PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam pendidikan
Islam, dikenal kata ta’lim, tarbiyah dan ta’dib yang merujuk kepada pendidikan.
Kata ‘tarbiyah’ adalah kata yang sering digunakan dalam dunia akdemik dan ilmiah
dalam suatu pendidikan. Ini adalah karena perkataan ‘tarbiyah’ menurut sarjana
pendidikan Islam berasal dari “rabb” yang menunjuk kepada Allah SWT sebagai
pendidik umat manusia. Untuk dapat melakukan proses pendidikan Islam dengan
efektif dan efisien diperlukan media pendidikan Islam. Tanpa menggunakan media,
maka pendidikan Islam tidak akan berhasil sepenuhnya. Meskipun demikian
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa biasanya seorang pendidik lebih memilih
menggunakan satu media dalam pembelajarannya setiap hari dengan berbagai
alasan, antara lain: ia sudah merasa akrab dengan media tersebut, ia merasa
bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada
dirinya sendiri, atau
Dalam pendidikan
Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian
kurikulum yang telah dirancang, disusun dan diproses dengan maksimal diupayakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Masa Orde Lama, bangsa Indonesia telah
melakukan 9 kali penggantian kurikulum. Bahkan dalam 10 tahun terakhir, sudah 2
kali terjadi penggantian kurikulum tersebut. Pada dasarnya, kurikulum-kurikulum
tersebut memiliki tujuan yang sama, namun dalam
pelaksanaannya ada sedikit perbedaan.Selain itu dalam proses belajar
mengajar bagian yang perlu di perhatikan adalah metode pendidikan atau
pembelajaran.Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan proses belajar
mengajar banyak ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan
metode belajar. Sering dijumpai seorang guru memiliki pengetahuan luas terhadap
materi yang akan diajarkan, namun tidak berhasil dalam mengajar. Salah satu
faktor penyebabnya adalah kurangnya penguasaan metode mengajar. Di sinilah,
terlihat betapa pentingnya kurikulum dan metode mengajar bagi seorang guru.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1.
Bagaimanakah
kurikulum pendidikan Islam ?
2.
Bagaimanakah
hakikat alat atau media dalam pendidikam Islam ?
3.
Bagaimanakah
metode pendidikan Isalam ?
C.
Tujuan Masalah
Tujuan dalam pembuatan makalah ini
adalah :
1.
Untuk
menjelaskan bagaimanakah kurikulum pendidikan Islam
2.
Untuk
menjelaskan bagaimanakah hakikat alat atau media dalam pendidikam Islam
3.
Untuk
menjelaskan bagaimanakah metode pendidikan Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kurikulum Pendidikan Islam
1.
Pengertian
Kurikulum Pendidikan Islam
Istilah Kurikulum berasal dari
bahasa latin yakni “Curriculae” artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari.Pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang
harus ditempuh oleh peserta didik,dengan tujuan untuk memperoleh ijazah.
Kurikulum menurut arti bahasa adalah jalan terang yang dilalui pendidik dan
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
Menurut kamus tarbiyah kurikulum (Manhaj curriculum) adalah seperangkat
perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan yang diinginkan.
Arti sempit/tradisional kurikulum
adalah pengetahuan yang diajarkan dalam bentuk mata pelajaran pada tahap
tertentu. Arti luas, kurikulum adalah serangkaian program pendidikan yang
tersusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan, atau seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Atau dengan kata lain kurikulum
pendidikan Islam adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan,isi,dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2.
Asas
Kurikulum Pendidikan
a)
Asas
fiIosofis yaitu asas yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
b)
Asas
psikologis yaitu asas yang memperhitungkan faktor anak dan kurikulum yang
menyangkut dua aspek (psikologi anak dan perkembangan anak) serta psikologi
belajar dan bagaimana proses belajar anak.
c)
Asas
sosiologis yaitu keadaan masyarakat perkembangan dan perubahan,kebudayaan
manusia,hasil kerja manusia yang berupa pengetahuaan dll.
d)
Asas
organisatoris yaitu asas yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan
pembelajaran yang disajikan.
3.
Prinsip-prinsip
kurikulum pendidikan Islam
Adapun
prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam menurut as-Syaibani adalah sebagai
berikut :
1.
Berorientasi
pada Islam, temasuk ajaran dan nilai-nilainya.
2.
Prinsip
menyeluruh baik dalam tujuan maupun isi kandungannya.
3.
Prinsip
keseimbangan antara tujuan dan kandungan kurikulum.
4.
Prinsip
interaksi antara kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat.
5.
Prinsip
pemeliharaan antara perbedaan-perbedaan individualitas.
6.
Prinsip
perkembangan dan perubahan seiring dengan tuntutan yang ada dengan tidak mengabaikan
nilai-nilai absolut.
7.
Prinsip
integritas antara mata pelajaran, pengalaman, dan aktivitas kurikulum dengan
kebuthan anak didik, masyarakat dan tuntutan zaman, tempat anak didik berada.
Imam Al-Ghazali menyatakan ilmu-ilmu pengetahuan
yang harus di jadikan bahan kurikulum lembaga pendidikan yaitu :
a)
Ilmu-ilmu
yang fardu ‘ain, yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh semua orang Islam. Yaitu
ilmu-ilmu yang bersumber dari dalam kitab suci Al-Quran.
b)
Ilmu-ilmu
yang merupakan fardu kifayah, yaitu ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk
memudahkan urusan hidup duniawi.
4.
Fungsi
Kurikulum
Fungsi
kurikulum Menurut Henyat Soetopo dan Soemanto (1986) membagi fungsi kurikulum
menjadi 7 bagian :
1.
Fungsi
kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum
sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan – tujuan pendidikan yang diinginkan
oleh sekolah.
2.
Fungsi
Kurikulum bagi anak
Kurikulum sebagai
organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu
konsumsi bagi pendidikan mereka.
3.
Fungsi
Kurikulum bagi Guru
sebagai pedoman
kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi anak
didik.Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan
anak.Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pelajaran.
4.
Fungsi
Kurikulum bagi Kepala Sekolah dan Pembina Sekolah
1). Sebagai
pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yaitu memperbaiki situasi belajar,
2). Sebagai pedoman melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi
untuk menunjang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik 3). Sebagai
pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar
5.
Fungsi
Kurikulum bagi Orang Tua murid
Untuk membantu
pihak sekolah dalam rangka mencapai kemajuan putra putrinya
6.
Fungsi
Kurikulum Bagi Sekolah pada tingkatan diatasnya
Sebagai
pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
7.
Fungsi
kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah
Pemakai lulusan
ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang
membutuhkan kerjasama dengan pihak orang tua atau masyarakat. Dan ikut
memberikan kritik saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program
pendidikan.
5.
Kurikulum
yang Pernah Berlaku di Indonesia
1.
Kurikulum
1947
Bentuknya memuat
2 hal pokok :
·
Daftar
mata pelajaran dan jam pengajarannya.
·
Garis-garis
besar pengajaran.
2.
Kurikulum
1952
Bentuknya memuat 5 hal
pokok berikut :
·
Pendidikan
pikiran harus dikurangi,
·
Isi
pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian,
·
Pendidikan
watak,
·
Pendidikan
jasmani, dan
·
Kewarganegaraan
Masyarakat.
3.
Rencana
Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964
Bentuknya memuat
5 hal pokok berikut :
·
Manusia
Indonesia berjiwa Pancasila,
·
Man
Power
·
Kepribadian
Kebudayaan Nasional yang luhur,
·
Ilmu
dan teknologi yang tinggi,
·
Pergerakan
rakyat dan revolusi.
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964
yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan
moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana.
4.
Kurikulum
1968
Dari segi tujuan
pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama.
5.
Kurikulum
1975
Adapun ciri-ciri
lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut:
·
Berorientasi
pada tujuan.
·
Menganut
pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan
yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
·
Menekankan
kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
·
Menganut
pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem
·
Instruksional
(PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
·
Dipengaruhi
psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (drill).
6.
Kurikulum
1984
Adapun ciri umum
kurikulum ini adalah sebagai berikut:
·
Berorientasi
kepada tujuan instruksional.
·
Pendekatan
pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
·
Materi
pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
·
Menanamkan
pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
·
Menggunakan
pendekatan keterampilan proses.
7.
Kurikulum
1994
Adapun ciri umum
dari kurikulum ini adalah sebagai berikut:
·
Sifat
kurikulum objective based curriculum
·
Pembagian
tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
·
Pembelajaran
di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi).
·
Kurikulum
1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia.
·
Dalam
pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
8.
Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Depdiknas
mengemukakan karakteristik KBK ialah sebagai berikut :
·
Menekankan
pada ketercapaian komoetensi siswa baik secara individual maupun klasikal
·
Berorientasi
pada hasil belajar dan keberagaman
·
Penyampaian
dalam pembelajaran menggunakan pendekatann dan metode bervariasi
·
Sumber
belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsure edukatif
·
Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
9.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Guru memiliki
otoritas dalam mengembangkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan
karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya.
10.
Kurikulum
2013
Ada empat aspek
yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan
keterlaksanaan kurikulum 2013 yaitu :
·
Kompetensi
guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi
pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru
mencapai rata-rata 44,46.
·
Kompetensi
akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan
kepada siswa.
·
Kompetensi
sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asosial kepada siswa dan
teman sejawat lainnya.
·
Kompetensi
manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu dan
ditiru siswa.
Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan
kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam
mendorong mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi
pembelajaran.
B.
Hakekat Alat-alat Pendidikan Islam
1.
Pengertian
Alat Pendidikan
Alat-alat artinya
perangkat atau media yang digunakan yang digunakan dalam melaksanakan sesuatu.
Jika dimaksudkan dengan alat-alat pendidikan itu beratimedia yang dimanfaatkan
unyuk pendidikan.secara umum,alat-alat pendidikan bukan hanya perangkat bentuk
benda,tetapi ada yang sifatnya abstrak,misalnya metode pendidikan,pendekatan
pendidikan ,teknik dan strategi pendidikan,dan pengelolaan kelas.semua dapat
dikategorikan sebagai alat-alat pendidikan.
Alat pendidikan juga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan.dengan demikian, metode pengajaran dapat dikategorikan sebagai alat
pendidikan,yang didalamnya terdapat cara dan strategi menyampaikan bahan ajar
kepada anak didik.
2.
Jenis-jenis
Alat Pendidikan
Beberapa
alat pendidikan yang sangat penting dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
a.
Pendidik,
merupakan alat pendidikan karena tanpa pendidik, pendidikan tidak akan berjalan
dengan baik.
b.
Anak
didik, sasaran pendidikan yang menjadi objek para pendidik sekaligus pendidikan
itu sendiri.
c.
Kecakapan
atau kompetensi pendidik untuk memberikan pengajaran yang profesional dan
sesuai dengan kapabilitasnya.
d.
Metodologi
pendidikan dan pendekatan sitem pengajaran yang digunakan,misalnya menggunakan
metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, atau pengajaran dengan pola
rekreatif.
e.
Evaluasi
pendidikan dan evaluasi belajar.
Syaiful
bahri mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan alat-alat pendidikan yang
abstrak adalah yang berkaitan dengan masalah pembiasaan, pengawasan, perintah,
larangan ganjaran dan hukuman.
Pembiasaan artinya anak didik dibiasakan
melakukan suatu kegiatan yang bersifat belajar misalnya membiasakan bangun
pagi;pengawasan,yakni melakukan pengamatan yang saksama terhadap perkembangan
anak didik secara umum ,dan secara khusus terhadap perkembangan prestasi
belajarnya ,perintah artinya;memberikan berbagai oerintahyang sesuai dengan
kemampuan anak,dengan mempertimbangkan usia anak didik dan
mentalitasnya;larangan, memberikan larangan kepada anak didik untuk tidak
melakukan tindakan tertentu;ganjaran, menawarkan hadiah bagi anak didik yang
melaksanakan berbagai perintah dan meninggalkan laranganya; hukuman,
menetapalat agar proses pindidikan kan sanksi hukum yang bersifat mendidik bagi
semua anak didik yang melanggar peraturan,baik dalam keluarga,sekolah atau lingkungan
sekitardalam nya.paksaan,suatu perintah kekerasan terhadapanak intuk melakukan
seesuatu,paksaan ini dilakukan bukan "Gharad atau Ghoyah",melainkan
merupakan alat agar proses pendidikan tidak terganggu atau terhambat,anjuran,
saran atau ajakan untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang berguna ,misalnya
anjuran untuk belajar ,anjuran untuk menempati waktu dan sebagainya.
Hakikat alat-alat pendidikan diatas
merupakan subsistem dari pendidikan, oleh karna itu, alat-alat pendidikan
dimulai dari tujuan pendidikan itu dirumuskan,apabila tujuan pendidikan telah
disepakati,semua alat pendidikan harus tersedia
agar memudahkan pelaksanaan semua unsur yang berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diharapkan.
Pendidik merupakan subjek pendidikan dan
alat pendidikan karena fungsi pendidikan bukan hanya menyampaikan materi
pelajaran,membimbing anak didik, dan membentuk wataj serta sikap anak didik
dalam berprilaku. Pendidik juga alat peraga yang hidup karna prilaku pendidik
atau akhlaqnya akan dilihat dan ditiru anak didik.
Media pengajaran juga juga merupakan
alat bantu pendidikan,misalnya;papan tulis, alat-alat tulis, komputer,alat
peraga, laboratorium,dan sebagai.pendidik harus menguasai semua alat bantu yang
dibutuhkan tersebut .jika pendidik tidak menguasai semua media pengajaran,ia harus memilih media yang
sesuai dengan kemampuanya. Jika memaksakan diri menggunakan alat bantu yang
tidak dikuasai secara profesional,proses pembelajaran anak akan terganggu.
Disinilah perlunya semua pendidik meningkatkan
keahlianya dalam mengembangkan metode pembelajaran dan dan menggunakan alat
bantu yang serba teknologis.
3.
Pengaruh
Alat dalam Pendidikan Islam
Dalam
pendidikan islam, alat sangatlah diperlukan. Sebab alat pengajaran mempunyai
peran yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Peranan
alat sangat penting dalam proses pembelajaran. Begitu pentingnya alat dalam
pendidikan, maka di dalam pendidikan islam perlu dilengkapi dengan alat dan
tidak hanya diterangkan saja secara verbal. Selain alat yang berupa benda,
perlu pula dikembangkan dalam pendidikan islam alat yang bukan berupa benda.
Sebab pada umumnya alat yang bukan berupa benda, lebih banyak bertujuan untuk
pembentukan pribadi peserta didik yang baik atau sempurna.
Dengan
demikian, apabila pendidikan islam memanfaatkan dan mengembangkan alat
pengajaran secara profesional dalam pelaksanaan pendidikannya, maka peserta
didik akan memiliki pengetahuan agama, ketrampilan dalam beragama, dan sikap
secara terpadu dan seimbang.
C.
Metode Pendidikan Islam
1.
Pengertian
Metode
Kata metode
berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari dua suku
perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos jalan atau
cara.
Menurut Ahmad
Husein, metode adalah : “langkah-langkah yang diambil seorang pendidik guna
membantu peserta didik merealisasikan tujuan tertentu”. Dalam bahasa Arab,
metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis
yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan
dengan pendidikan, maka langkah tersebut harus diwujudkan dalam bentuk proses
pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian peserta didik. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa metode merupakan cara yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan.
2.
Dasar
Metode Pendidikan Islam
Dalam penerapannya, metode
pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual atau sosial peserta didik
dan pendidik sendiri. Untuk itu, dalam menggunakan metode seorang pendidik
harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab metode
pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga
segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada
dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dalam hal ini tidak terlepas dari unsur
agamis dan biologis.
a.
Dasar
Agamis
Pelaksanaan dasar metode pendidikan
Islam dalam prakteknya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam sebuah proses pembelajaran. Dalam hal ini, agama merupakan salah satu
dasar metode pendidikan dan pengajaran oleh pendidik. Al-Qur’an dan Al-Hadits
tidak bisa terlepas dari pelaksanan metode pendidikan Islam.
Dari
uraian diatas dapat dikatakan bahwa metode pendidikan Islam berdasarkan pada
agama. Sementara agama Islam merujuk pada sumbernya, yaitu Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
b.
Dasar
Biologis
Perkembangan biologis manusia
mempunyai pengaruh dalam perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis
perkembangan biologis seseorang maka dengan sendirinya makin meningkat pula
daya intelektualnya. Dalam memberikan pendidikan dan pengajaran dalam
pendidikan Islam, seorang pendidik harus memperhatikan perkembangan peserta
didik.
3.
Prinsip
Metode Pendidikan Islam
Dalam penggunaannya, metode pendidikan Islam perlu
memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk
tentang pelaksanaan metode tersebut. Diantara prinsip-prinsip dalam memilih
metode pendidikan adalah:
a)
Prinsip
Kemudahan
Menggunakan sebuah cara yang memberikan kemudahan
bagi peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan sekaligus
mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan
keterampilan.
b)
Prinsip
Berkesinambungan
Dalam menggunakan metode pendidikan, seorang
pendidik perlu memperhatikan kesinambungan pelaksanaan pemberian materi. Jangan
hanya karena mengejar kurikulum pendidik menggunakan metode yang
meloncat-loncat yang pada gilirannya akan memberikan pengaruh yang negatif pada
peserta didik, karena peserta didik merasa dibohongi oleh pendidik.
c)
Fleksibel
dan Dinamis
Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan
prinsip fleksibel dan dinamis. Sebab, dengan kelenturan dan kedinamisan metode
tersebut, pemakai metode tidak hanya monoton dengan satu metode saja.
4.
Macam-macam
metode pendidikan Islam
MUHAIMIN ( 1993 ) menegaskan bahwa dalam
proses pelaksanaan pendidikan agama islam di butuhkan adanya metode yang tepat, agar dapat
menghantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Secara umum
metode pembelajaran bisa dipakai untuk semua mata pelajaran, termasuk mata
pelajaran PAI. Diantaranya adalah :
1.
Metode
ceramah
Metode ceramah
atau disebut juga mauidatul khasanah merupakan metode pembelajaran yang sangat
populer di kalangan para pendidik agama islam. Metode ini menekankan pada
pemberian dan penyampaian informasi pada anak didik.
2.
Metode
tanya jawab
Metode Tanya
jawab merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan pada cara penyampaian
materi pembelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan peserta
didik memberikan jawaban.
3.
Metode
diskusi
Metode diskusi
merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi
antara peserta didik. Tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian bersama yang
lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, di samping untuk mempersiapkan
dan menyelesaikan keputusan mereka.
4.
Metode
demonstrasi
Metode
demonstrasi merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu pada anak didik.
5.
Metode
kerja kelompok
Metode kerja
kelompok merupakan metode pembelajaran yang mengkondisikan kelas yang terdiri
dari kesatuan individu-individu anak didik yang memiliki potensi beragam untuk
bekerja sama.
6.
Metode
latihan
Metode latihan
merupakan metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan
atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode pendidikan yaitu suatu jalan
yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan dalam pendidikan. Dalam bahasa arab,
metode disebut dengan thariqah. Mengajar
berarti menyajikan atau menyampaikan pelajaran, jadi metode mengajar berarti
suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai
tujuan pembelajaran.
Alat pendidikan juga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan.dengan demikian, metode pengajaran dapat dikategorikan sebagai alat
pendidikan,yang didalamnya terdapat cara dan strategi menyampaikan bahan ajar kepada
anak didik.
Kurikulum pendidikan adalah
seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan,isi,dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Di Negara Indonesia terjadi
perubahan kurikulum sejak masa orde lama yang dipimpin oleh Soekarno hingga
saat sekarang ini.Perubahan kurikulum tersebut selalu mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan zaman.Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia
yaitu : Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum
1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum
2004 (KBK), Kurikulum 2006 (KTSP),dan Kurikulum 2013.
B.
Kritik dan Saran
Demikian pembuatan makalah ini,
semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca. Apabiala dalam pembuatan makalah ini
terdapat banyak kesalahan kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Muzakki
dan Holilah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam
Kopertais Wilayah IV Surabaya. Kopertais IV Press.
Oemar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibani. 1979. Falsafah
Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung. Jakarta. Bulan Bintang.
EmoticonEmoticon