yang
memadai dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Pada umumnya sekolah-sekolah lainnya terutama yang berada di daerah
pelosok sangat membutuhkan atau kekurangan sarana pembelajaran yang memadai.
Sementara di sisi lain MTs Al-Hamidiyah ini tidak berdiri di bawah naungan
pemerintah yang segala dana, fasilitas ditanggung oleh pemerintah.Akan tetapi madrasah ini yang akreditasinya masih swasta,
segala fasilitas ditanggung langsung oleh pihak sekolah sendiri, oleh karena itu masih belum
mampu mengadakan perbaikan sarana prasarana pembelajaran yang ada mengingat
terbatasnya anggaran yang tersedia.
Dengan adanya fasilitas belajar yang
lengkap, akan menumbuhkan rasa bangga dan rasa memiliki. Pemeliharaan fasilitas
belajar di madrasah ini
merupakan tanggung jawab semua pihak yang bersangkutan.
Hal ini bertujuan agar fasilitas belajar dapat
dimanfaatkan sesuai fungsinya dan dapat bertahan dengan jangka waktu yang lama.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa fasilitas belajar di berbagai
tempat pendidikan sangat mempengaruhi prestasi dan minat belajar siswanya. Apabila fasilitas belajar tidak
memadai dan kuantitas pemanfaatan fasilitas minim, maka tidak mungkin akan
tercapai prestasi maupun minat belajar siswa yang diharapkan.
Dengan kenyataan sarana pembelajaran yang ada seperti di atas, sementara
sistem belajar mengajar yang ada yang ditunjang dengan minat belajar siswa
dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu)
dan dapat
melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini adalah guru harus berupaya mencari berbagai
alternatif sebagai solusi.
Dari kondisi dan keadaan yang
demikian penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian terhadap permasalahan
tersebut dengan judul “Pengaruh Kelengkapan Sarana Prasarana Pembelajaran
dan Minat Belajar Terhadap Hasil belajar Siswa Kelas VIII MTs Al-Hamidiyah
Gondanglegi Malang “.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1.
Bagaimana
sarana prasarana pembelajaran di MTs Al-Hamidiyah
Gondanglegi Malang ?
2.
Bagaimana
prestasi dan minat belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas VIII MTs
Al-Hamidiyah Gondanglegi Malang ?
3.
Bagaimana pengaruh kelengkapan sarana prasarana pembelajaran dengan minat
terhadap hasil belajar belajar siswa
kelas VIII MTs Al-Hamidiyah Gondanglegi Malang ?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui bagaimana sarana
prasarana pembelajaran di MTs Al-Hamidiyah Gondanglegi Malang
2.
Mengetahui bagaimana prestasi dan minat belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas VIII MTs
Al-Hamidiyah Gondanglegi Malang
3.
Mengetahui bagaimana pengaruh kelengkapan sarana prasarana dan minat
belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs Al-Hamidiyah Gondanglegi Malang
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan
penelitian yang serupa.
2. Manfaat Praktis
a)
Bagi guru, dapat dijadikan
sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan sarana dan prasarana
pendidikan pada tahun ajaran baru
b) Bagi
siswa, dapat meningkatkan keminatan belajar yang
tinggi, merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti segala aktifitas terutama
dalam proses belajar mengajar berlangsung walaupun sarana dan prasarana kurang
memadai
c) Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan
dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya pengaruh kelengkapan sarana dan
prasarana pembelajaran dengan minat belajar mahasiswa, serta dapat dijadikan
bahan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kelengkapan
sarana dan prasarana pembelajaran
Kelengkapan sarana atau yang sering disebut fasilitas dalam pembelajaran menurut
Dimyati dan Mudjiono (1999:244) sarana
dan prasana pembelajaran merupakan fasilitas belajar. Prasana meliputi gedung
sekolah, ruang belajar, ruang ibadah, ruang kesenian, lapangan olahraga dan
peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan,
alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran yang
lain.
Sedangkan Menurut H. M Daryanto (2006: 51) secara etimologi(arti kata)
fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana pembelajaran, bahwa sarana
belajar adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya
lokasi/tempat, bangunan dan lain-lain, sedangkan prasarana adalah alat yang
tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa kelengkapan sarana dan prasrana adalah fasilitas belajar yang digunakan
untuk menjuang kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Fasilitas
belajar yang dimaksudkan dalam pernyataan tersebut adalahm menyangkut
ketersediaan hal-hal yang dapat memberikan kemudahan bagi perolehan pengalaman
belajar yang efektif dan efisien.
Dengan demikian adanya fasilitas belajar yang lengkap diharapkan akan
terjadi perubahan, misalnya dengan sekolah menyediakan fasiitas belajar yang
lengkap, siswa akan lebih bersemangat dalam belajar, ketersediaan fasilitas
belajar disekolah yang lengkap dan memadai juga merupakan indikasi atau syarat
menjadi sekolah yang efektif. Sekolah yang efektif sendiri menurut Levine dalam
burhanuddin tola dan furqon (2008) dapat diartikan sebagai sekolah yang
menunjukkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses
belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu.
B.
Minat
belajar
1.
Pengertian
Minat belajar atau semangat belajar siswa suatu penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Seseorang memiliki
minat terhadp subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih
besarterhadap subjek tertentu (Djamarah,2008)
Definisi Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin dicapai. (Syah,2006). (Sumber:
www.landasanteori.com) Dan cara untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa,
salah satu cara nya dengan membangkitkan adanya suatu kebutuhan seperti
kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah.
Oleh karea itu perlu untuk diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan
yang telah ditentukan oleh factor-faktor yang mempengaruhi minat tersebut,
yaitu:
a)
Faktor intern
Faktor yang
sama ada pada diri seseorang baik jasmani maupun rohani,fisik maupun psikhis.
b)
Faktor ekstern
Faktor yang
berada diluar indivindu seperti: keluarga, masyarakat dan sekolah.
3.
Cara membangkitkan minat belajar
Campbell (dalam sofyan,2004:9) berpendapat: bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina minat anak
agar menjadi lebih produktif dan efektif antara lain sebagai berikut:
a)
Memperkaya ide tau gagasan.
b)
Memberikan kebutuhan sarana atau fasilitas yang
dibutuhkan.
c)
Berkenalan dengan orang-orang kreatif
d)
Mengembangkan fantasi
e)
Melatih sikap positif
C.
Hasil
belajar
1.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut W.
Winkel (dalam buku psikologi pengajaran 1980:82) adalah keberhasilan yang
dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa disekolah yang mewujudkan
dalam bentuk angka. Sedangkan menurut Winarno surakhmad (dalam buku,interaksi
belajar mengajar, (Bandung:Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi
kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah
untuk memperoleh suatu indekdalam menentukan keberhasilah siswa.
Dari definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil belajar yakni prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan
tingkah laku seseorang.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat berhasil, setiap guru
memeiliki pandangan masing-masing atau
menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat
ini yang telah disempurnakan. Oleh karena
itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki seorang siswa setelah ia menerima kelengkapan sarana prasarana dan
minat belajar terhadap hasil belajar.
2.
Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1)
Ketercapaian Daya
Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual
maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya
dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
2)
Perilaku
yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara
individual maupun kelompok.
Demikian sesuai dengan definisi diatas bahwa
bagaimana siswa mendapatkan nilai yang bagus terhadap hasil belajar siswa yang
akan tertulis di raport siswa dimana semua siswa berlomba-lomba untuk menjadi
siswa yang berprestasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian
ini dilakukan di sekolah MTS Al-hamidiyah Gondanglegi Malang pada tanggal 20
April-3 Juni. Dan peneliti atau intrumen akan melakukan penelitian ini secara
kondisional dan tepat waktu yang akan disesuaikan kebutuhan peneliti.
B. Jenis Penelitian
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian dengan memperoleh data
yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan/statistic
(Sugiyono:2003:14) dimana secara garis besar ada 6 pendekatan dalam penelitian
kuantitatif, yaitu:
a) Penelitian deskriptif
b) Penelitian komparatif
c) Penelitian korelasi
d) Penelitian experiment
e) Penelitian expos facto
f) Penelitian survei
.
Penelitian ini sering disebut dengan penelitian sebab akibat, dengan tujuan
untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat atau Colaboration Variabel.
C. Subyek Penelitian
Subyek atau populasi
penelitian ini adalah siswa kelas 2 MTS Al-hamidiyah Gondanglegi Malang. Yang ditentukan dengan teknik
sampling probablitas dan
dikembangkan melalui tekhnik random sampling cara paling popular yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang
sederhana adalah dengan acak/undian. Penentuan subyek dilakukan secara probablitas
kepada para siswa kelas 2 MTS
Al-hamidiyah, dan masing-masing diambil 12 siswa sebagai sampel secara random sampling acak atau undian.
Personal-personal
tersebut akan ditetapakan sebagai responden atau narasumber yang mana berperan
sebagai pemberi informasi dan tanggapan terkait data yang dibutuhkan oleh
peneliti,serta memberikan masukan kepada peneliti baik secara langsung maupun
tidak langsung.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode
yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik observasi ini
merupakan pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung atau peninjauan seacara cermat dan
langsung di lokasi penelitian, dan mengamati secara langsung terhadap
gejala-gejala disekitar dengan instrument-instrumen yag sudah tersedia oleh
peneliti. bisa didukung oleh beberapa alat untuk menunjang pengamatan seperti
buku catatan, alat perekam dan kamera atau alat-alat yang disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian dan kemaampuan peneliti.
b. Kuesioner atau angket
Menurut Arikunto (2006:151)”Angket adalah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”, dan kuisioner atau angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis kuiseioner atau angket langsung yang tertutup
karena responden hanya tinggal memberkan tanda pada salah satu jawaban yang
dianggap benar.
c. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dokumentasi
dapat digunakan dalam PAR yang biasanya digunakan dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh orang lain atau catatan peristiwa
yang sudah berlalu : Sugiono(2013)
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk
memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada disekolah,seperti
a) Profil sekolah
b) Struktur organisasi
c) Hasil penilaian prestasi belajar
d. Wawancara mendalam
Wawancara adalah cara utama yang
digunakan untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari
seseorang responden atau informan. Dan dimana peneliti berusaha memperoleh
informasi yang dalam dan luas dari pembahasan atau topik tertentu dengan
pertolongan beberpa pertanyaan yang sudah terstruktur.
E. Prosedur penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan 4 langkah tahapan yaitu, Observasi,
Kuisioner atau angket, Dokumentasi, Wawancara mendalam. Langkah awal yang
dilakukan oleh peneliti Mendefinisikan dan Merumuskan Masalah Pendefinisian
masalah harus jelas,baik dari segi keluasannya maupun dari segi kedalamannya.
Langkah kedua yakni Melakukan Studi Kepustakaan (Studi Pendahuluan) Mengacu
pada teori-teori yang berlaku dan dapat dicari atau ditemukan pada buku-buku
teks ataupun penelitian orang lain.
Langkah ketiga yakni Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis merupakan pernyataan atau anggapan yang sifatnya sementara tentang
fenomena yang akan diselidiki atau diteliti. Berguna untuk membantu peneliti
menuntun jalan pikirannya agar mencapai hasil penelitiannya. Yang
dihipotesiskan adalah pernyataan yang ada pada rumusan masalah.
Langkah ke empat Menentukan Model atau
Desain Penelitian. Model yang dipakai dapat berupa
model matematika. Tahap ini dapat diganti dengan tahap menentukan desain
penelitian
Langkah
ke lima Mengumpulkan Data Data harus dicari dengan teknik yang sesuai.
Langkah
ke enam Mengolah dan Menyajikan Informasi. Setelah data dikumpulkan selanjutnya
diolah sehingga informasi yang tersaji lebih mudah diinterpretasikan dan
dianalisis lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik dan nilai
statistik.
Langkah
ketujuh yakni Menganalisis dan Menginterpretasikan. Selanjutnya hasil olahan
tersebut dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan alat-alat analisis yang
sesuai agar dapat dihasilkan kajian yang cukup tajam, mendalam dan luas.
Langkah
kedelapan yakni Membuat Kesimpulan Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan
yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Saran disajikan pula karena
penelitian mempunyai keterbatasan-keterbatasan atau asumsi-asumsi.
EmoticonEmoticon