logo blog

Friday, July 21, 2017

QUR’ANIC BASED EDUCATION STUDI ATAS PARADIGMA DAN IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN DI PP AL-AQOBAH DIWEK JOMBANG

BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Sejak zaman penjajahan, Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Eksistensi lembaga tersebut telah lama mendapat pengakuan masyarakat. Pesantren terlibat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Lembaga keagamaan tersebut dapat berbentuk jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan sendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan dipesantren meliputi pendidikan islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umumnya menetap di lingkungan pesantren yang disebut dengan pondok. Dari sinilah timbul istilah Pondok Pesantren.[1]
Kemampuan pesantren untuk tetap bertahan karena karakter eksistensinya, yang dalam bahasa Nurcholis Madjid disebut sebagai lembaga yang tidak hanyaidentik dengan makna ke-Islaman, tetapi juga mengandung makna keaslianIndonesia (indigenous).[2] Penyelenggaraan pesantren berbentuk asrama yangmerupakan komunitas tersendiri di bawah pimpinan kyai dibantu beberapa ustadz yang hidup bersama di tengah para santri, dengan bangunan masjid sebagai pusatkegiatan peribadatan keagamaan dan sekaligus tempat belajar mengajar, serta pondok-pondok sebagai tempat tinggal para santri. Mereka hidup bersama-sama antara kyai, ustadz, santri serta pengasuh lainnya, sebagai satu keluarga besar.
Tradisi pondok pesantren paling tidak memiliki lima elemen dasar, yakni pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, dan kyai.[3] Dalam sebuah pesantren, kyai merupakan elemen yang paling esensial.Beliau merupakan figur sentralistik, otoritatif, dan pusat seluruh kebijakan. Kyaimerupakan pemimpin tunggal yang memegang peran hampir mutlak. Beliaumerupakanpusat kekuasaan tunggal yang mengendalikan sumber-sumber yang ada dan juga merupakan sumber utama apa yang berkaitan dengan kepemimpinan, ilmu pengetahuan dan misi pesantren.
Berangkat dari fakta yang diketahui oleh peneliti bahwa di pesantren Al-Aqobah Diwek Jombang setiap santri dituntut untuk memahami agama dan sains secara bersamaan. Mereka digembleng ilmu agama secara terus menerus serta dituntut untuk hafal Al-Qur’an dan Hadist,  bahkan ada istilah One Day Five Ayat One Hadist yang dijadikan acuan dalam belajar. Disisi lain, mereka dituntut untuk memahami Sains dan Teknologi. Hal ini dapat dibuktikan dari siswa-siswi MTs di Pesantren Al-Aqobah Diwek Jombang yang mampu membaca kitab gundul (kitab tanpa harokat) dengan lancar, mereka juga pandai dibidang sains dan teknologi seperti halnya membuat robot dan game. Selain dari kemampuan santrinya, sistemnya pun berbeda dari kehidupan pesantren pada umumnya. Seperti halnya memaknai kitab, di pesantren Al-Aqobah santri memaknai kitab menggunakan bahasa Inggris.[4]
Dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti kebijakan yang diimplementasikan di Pesantren Al-Aqobah Diwek Jombang. Peneliti tertarik untuk mngetahui lebih dalam lagi terkait konsep dan nilai belajar yang diterapkan di Pesantren Al-Aqobah. Mengapa Pesantren ini mampu memiliki santri yang multitalent.
B.           Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas, ada beberapa yang menjadi pijakan bagi kita dalam melakukan penelitian, yaitu:
1)      Paradigma konsep pendidikan berbasis Al-Qur’an. Sebab dengan melihat paradigma ini kita mampu mengidentifikasi bagaimana paradigma yang digunakan dalam menerapkan konsep pendidikan yang berbasis Al-Qur’an sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pijakan untuk memahami paradigma pendidikan di PP Al-Aqobah.
2)      Cara mengimplementasikan konsep pendidikan di PP Al-Aqobah yang meliputi kelembagaan, kepemimpinan dan kurikulum yang ada di PP Al-Aqobah

C.          Rumusan Masalah
Terkait dengan masalah yang melatarbelakangi penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu:
1.      Bagaimana paradigma pendidikan basis Al-Qur’andi Pondok Pesantren Al-Aqobah Diwek Jombang?
2.      Bagaimana implementasi pendidikan basis al-Qur’am di Pondok Pesantren Al-Aqobah Diwek Jombang?

D.          Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membatasi hal-hal yang akan dibahas sebagai berikut:
Yang dimaksud paradigma dalam penelitian ini adalah kerangka berfikir dalam menerapkan konsep pendidikan yang berbasis Al-Qur’an di PP Al-Aqobah, dimana paradigma disini meliputi bagaimana sejarah berdirinya pesantren, visi misi serta profil dari pesantren tersebut. Jadi, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana filosofi terbentuknya pesantren Al-Aqobah dan apa paradigma yang digunakan.
Sedangkan, yang dimaksud implementasi dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan dari konsep pendidikan berbasis Al-Qur’an dalam lingkup kelembagaan, kepemimpinan dan kurikulum. Jadi, peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi dari tiga hal diatas sehingga mampu menjadikan pesantren yang memiliki konsep pendidikan berbasis Al-Qur’an
E.           Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1)      Mengetahui paradigma pendidikan berbasis Al-Qur’an yang diterapkan di PP Al-Aqobah Diwek Jombang
2)      Memahami bentuk implementasi dari konsep pendidikan berbasis Al-Qur’an yang diimplementasikan di PP Al-Aqobah Diwek Jombang

F.           Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1)      Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan Islam dan menambah kajian ilmu khususnya ilmu yang diterapkan di dunia pesantrenuntuk mengetahui bagaimana strategi kreatif yang diterapkan dalam pengembangan Ilmu Pendidikan Islam di Pesantren tanpa melupakan Sain dan Teknologi.
2)      Manfaat Praktis
a.       Untuk pemerintah dapat memberikan informasi tentang adanya pesantren yang mengedepankan ilmu agama tanpa melupakan sain dan teknologi, yang mana hal ini perlu diperhatikan untuk kelanjutan kedepannya
b.      Untuk pesantren sekitar dapat dijadikan wacana dan perbandingan dalam menerapkan konsep pendidikan berbasis Al-Qur’an
c.       Untuk masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengetahui lebih dalamnya gambaran pesantren PP Al-Aqobah terutama dari sisi paradigma dan implementasinya

BAB II
KAJIAN TEORI
A.                Integrasi-Interkoneksi
Studi Islam integrasi-interkoneksi adalah kajian tentang ilmu-ilmu keislaman, baik objek bahasan maupun orientasi metodologinya dan mengkaji salah satu bidang keilmuan dengan memanfaatkan bidang keilmuan lainnya serta melihat kesaling-terkaitan antar berbagai disiplin ilmu tersebut[5].
Paradigma integrasi-interkoneksi memiliki asumsi dasar yaitu bahwa dalam memahami kompleksitas fenomena kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia, setiap bangunan apapun baik ilmu agama, ilmu sosial, humaniora, maupun ilmu alam tidak dapat berdiri sendiri. Kerjasama, saling membutuhkan, dan bertegur sapa antar disiplin ilmu pengetahuan justru akan dapat memecahkan persoalan yang dihadapi oleh manusia, karena tanpa saling bekerja sama antar disiplin ilmu akan menjadikan pemikiran yang saling bertentangan[6].
Dalam hal pengembangan pemikiran akademik tentang Islamic Studies di perguruan tinggi, M. Amin Abdullah mengembangkan Spider Theory/Thariqah al-‘Ankabut (Teori Jaring Laba-Laba). Jaring laba-laba ini merupakan produk dialektis antara normativitas dan historisitas yang dirumuskannya. Namun secara konsepsional M. Amin Abdullah belum merumuskan secara konkrit tentang keilmuan dimaksud, yaitu bagaimana central of spot yang menjadi sumber utama dikembangkan melalui approach and methodology yang tepat pada ring pertama, kemudian keberjalin-kelindanan selanjutnya pada ring kedua, ketiga dan keempat secara timbal balik.
Berikut adalah skema teori jaring laba-laba:
integrasi-interkoneksi.pngPada lingkaran pertama menunjukkan landasan atau sumber ilmu agama Islam, dilingkaran kedua yaitu metode dan pendekatan yang digunakan, lingkaran ketiga adalah ilmu-ilmu agama islam, lingkaran yang keempat terdapat ilmu-ilmu sekuler, dan lingkaran terahir atau kelima yaitu ilmu-ilmu terapan.

B.                 Input-Proses-Output-Outcome
Dalam dunia pendidikan terdapat suatu kontruksi pokok yang merupakan sebuah sistem pokok. Sistem tersebut bertujuan untuk menghasilkan cita-cita mulia pendidikan yangbertujuanuntukmencerdaskankehidupanbangsa.
a.       Input Pendidikan
Untuk ketercapaian pendidikan bermutu, fungsional, produktif, efektif dan akuntabel, maka diperlukan beberapa hal yang terkait dengan input, antara lain: peserta didik, ketenangan, fasilitas, biaya, kurikulum, perencanaan dan evaluasi, hubungan sekolah dengan masyarakat serta iklim sekolah yang memadai.
Input sendiri bukan hanya siswa saja, namun juga sumber daya manusia yang lain, seperti staff pengajar misalnya. Selain itu, fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam proses juga harus tersedia. Karena kemaksimalan dalam pemenuhan input akan berpengaruh pada proses.
Dengan segala fasilitas yang jelas serta Visi dan Misi yang dapat dijadikan patokan maka input tersebut kiranya cukup untuk menjadikan pengiring dalam berjalannya sebuah proses.
b.      Proses Pendidikan
Proses adalah suatu pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain dengan sengaja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam ketegori belajar, proses memiliki arti sebagai tingkat dan fase yang dilalui anak atau sasaran didik dalam mempelajari sesuatu.
Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Proses dapat dikatakan memiliki mutu yang tinggi jika sistem dan koordinasi di sekolah atau lembaga berjalan secara harmonis, karena dapat menciptakan pembelajaran yang stabil. Proses juga berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik, karena dalam proses termuat motivasi-motivasi agar peserta didik mampu menerima pelajaran serta giat dalam belajar.
c.       Output Pendidikan
Output adalah sesuatu yang dihasilkan setelah melalui proses. Output pendidikan merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiendinya, inovasinya,  kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan  dengan mutu output sekolah, dapat di jelaskan  bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi  belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam :  (1) prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum,  UNAS, karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga, kesnian, keterampilan kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ektsrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan[7]. Dalam dunia pendidikan proses yang baik dan bermutu akan menghasilkan output yang baik dan bermutu pula. Dalam output, kebijakan pendidikan sangat berpengaruh dalam menentukan kelulusan. Selain harus memenuhi standar yang telah ditentukan oleh lembaga pendidikan, peserta didik dan lembaga pendidikan juga harus memenuhi atau memperhatikan permintaan dan standarisasi masyarakat serta pemerintah.
d.      Outcome
Outcome pendidikan adalah hasil jangka panjang dampakatau jangka panjang terhadap individu, sosial, sikap, kinerja, semangat, sistem, penghasilan, pengembangan karir, kesempatan pendidikan, kerja, pengembangan dari lulusan untuk berkembang, dan bermutu pada umumnya.Serta merupakan sebuah keuntungan (benefit) atau manfaat yang dirasakan peserta didik serta lembaga secara luas.[8]
Masyarakat seringkali mengukur keberhasilan suatu lembaga jika lembaga pendidikan tersebut berhasil menghasilkan atau outputnya mampu menjadi seseorang yang sukses dalam karirnya, atau mampu menembus universitas bergengsi.





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A.            Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, yang mana studi kasus ini dilekatkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif. Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya.[9] Sedangkan eksploratif adalah salah satu jenis penelitian sosial yang tujuannya untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai pola yang digunakan dalam penelitian.[10]

B.            Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu berdasarkan dari beberapa sumber. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu:
a.       Data primer, yaitu data pokok yang dikaji dalam penelitian, atau sumber data terpenting yang digali dalam penelitian. Dalam penelitian ini dapat diperoleh dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Aqobah, Pedoman akademik, serta kurikulum yang di terapkan di PP Al-Aqobah.
b.      Data sekunder, yaitu data yang dapat dijadikan pelengkap atau data sampingan yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Dalam penelitian ini yaitu data-data tentang konsep pendidikan di PP al-Aqobah atau data yang terkait dengan pengembangan pendidikan di PP al-Aqobah.


C.                Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen untuk memperoleh atau mengumpulkan data. Peneliti sendiri menempatkan diri sebagai instrumen aktif. Selain peneliti sendiri, instrumen lain yang digunakan yaitu:
a.       Wawancara
Secara sederhana wawancara adalah sebuah teknik pengumpulan datayang didapatkan oleh peneliti melalui percakapan dengan narasumber atau informanyang dianggap memiliki peranan penting di tempat penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan tekhnik semi terstruktur yang bertujuan untuk menentukan topik yang dibahas secara lebih terbuka. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dibalik fenomena yang terjadi yang tidak mungkin didapat melalui observasi.

b.      Observasi
Teknik observasi ini merupakan pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung oleh panca indera seperti mata, tangan, kaki, telinga dan mulut. Panca indera tersebut bisa didukung oleh beberapa alat untuk menunjang pengamatan seperti buku catatan, alat perekam dan kamera. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.[11]
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati secara langsung penerapan atas konsep pendidikan yang digunakan di PP Al-Aqobah.

c.       Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat sendiri atau dibuat oleh orang lain.
Dalam penelitian ini dokumentasi diperlukan sebagai pengumpulan data atau dokumenatasi struktur serta jadwal atau pun mengenai kebijakan-kebijakan pengurus pesantren.

D.                Analisis data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain[12]. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mereduksi data yang telah diperoleh dengan cara memilah hal-hal yang penting serta pokok, agar mudah dalam pengelompokan datanya. Juga dianalisis dengan cara induksi untuk mengetahui sejauh mana pendidikan dengan integrasi Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Aqobah, Diwek, Jombang dilakukan.
E.                 Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan),. Kredibilitas data di maksudkan untuk membuktikan data yang dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada pada latar penelitian.
Untuk menetapkan kredebilitas data tersebut digunakan teknik pemeriksaan menggunakan trianggulasi data. Trianggulasi data yaitu memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding terhadap data itu[13]. Dalam trianggulasi data terdapat beberapa teknik, dalam pnelitian ini menggunakan trianggulasi data dengan sumber, yaitu membandingkan perolehan data pada teknik yang berbeda dalam fenomena yang sama. Serta trianggulasi data dengan metode, yaitu membandingkan perolehan data dari teknik pengumpulan data yang sama dengan sumber yang berbeda.[14]





















BAB IV
PROFIL DAN KOMITMEN PONDOK PESANTREN AL-AQOBAH JOMBANG
Lembaga Pendidikan dan Sosial PP Al-Aqobah ini dirintis mulai tahun 1997 oleh KH. Ahmad Junaidi Hidayat, SH., S.Ag. Beliau alumni pondok pesantren Tebuireng dan sangat berpengalaman dalam mengelola lembaga pendidikan dan organisasi sosial keagamaan.
Hingga tahun 2015, Pondok Pesantren Al-Aqobah sudah berkembang menjadi Aqobah 1 dan Aqobah 2 (Wonosalam, Jombang), Aqobah 3 (jember) dan Aqobah 4 (Tebuireng, Jombang) dengan jumlah 500 siswa/i. Adapun tenaga pengajar di sekolah dan pesantren mencapai 70 guru (ustadz-ustadzah).
Visi: Berikhtiar secara maksimal mewujudkan suatu lembaga pendidikan Islam yang modern, sistemik dan visioner.
Misi: Mewujudkan institusi pendidikan Islam yang berkarakter dan berkepribadian Islam dengan komitmen kualitas sumber daya manusia yang unggul dan kaffah (utuh), baik pada aspek keilmuan, kepribadian, keterampilan hidup dan kepekaan sosial menuju terwujudnya pribadi muslim yang utuh (bastotan fi al-ilmi serta dzu qolbin salim).
A.                Keunggulan Program
  1. Managemen sholat maktubah. Sebuah aktifitas anak dikendalikan melalui ibadah sholat maktubahdengan berjama’ah, rawatib, wirid, dilanjutkan mengaji kitab kuning.
  2. Metode Amsilati. Diterapkan secara integrative pada semuakajian kitab kuning, sehingga pada tahun pertama santri sudah tuntas dalam kemampuan membaca Al-Qur’an, dasar ilmu nahwu, dan teknik dasar mengaji kitab kuning.
  3. Sistem pendidikan Islam terpadu dengan metode enjoy learning, the best teacher yang fresh graduate.
  4. Student day, gelar karya dan pasar prestasi. Sebagai wahana siswa dala meng-eksplor skill dan bakat sampai bias “make product” yang bermanfaat.
  5. Digitalisasi dan Billigual Kitab Kuning. Metode kajian kitab kuing dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris serta menggunakan media teknologi.
  6. Multiple Intelegencies Research (MIR). Semua anak yang kami terima akan dilakukan kajian atau riset terkait dengan potensi kecerdasan masing-masing. Data MIR siswa akan menjadi dasar pembinaan dan proses kegiatan edukasi.
  7. Arabic and English Night, Sport English. Wahana aktifitas santri dalam penguasaan dan kemampuan berbicara bahasa asing secara aktif.
  8. Majlis Muhadloroh dan wawasan. Sebuah forum rutinan santri berlatih kepemimpinan dan organisasi serta memperkaya berbagai informasi dan wawasan sosial politik kebangsaan.
  9. Tahfidlul Qur’an binnadlor, bil ghoib, qiro’ah masyhuroh dan qiro’ah sab’ah.

Lembaga Pendidikan dan Sosial Al-Aqobah Jombang memiliki beberapa unit terdiri dari:
1.      Pondok Pesantren Mahasiswa/i yang berada di Jember yaitu Al-Aqobah 3
2.      Pondok pesantren putra/i non mahasiswa yang berada di Jombang yaitu Al-Aqobah 1 dan Al-Aqobah 4
  1. Unit Majelis Tarbiyah wat Ta’lim (MTT) PP. Al-Aqobah.
  2. Unit Madrasah Tahasus Diniyah Ula-Wustho-Ulya PP. Al-Aqobah.
  3. Unit Tahfidzul Qur’an.
  4. Unit Pendidikan Formal Terdiri dari :
    1. SMP Islam Terpadu Misykat Al-Anwar Berdiri sejak tahun 2003
    2. SMA Islam Terpadu Misykat Al-Anwar Berdiri sejak tahun 2006
    3. MTs Terpadu Misykat Al-Anwar Berdiri sejak tahun 2006
  5. Unit Layanan Kesehatan.
  6. Unit Lembaga Kursus Intensif Amtsilati (LAKIA).
  7. Unit Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bernama LAKSEDA (Lembaga Kajian Sosial Ekonomi Daerah).
  8. Unit Majelis pengajian rutinan Minggu Pon.
B.                 Konsentrasi Pendidikan
a.       Pendidikan Formal
Dengan sistem Full Day School, pada pendidikan formal dikonsentrasikan untuk menuntaskan target ketercapaian kurikulum formal (kurikulum nasional dan takhasus). Kompetensi unggulan untuk sekolah SMP-SMA Islam Terpadu siswa diharapkan ahli sains atau IPA yang berwawasan global dan berkepribadian Islami. Dan Kompetensi unggulan untuk MTs dan Aliyah Terpadu siswa diharapkan ahli agama yang berwawasan global dengan kepribadian Islami. Paket pendidikan tersebut diharapkan berkelanjutan dalam masa 6 tahun
  1. Pendidikan Pesantren
Diluar jam sekolah bagi siswa yang bertempat tinggal di pesantren Al-Aqobah, diberikan pendidikan dan pembinaan dan pengawasan sepanjang waktu dengan konsentrasi pembelajaran keilmuan agama melalui Madrasah Tahasus Diniyah (Kelas Ula, Wustho dan Ulya) serta pembinaan ubudiyah, bahasa asing, kepribadian dan kemasyarakatan.
C.                Pembentukan Internasionalisasi Kelas
1.       International Class Program (Internasionalisasi Kelas) pada unit SMP Islam Terpadu Misykat Al-Anwar adalah sebuah program kelas khusus dengan konsentrasi materi Ujian Nasional (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika) dan penguasaan bahasa asing.
  1. KBM pada program ini dirancang dengan menggunakan metode belajar akseleratif didukung dengan tim tenaga pengajar khusus.
  2. Peserta International Class Program adalah siswa yang mendaftarkan diri serta lulus seleksi, dan atau siswa yang ditunjuk oleh LPS berdasarkan bersetujuan wali siswa.
D.                Standar Disiplin Siswa/Santri
  1. Disiplin kegiatan, semua siswa/santri harus mengikuti kegiatan yang dijadwalkan dan tidak boleh meninggalkan kegiatan atau pondok kecuali dengan prosedur izin yang telah ditentukan.
  2. Disiplin waktu, semua siswa/santri harus tepat waktu dalam melakukan aktifitas diri dan kegiatan yang telah ditetapkan.
  3. Disiplin pakaian, waktu sekolah sesuai ketentuan seragam sekolah, waktu sholat bersarung, berbaju koko putih dan berpeci putih, diluar sholat bersarung dan berbaju sopan.
  4. Disiplin tampilan, rambut harus dipotong sesuai dengan standar yang telah ditentukan, tidak boleh memakai perhiasan yang berlebihan dan tidak sesuai dengan syara’. Seluruh siswa dan santri tidak diperkenankan membawa hp dan merokok.
  5. Disiplin prilaku, semua siswa/santri harus berprilaku dan bertutur kata yang terpuji (akhlakul karimah) dengan membudayakan 4S (Sapa, Senyum, Salam, Santun) 
Lembaga Pendidikan dan Sosial Pondok Pesantren Al-Aqobah beralamatkan di Jl. Gerilya No. 50 Kwaron Diwek Jombang, Telp. 0321-861862, 864578, Email: aqobahjombang@yahoo.co.id

BAB V
PARADIGMA DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
A.                Paradigma Pendidikan Pondok Pesantren Al-Aqobah Diwek Jombang
Pendidikan adalah suatu kebutuhan pokok manusia yang digunakan sebagai pijakan hidup, dan sebagai seni dalam pengembangan diri. Sedangkan menurut Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Seringkali orangtua merasa bingung dalam menentukan pendidikan anaknya. Itu semua diakibatkan oleh kehawatiran orangtua akan kesuksesan anaknya di masa depan. Seperti yang diutarakan[15] oleh K. H Junaidi Hidayat S.H, S.Ag selaku pengasuh PP Al-Aqobah Jombang:
“Memilih sekolah memang tidak mudah, karena kenyataannya kadang ada sekolah tapi tidak ada belajar, ada pesantren tapi tidak ada ngaji. Atau ada belajar dan ngaji tapi sangat membosankan dan menyiksa”.
Pendidikan bagi K. H. Ahmad Junaidi Hidayat adalah investasi sumberdaya manusia yang paling menentukan bagi masa depan bangsa. Dalam pandangannya, semua anak itu hebat dan istimewa, semua anak bisa menjadi juara sesuai dengan potensi fitrahnya masing-masing, sedangkan belajar itu harus menyenangkan dan membahagiakan, tidak boleh ada pemisahan ilmu agama dan ilmu umum, semua ilmu itu dari dan milik Allah SWT baik yang bersumber dari Ayatul Qauliyah atau kauniyah. Pendidikan harus mampu membangun kecerdasan anak secara utuh (Basthotan fi al-ilmi wa al-jismi & dzu qolbin salim), sehingga anak mampu dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat[16].
Membangun kemampuan anak secara utuh dengan menggunakan Al-Qur’an sebagai basisnya. Agar anak berkembang dengan Islami. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk agar manusia mampu memperoleh akromiyahnya, keutamaan dirinya (fadhail). Pada dasarnya pendidikan harus memahami fitrahnya anak, seperti dikutip dari ayat Al-Qur’an
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ...
Artinya: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[17] masing-masing. (al-isra’:84)
Manusia tidak bisa disamakan dalam potensinya, seperti hadist Nabi:
Kullu Mauludin Yuulad ‘Ala Fithrah, fitrah anak itu pasti ada tergantung pemberian Allah, pendidikan berfungsi untuk mencari skill anak untuk di tumbuhkan dan difasilitasi disirami agar terus berkembang, agar anak dapat berkembang secara utuh dalam ranah kognitifnya, keilmuannya, dalam segi karakter, serta kepribadian dan skillnya. Sehingga pendidikan memiliki peran penting untuk memaksimalkan fasilitas diri, dengam memupuk para peserta didik untuk menemukan special momentnya agar peserta didik sadar bahwa itulah dirinya dan kehidupannya
[18].
Al-Qur’an dan Hadits dapat dijadikan guiden, menjadi motivasi manusia untuk lebih sempurna, baik kaitannya dengan makhluk lain maupun dirinya sendiri. Al-Qur’an bukan sekedar untuk dihafalkan, namun Al-Qur’an juga dijadikan sebagai basis kebijakan, basis dalam pengolahan pendidikan, basis pemikiran, yang menuntun kita pada keberhasilan.
Pondok Pesantren Al-Aqobah menfasilitasi anak didiknya untuk menemukan dan mendapatkan potensi dirinya masing-masing. Dengan basis al-Qur’an dan Hadits dikemas dalam lingkungan pendidikan yang Islami, dengan sistem pendidikan dan pembinaan sepanjang hari secara utuh dan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan, dilengkapi juga dengan sarana teknologi dalam pembelajarannya.
B.                 Implementasi penerapan kebijakan PP Al-Aqobah
1)      Input
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus ada dan tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses. Segala sesuatu yang dimaksud adalah berupa sumberdaya, perangkat-perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai alat dan pemandu bagi berlangsungnya proses. Input sumber daya terbagi menjadi dua, antara lain:
a.          Input sumber daya manusia, meliputi: kepala sekolah, guru (termasuk guru BP), karyawan, dan siswa.
b.         Input sumberdaya non manusia, meliputi: peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan lain-lain.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, temuan input di PP Al-Aqobah dalam sisi Sumber Daya Manusia (SDM) adalah:
a.       Guru
Guru memegang suatu peranan penting di dalam dunia pendidikan. Bahkan bisa dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya suatu pendidikan di negara bisa ditentukan oleh kualitas para guru yang tersedia di negara itu. Oleh karenanya, kesuksesan di dunia pendidikan di negara manapun akan dipengaruhi atas keberhasilan seorang guru. Idealnya, sekolah hanya akan menerima figure guru yang dianggap profesional dalam pandangan mereka.
Guru yang dipilih adalah mereka yang mempunyai jiwa pengabdian, dan memiliki potensi besar dalam pengembangan akademiknya, selain itu juga guru yang sesuai dengan standarisasi PP Al-Aqobah Jombang[19].
Proses rekruitment guru di Lembaga Pendidikan dan Sosial Al-Aqobah melalui beberapa tahap[20] :
1.       Tahap Pertama, proses seleksi administratif dengan melihat kemampuan akademis pelamar. IPK minimal 3,00
  1. Tahap Kedua, proses seleksi wawancara dengan materi wawancara meliputi wawasan kependidikan, wawasan keagamaan dan dakwah serta ketrampilan profesinya.
  2. Tahap Ketiga, proses pemagangan yaitu masa uji coba pada tempat / bagian dengan bimbingan langsung dari senior. Waktu yang ditetapkan untuk masa uji coba ini selama 2 bulan.
  3. Tahap Keempat, yaitu masa capeg (calon pegawai) yang harus ditempuh selama satu tahun dan bisa diberhentikan sewaktu-waktu bila kurang sesuai atau tidak memenuhi kriteria Lembaga Pendidikan dan Sosial Al-Aqobah.
Disamping syarat-syarat tersebut, para guru juga dituntut untuk selalu mengembangkan diri dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka. Untuk itu Lembaga Pendidikan dan Sosial Al-Aqobah secara terus menerus dan berkesinambungan memberikan in house training dan out house training, untuk mengupayakan guru-guru yang memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi.
Dalam proses seleksinya, para siswa juga turut andil dalam pemilihan guru. Seleksi dilakukan secara ketat dengan melibatkan kepala sekolah, pimpinan, micro-teaching dan dipilih oleh sebagian siswa (siswa dimintai pertimbangan tentang guru yang mereka sukai).
Sedangkan pembina atau ustadz-ustadzah dipesantren berasal dari kalangan mahasiswa yang mempunyai kompetensi kajian Al-qur’an dan kitab kuning dengan baik. Hampir semua ustadz-ustadzah adalah alumni SMA ITMA Al-Aqobah yang sudah dikaderiasasi.
b.      Santri/Siswa
Di depan kompleks Pondok Pesantren Al-Aqobah terdapat sebuah banner dan sudah disebutkan dalam paradigma yang dipakai di LPS PP Al-Aqobah bahwa “semua anak dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda”, inilah prinsip yang ditekankan di PP Al-Aqobah. Semua yang ingin belajar di pesantren ini dipersilakan, tidak ada penyaringan dalam penerimaan santri. Namun, bukan berarti dipesantren ini tidak ada tes. Tes tetap berlaku, namun tes disini hanya sebagai tes pemetaan untuk mengklasifikasikan santri agar proses pembelajaran berjalan lancar. Jadi, siapapun yang ingin belajar di PP Al-Aqobah selalu ada tempat untuknya. Kapasitas peserta didik ditentukan oleh kapasitas tempat di Pondok Pesantren Al-Aqobah.
Tes untuk pengklasifikasian tersebut di sebut dengan MIR (Multiple Intelegensi Research) yaitu untuk mencari data agar dapat mengetahui potensi anak tanpa harus mengabaikan aspek yang lain. Setelah ditemukan potensi tersebut guru mendampingi agar berkembang. Dalam wawancara diperoleh keterangan bahwa tes (seleksi masuk ke sekolah) biasanya hanya pada ranah kognitifnya saja atau kemampuan yang bersifat akademik. Masih menurut beliau, orang sukses itu tidak hanya dapat diukur dari nilai akademiknya atau yang terukur dengan angka, namun sebenarnya anak hebat adalah ia yang bisa mengatasi masalah hidupnya.
“…anak cerdas adalah anak yang handeling problem, atau almuqayyis…… dalam hidup tak semuanya harus mengandalkan nilai kognitif, buktinya saja pemain sepak bola kaya-kaya, dan kami memfasilitasi bidang non-akademik yang mereka kuasai…” 
Sedangkan temuan input di PP Al-Aqobah dalam sisi NON SDM adalah:
a.       Penunjang Akademik
Setiap pembelajaran pasti ada penunjang akademik didalamnya, seperti halnya di pesantren ini. Pengasuh pesantren ini mengungkapkan:
“…semua fasilitas yang ada disini merupakan penujang akademik bagi santri/siswa terutama buku…”
Dengan demikian, peneliti menitikberatkan penunjang akademik berupa buku sebagai panduan/modul pembelajaran sudah ditentukan pemerintah atau buku yang digunakan oleh sekolah pada umumnya. Pesantren dan sekolah di PP Al-Aqobah menggunakan buku/kitab sebagai panduan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Apa yang dibutuhkan dari luar maka didapat dari luar pesantren, seperti halnya buku-buku yang non kurikuler ditentukan oleh Pondok Pesantren sendiri, seperti kitab bilingual yang tidak ada di tempat lain maka PP Al-Aqobah menyusun sendiri, buku Amsilati karena tidak dapat dibeli dari tempat lain selain di pondok pesantren Amsilati Jepara maka buku tersebut diambil langsung dari Jepara.
b.      Prasarana yang dimiliki PP atau LPS Al-Aqobah
1.      Gedung asrama pesantren dengan jumlah kamar 20 buah berikut fasilitas pendukungnya.
2.      Gedung unit pendidikan formal dengan jumlah ruangan sebanyak 19 buah berikut fasilitias pelengkapnya.
3.      1 (satu) gedung kantor terpadu berikut fasilitias pelengkapnya.
4.      1 (satu) buah tempat Balai Pengobatan umum.
5.      1 (satu) buah ruang istirahat tamu.
6.      1 (satu) ruang pelayanan jasa boga.
7.      5 (lima) buah kantin.
8.      1 (satu) ruang koperasi santri.
Berbeda dari Pondok pesantren pada umumnya yang melarang penggunaan barang-barang elektronik seperti handphone dan Laptop, Pondok Pesantren Al-Aqobah mengizinkan barang-barang lektronik tersebut untuk dibawa tinggal di Pondok Pesantren. Pondok Pesantren Al-Aqobah juga melengkapi fasilitas elektronik tersebut dengan Televisi dan Wi-Fi, dengan penggunaan yang ditentukan oleh jadwal agar tidak mengganggu proses belajar.
2)      Proses
Proses merupakan sebuah tahap yang dimaksudkan dan diharapkan untuk mencapai atau menghasilkan output yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan oleh lembaga atau instansi pendidikan. Proses dalam pendidikan sangatlah penting, karena peserta didik akan sangat merasakan manfaat ilmu ketika dalam tahap proses menempuh pendidikan.
Menurut KH. Junaidi Hidayat selaku pengasuh dan Sekretaris MUI Jombang, pendidikan harus mampu memahami anak secara utuh dengan segala potensi dan karakternya yang harus dikembangkan, baik imanan, ilman wa jasadan, tanpa harus mengabaikan fitrahnya sebagai anak.
“Belajar harus enjoy dan menyenangkan. Anak harus menjadi subyek atau center of learning. Profesionalitas kelembagaan, ketenagaan, kekeluargaan harus terwujud secara kondusif. Biaya pendidikan harus terjangkau untuk semua lapisan dengan subsidi silang. Kami mohon do’a dari semua pihak, semoga bisa istiqomah selalu dalam mengembang amanat ini.”
Penerapan konsep One day Five ayat One Hadits ini dilakukan dengan cara enjoy, pengkajian setelah sholat 5 waktu, 1 ayat setelah sholat dan diulang-ulang. Untuk Haditsnya sehari satu hadits setiap jam pertama pada waktu sekolah. K.H Junaidi meyakini bahwa pintar itu tidak harus berdarah-darah, dan Al-Qur’an itu berfungsi untuk mencerdaskan, bukan karena menghafal Al-Qur’an sehingga tidak diizinkan untuk mempelajari ilmu lain.
Berikut merupakan gambaran sumberdaya Lembaga Pendidikan dan Sosial Pondok Pesantren Al-Aqobah Jombang[21].
Pengasuh
 
SMP
 
MTs
 
SMA
 
 












Keterangan:
  1. Yayasan: Biasanya di beberapa Yayasan terdapat struktur dewan Yayasan yang meliputi Pembina, Pengawas dan Pengurus/Esksekutif
  2. Pengasuh: Biasanya bertanggungjawab terhadap seluruh aspek program dan kegiatan yang ada di pesantren, termasuk dalam membuat kebijakan internal pesantren
  3. Pengurus: Biasanya terdiri dari bagian santri yang sudah dianggap senior dan bisa membimbing/murobbi terhadap santri yunior di pesantren
  4. Asatidz: Dewan guru yang diberi tanggungjawab oleh pengasuh untuk mengajarkan berbagai bentuk kegiatan yang ada di pesantren
  5. Kasek & Kamad: Pimpinan eksekutif di sekolah masing-masing. Adalah pihak yang diberi kewenangan dan tanggungjawab oleh pihak Yayasan untuk melaksanakan kebijakan internal sekolah yang dikelola, meskipun ia harus bertanggungjawab secara internal dan eksternal sekolah.
  6. Waka: Sebagai pembantu Kasek/Kamad secara langsung dalam melaksanakan kebijakan program dan kegiatan sekolah.
  7. Guru/staff : Pelaksana kebijakan yang dibuat oleh kasek/kamad dalam rangka mendukung berjalannya program dan kegiatan di sekolah
  8. Santri/Siswa: Adalah “Penerima Manfaat/Target Group” yang menerima seluruh manfa’at dari segenap bentuk program dan kegiatan baik pesantren dan sekolah.

Pembuat Kebijakan dan pengawasan
Dan Pengawasan
 
MEMBACA
“Hirarkhi Kontrol”

 
Penerima Manfa’at
HASIL Produksi
PRODUKSI
 
Pelaksana Kebijakan
MESIN Produksi
PRODUKSI
 
PESANTREN
 
SEKOLAH
 
Santri/Siswa
 
YAYASAN
 
3
 
4
 
1
 
2
 
Dalam bahasa lain, bisa diilustrasikan sebagai berikut;










Keterangan:
  1. Jika seluruh sumberdaya yang ada baik di Pesantren maupun di sekolah diilustrasikan sebagai “Mesin Produksi”, maka seluruh bentuk program dan kegiatan dari keduanya harus mendukung tercapainya target yang telah direncanakan oleh Yayasan dalam rangka mencetak/mem-product hasil akhir yang akan dicapai
  2. Jika santri/siswa diilustrasikan sebagai “Hasil Produksi”, maka seluruh bentuk program dan kegiatan harus mengarah pada munculnya santri/siswa yang berkwalitas/unggul, sesuai dengan bentuk kwalitas yang ditargetkan.
  3. Segala bentuk kekurangan atau bahkan kesalahan yang dilakukan oleh seluruh sumberdaya dalam rangka mem-product, maka akan sangat berdampak terhadap “Hasil Produksi”, yang pada akhirnya tidak akan pernah “memuaskan” terhadap pelanggan/orang tua santri/siswa/masyarakat. Ketidak puasan pelanggan salah satunya disebabkan karena tidak/belum ber “kwalitas”-nya hasil produksi.

Disinilah, maka menjadi penting untuk dilakukan evaluasi atau “control” terhadap seluruh sumberdaya sebagai mesin produksi, menemukan berbagai kemungkinan bentuk persoalan, menganalisa persoalan dan menentukan rekomendasi dalam rangka upaya mencari “solusi alternatif” dalam menyelesaikan persoalan yang muncul.
Dalam upaya pemaksimalan program pendidikan di Pondok Pesantren Al-Aqobah dilakukan suatu upaya pengendalian mutu atau Quality Control yang merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk, bila diperlukan mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak, seperti yang dikatakan oleh Reksohadiprojo.
Pengendalian Mutu tersebut dimaksudkan untuk[22]:
1.      Mengetehui target capaian yang telah diraih oleh pelaksana program/kegiatan (sumberdaya di pesantren dan Sekolah) Al-Aqobah melalui siswa/santri
2.      Mengetahui tingkat efektfitas dan efisiensi kinerja sumberdaya dari masing-masing TUPOKSI dan kewenangan yang dimiliki
3.      Mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi managemen keuangan program
4.      Mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan program/kegiatan
5.      Mengetahui tingkat kepuasan penerima manfa’at (siswa/santri) atas program dan kegiatan yang telah dilakukan
6.       Memberi rekomendasi untuk perbaikan program/kegiatan kepada pengambil keputusan
Seluruh sumberdaya yang terlibat dalam proses pelaksanaan program dan kegiatan pada LPS Al-Aqobah, meliputi:
  1. Yayasan : sebagai pengambil kebijakan tingkat tinggi
  2. Kasek/Kamad/Waka : Sebagai pelaksana kegiatan di sekolah, sekaligus pengambil kebijakan kepada staff dibawahnya
  3. Guru di sekolah beserta staff
  4. Tenaga lain di sekolah
  5. Murid di sekolah (melihat hasil)
  6. Pengurus Pondok
  7. Asatidz
  8. Santri di Pondok (melihat hasil)
Dari seluruh sumberdaya yang ada di atas (1 s/d 8) bisa dimulai dari melihat dan menganalisa persoalan yang muncul dari siswa/santri dalam rangka melihat/check secara langsung atas hasil kegiatan/pembelajaran yang telah dilakukan.
            Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, Pondok Pesantren Al-Aqobah mengadakan beberapa ujian, misalnya untuk mencapai hasil pembelajaran nahwu-Sorf dengan metode Ujian Terbuka atau Munaqosah yang diadakan setiap 2 bulan sekali. Munaqosah tersebut dilakukan didepan para wali santri untuk membuktikan kualitas proses pembelajaran di Al-Aqobah.
Berikut merupakan Produk yang ditawarkan oleh LPS PP Al-Aqobah, beserta hasil pencapaiannya
Harian :
1.        Bangun tidur, persiapan sholat, sholat subuh berjama’ah, wiridan dan membaca surat waqi’ah
2.        Pengajian kitab kuning dengan system bandongan
3.        English and Arabic Morning
4.        Mandi, makan pagi dan persiapan sekolah
5.        Sholat dluha di sekolah, BMK dan BMQ, mengaji untuk semua dewan guru oleh Pengasuh
6.        KBM, pelajaran Kurikulum Nasional sekolah dengan tambahan materi tahassus, student day (pengembangan minat dan bakat siswa), materi siroh (sejarah nabi dan tokoh) dan bahasa Jepang
7.        Sholat dluhur berjama’ah
8.        Makan dan istirahat siang
9.        Sholat ashar berjama’ah dan pengajian kitab
10.     Makan dan persiapan kegiatan malam
11.     Sholat maghrib berjama’ah dan membaca wirid, pengajian kitab billigual dengan system sorogan dan setoran khulashoh Amtsilati
12.     Sholat Isya’ berjama’ah dilanjutkan kegiatan English and Arabic Night
13.     Takror Dirasah
14.     Istirahat malam (bisa nonton televisi)
15.     Jam wajib tidur

Mingguan, Bulanan dan Semester :
(Lihat daftar kegiatan di Pesantren dan Sekolah)
 
1.  Managemen sholat maktubah. Sebuah aktifitas anak dikendalikan melalui ibadah sholat maktubah dengan berjama’ah, rawatib, wirid, dilanjutkan mengaji kitab kuning.
2.  Metode Amtsilati. Diterapkan secara integrative pada semuakajian kitab kuning, sehingga pada tahun pertama santri sudah tuntas dalam kemampuan membaca Al-Qur’an, dasar ilmu nahwu, dan teknik dasar mengaji kitab kuning.
3.  Sistem pendidikan Islam terpadu dengan metode enjoy learning, the best teacher yang fresh graduate.
4.  Student day, gelar karya dan pasar prestasi. Sebagai wahana siswa dala meng-eksplor skill dan bakat sampai bias “make product yang bermanfaat.
5.  Digitalisasi dan Billigual Kitab Kuning. Metode kajian kitab kuing dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris serta menggunakan media teknologi.
6.  Multiple Intelegencies Research (MIR). Semua anak yang kami terima akan dilakukan kajian atau riset terkait dengan potensi kecerdasan masing-masing. Data MIR siswa akan menjadi dasar pembinaan dan proses kegiatan edukasi.
7.  Arabic and English Night, Sport English. Wahana aktifitas santri dalam penguasaan dan kemampuan berbicara bahasa asing secara aktif.
8.  Majlis Muhadloroh dan wawasan. Sebuah forum rutinan santri berlatih kepemimpinan dan organisasi serta memperkaya berbagai informasi dan wawasan sosial politik kebangsaan.
9.  Tahfidlul Qur’an binnadlor, bil ghoib, qiro’ah masyhuroh dan qiro’ah sab’ah.

 
Program Unggulan                                                                        Kegiatan Rutin












 


INDIKATOR KWALITATIF (Guarantee of Real Quality)
1.      Tahun pertama, siswa sudah mampu membaca Al-Qur’an dan kitab kuning dasar dengan baik
  1. Tahun ke dua, siswa mampu membaca kitab dengan 4 bahasa (Arab, Inggris, Indonesia dan Jawa-Multi languages)
  2. Kemampuan akademik dari hasil Ujian nasional (UN) sangat memuaskan
  3. Mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Inggris
  4. Ahli ibadah dan berakhlakul karimah

 
 



Dalam proses belajar santri selalu saja ada beberapa kendala yang menghambat santri dalam melakukan kegiatannya atau bisa disebut juga dengan pelanggaran santri. Tentu saja pondok pesantren mengantisipasinya dengan beberapa hukuman. Seperti yang diungkapkan oleh Direktur LPS PP Al-Aqobah Jombang, Gus Kanzul Fikri[23]:
“Peraturan pesantren tidak tertulis secara resmi. Namun pada dasarnya, hukuman untuk santri yang melanggar dengan melihat kasus dan jenisnya. Pelanggaran ringan: membaca Al-Quran, menulis Yasiin dengan tulisan tangan, diberdirikan, denda uang 5000-15.000 dll (Masbuq, terlambat masuk pondok, ghosob dsb). Pelanggaran sedang: membuat surat pernyataan, dipanggil orang tua, denda sak semen (50.000 ke atas) dll. (seperti keluar malam tanpa izin, merokok, tidak jama'ah, bolos sekolah dan tidak ngaji dsb). Pelanggaran berat: dikeluarkan dari pesantren (seperti Mencuri, berkelahi, berpacaran, obat-obatan terlarang dan sejenisnya).”
c.       Output
Output pendidikan adalah kinerja sekolah. Sedangkan kinerja sekolah itu sendiri adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktifitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.[24]
Prestasi:
  1. Pada tahun 2012, sekolah Islam Terpadu Misykat Al-Anwar tercatat sebagai anggota sekolah binaan UNESCO Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagai peserta aktif dalam Workshop “Education for all” Unesco PBB di Tailand dan Jakarta.
  2. Hasil danem Ujian Negara senantiasa masuk dalam peringkat 10 besar terbaik Jombang dan mahir dalam membaca kitab kuning.
  3. Tahun pertama, santri sudah mampu dalam membaca al-qur’an dan bisa nahwu shorof serta membaca kitab kuning dasar.
  4. Alumni SMA Islam Terpadu banyak yang diterima di beberapa Perguruan Negeri Ternama dan sebagai ditugaskan sebagai ustadz Pembina dan pengajar di beberapa Pondok Pesantren di berbagai daerah di Indonesia.
  5. Kemampuan organisasi dan kepemimpinan dalam berbagai event, termasuk menjadi juara nasional dalam bidang karya Tulis Ilmiah di Institute Pertanian Bogor tahun 2011.

d.      Outcome PP Al-Aqobah Jombang
Outcome atau dampak jangka panjang yang dihasilkan dari suatu produk pendidikan yang ada di Lembaga Pendidikan dan Sosial PP al-Aqobah yaitu di targetkan bahwa lulusan LPS Al-Aqobah mampu menembus PTN ternama dengan jurusan-jurusan yang sulit ditembus oleh lulusan-lulusan lembaga sekolah lain pada umumnya. K. H. Junaidi Hidayat mengharapkan bahwa santri lulusan LPS AL-Aqobah akan menjadi ahli teknik, ahli akuntansi yang hafal al-Qur’an, berjiwa islami[25].










BAB VI
ANALISA DATA
LPS PP AL-AQOBAH DAB EKSPERIMENTASI INTEGRASI KEILMUAN

Wacana integrasi keilmuan sebagaimana yang dibahas dalam bab II berkaitan dengan beberapa isu: wilayah ontologi, epistemology, dan aksiologi. 
Ontologi keilmuan integratif-interkonektif memiliki dua objek kajian, yakni objek formal dan objek material. Objek formal keilmuannya adalah merupakan sudut pandang terhadap pengkajian objek material. Sendangkan objek material keilmuannya adalah segala sesuatu yang ada baik itu bersifat materi maupun non materi[26].
Secara garis besar objek material kajian filosofis keilmuan integratif-interkonektif ini terbagi dalam dua kategori: objek material ilmu kawniyyah dan objek material ilmu qawliyyah. Objek material ilmu kawniyyah ada dua: alam semesta dan manusia. Sedangkan Objek material ilmu qawliyyah adalah teks-teks ajaran perilaku keagamaan, yakni teks-teks ajaran al-Qur’an, Hadits, dan tulisan-tulisan para ulama yang membahas kedua teks tersebut.
Untuk mencapai ilmu yang komperhensif dan mampu menjawab setiap tantangan zaman, maka pengkajian kedua objek material tersebut mensyaratkan adanya kesaling terpaduan dan kesaling terkaitan; terpadu dan bertegur sapa, seperti yang diharakan oleh Islam yang menghendaki mempelajari alam agar diketahuinya kebesaran Allah yang telah menciptakan alam.
LPS PP Al-Aqobah Jombang dalam pembelajarannya telah mengupayakan pengajaran yang merujuk pada Al-Qur’an, dimana Al-Qur’an selalu mendorong manusia untuk mempelajari alam semesta agar manusia dapat mengetahui dan lebih menebalkan keimanan dengan mengkaji ilmu-ilmu alam hasil ciptaan Tuhan (Allah). Peserta didik atau santri dalam pembelajarannya selain mempelajari Al-Qur’an dan Hadits juga mempelajari ilmu-ilmu sekuler. Dimana hasil dari pengupayaan tersebut dan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, para santri LPS PP al-aqobah selain mampu mempelajari ilmu-ilmu agama (seperti ilmu fiqh, ilmu alat, ilmu Akhlaq, dan lain sebagainya) mereka juga mampu membuat beberapa produk teknologi. Seperti Aslah yang telah mampu menggunakan software pembuat game, dan Aflah yang telah belajar membuat lampu kelap-kelip, sedangkan Dinda yang mertupakan santri dari daerah Jombang, ia telah mampu menjahit rok[27].
Epistemologi dalam kajian integrasi-interkoneksi diposisikan sebagai dinding ilmu pengetahuan yang membahas metodologi pengembangan ilmu, sumber ilmu pengetahuan dalam prespektif Islam, dan sarana yang dugunakan untuk memperoleh ilmu yang menggunakan akal sebagai bahan untuk berpikir.
Epistemologi integrasi-interkoneksi dalam metodologinya lebih konsentrasi pada upaya-upaya pengembangannya. Sedangkan epistemologi islam yang meyakini bahwa sumber hukum islam itu berdasarkan dari Al-Qur’an dan Hadits (wahyu) perlu membenahi diri dalam konteks pelebaran dalam pencarian ilmu pengetahuan. Sehingga dapat tercipta hubungan yang hirarki antara wahyu dan akal, agarar akal dapat membantu penjabaran dari wahyu, serta wahyu dapat dijadikan enuntun bagi akal.
Dalam wilayah epistemologinya LPS PP Al-Aqobah Jombang telah mengaplikasikan metodologi pengajaran yang berdasarkan dari Al-Qur’an, seperti penggalian potensi anak yang berdasarkan fitrahnya, serta meyakini bahwa setiap anak istimewa dengan potensinya sesuai dengan keahliannya masing-masing, atau dalam Bahasa Al-Qur’an disebut dengan Syakillah. LPS PP Al-Aqobah tidak menyaring siswa atau santrinya karena meyakini potensi yang dimiliki siswa atau santri,serta mendorong atau membantu siswa atau santri tersebut dalam penggalian potensi atau Skill yang dimiliki masing-masing individu santri.
Aksiologi dalam pendidikan ialah pendidikan mengintegrasikan semua nilai dalam pendidikan dalam kehidupan dan membinanya untuk diterapkan dalam kepribadian anak.
Dalam ranah pendidikan di LPS PP Al-Aqobah wilayah aksiologi diimplementasikan pada ranah sholat berjama’ah, serta sholat tahajjud dan sholat dluha (setiap hari Minggu), pengkajian hadist juga dilakukan setiap paginya sebelum pelajaran berlangsung agar dapat diingat dan diamalkan untuk kehidupan santri atau siswa kemudian. Para santri atau siswa di LPS PP Al-Aqobah dilatih untuh siap menghadapi problematika hidup akibat pergeseran zaman yang selalu menuntut adanya sesuatu yang segar.


















BAB VII
PENUTUP
A.                KESIMPULAN
Lembaga Pendidikan dan Sosial Pondok Pesantren Al-Aqobah Jombang adalah suatu lembaga pendidikan yang menawarkan berbagai program untuk pengembangan potensi santri atau peserta didik. Dengan menggunakan Al-Qur’an sebagai basis dalam pendidikannya. LPS PP Al-Aqobah Jombang meyakini bahwa anak dengan fitrahnya dapat memiliki berbagai macam keahlian yang apababila dipupuk dengan baik akan menjadi individu-individu yang heandling Problem. Pendidikan harus mampu membangun kecerdasan anak secara utuh (Basthotan fi al-ilmi wa al-jismi & dzu qolbin salim),sehingga anak mampu dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat[28].
LPS PP Al-Aqobah dalam pengimplementasian pendidikannya menggunakan metode MIR (Multiple Inteligensi Researc) sebagai upaya menggali berbagai macam kemampuan anak, dan agar kemampuan anak bisa dimaksimalkan. LPS PP AL-Aqobah juga tidak membedakan atau tidak ada pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum atau integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum.
Dala pemaksimalan program pendidikannya, LPS PP Al-Aqobah telah menyediaka berbagai fasilitas untuk proses pembelajaran yang maksimal agar menghasilkan output dan outcome yang sesui standaritas pesantren, masyarakat dan Negara.
B.                 KELEMAHAN LPS PP AL-AQOBAH JOMBANG
Setiap Lembaga Pendidikan pasti akan memiliki beberapa kelemahan dalam ranah-ranah tertentu. Tak menutup kemungkinan juga di LPS PP Al-Aqobah Jombang. Dengan program yang begitu bagus dan unik kelemahan yang dimiliki adalah pada sistem yang terpusat, yaitu segala kebijakan sampai pada pengendalian keuangan dihandle oleh Pengasuh LPS PP Al-Aqobah[29].
C.                SARAN
Untuk Lembaga Pendidikan dan Sosial Al-Aqobah Jombang sebaiknya dalam pengelolaannya keputusan-keputusan tidak hanya terpusat pasa pengasuh saja.
Dalam penelitian ini masih terdapat banyak sekali kekurangan, sehingga penulis sangat berharap adanya kritik dan saran pada penelitian ini agar menjadi lebih baik di kedepannya.
















DAFTAR PUSTAKA
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
Departemen Agama, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah (Jakata: 2003)
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Proses Perjalanan (Jakarta: Paramadina, 1997)
Zamakhsyari Dhofier. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES, 1982)
Fikri, Kanjul, “Bilik Santri” http://Kanzulfikri.wordpress.com// di akses tanggal 21 Sept 2015
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
M. Amin Abdullah, “Membangun Kembali Filsafat Ilmu-Ilmu Keislaman: Tajdid Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Dalam Syafi’i Ma’arif, Dkk, Tajdid Muhammadiyah Untuk Pencerahan Peradaban”, (ed).
Mifedwil Jandra dan Msafar Nasir (Yogyakarta: MT-PPI&UAD press, 2005), hal. 45
Kompasiana.com, pada tanggal 13 Oktober 2015, jam 9.57 WIB
Denny Kodrat, Dkk. Sistem Input-Proses-Output-Outcome Pendidikan Bermutu:Fungsional, Produktif, Efektif, Efesien Dan Akuntabel. Program Pasca Sarjana Universitas Nusantara (2013). Hal. 6 (academi.edu)
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2007)
Hermawan, Asep. Penelitian Bisnis-Paradigma Kualitatif. (Jakarta: PT.Grasindo)
NoengMuhadjir, (1996). MetodologiPenelitianKualitatif. (Yogyakarta: Rake Sarasin).
Lexy J. Moleong, (2001). MetodologipenelitianKualitatif. (Bandung: RemajaRosdakarya.
M. Muhtadin, hal. 65 (diunduh dari: eprint.walisongo.ac.id), tanggal 11 oktober 2015
Observasi dan wawancara pada tanggal 04 Oktober 2015, jam 08.47 WIB di teras PP Al-Aqobah 04, mereka merupakan santri-santri yang baru masuk ke pesantren selama 3 bulan terahir
Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang) oleh Kanzul Fikri yang merupaka Direktur LPS PP Al-Aqobah Jombang, serta Putra pertama K. H. Junaidi Hidayat, diambil dari blog https://kanzulfikri.wordpress.com, diunggah pada tanggal 2 Mei 2009, diunduh pada tanggal 09 Oktober 2015
Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang), Minggu, 4 Oktober 2015, jam 10.00-10.47 WIB di Ruang Dinas Pengasuh PP al-Aqobah 4 Jombang
Ibn Abbas mengatakan yang dimaksud dengfan ‘ala syakillati ialah menurut keahliannya masing-masing. Menurut mujahid, makna yang dimaksud menurut keadaanyya masing-masing. Menurut Qatadah ialah menurut niatnya masing-masing, sedangkan ibn zaid mengatakan menurut keyakinan masing-masing (Tafsir Ibn Katsir online Versi 1.0)
Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang), Minggu, 4 Oktober 2015, jam 10.00-10.47 WIB di Ruang Dinas Pengasuh PP al-Aqobah 4 Jombang
Dikmenum, “Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis sekolah :Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja)”,  (Jakarta: Depdikbud, 1999)






[1]Departemen Agama, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah (Jakata: 2003), hlm.1
[2]Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Proses Perjalanan (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm.3.
[3]Zamakhsyari Dhofier. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES, 1982), h. 44.
[4]Fikri, Kanjul, “Bilik Santri” http://Kanzulfikri.wordpress.com// di akses tanggal 21 Sept 2015

[5]PokjaAkademik UIN SunanKalijaga Yogyakarta
[6] M. Amin Abdullah, “Membangun Kembali Filsafat Ilmu-Ilmu Keislaman: Tajdid Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Dalam Syafi’I Ma’arif, Dkk, Tajdid Muhammadiyah Untuk Pencerahan Peradaban”, (ed). Mifedwil Jandra dan Msafar Nasir (Yogyakarta: MT-PPI&UAD Press, 2005), hal. 45
[7]Diunduh dari: Kompasiana.com, pada tanggal 13 Oktober 2015, jam 9.57 WIB
[8] Denny Kodrat, Dkk. Sistem Input-Proses-Output-Outcome PendidikanBermutu:Fungsional, Produktif, Efektif, Efesien Dan Akuntabel. Program PascaSarjanaUniversitas Nusantara (2013). Hal. 6 (academi.edu)

[9] Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hlm. 68
[10]Hermawan, Asep. Penelitian Bisnis-Paradigma Kualitatif. (Jakarta: PT.Grasindo), hlm. 17
[11]Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Prenada media group,2008), hlm. 115
[12]Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996). Hal. 104
[13]Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001). Hal. 330
[14]Ibid, hal. 330-331
[15] Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang) oleh Kanzul Fikri yang merupaka Direktur LPS PP Al-Aqobah Jombang, serta Putra pertama K. H. Junaidi Hidayat, diambil dari blog https://kanzulfikri.wordpress.com, diunggah pada tanggal 2 Mei 2009, diunduh pada tanggal 09 Oktober 2015
[16] Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang), Minggu, 4 Oktober 2015, jam 10.00-10.47 WIB di Ruang Dinas Pengasuh PP al-Aqobah 4 Jombang
[17] Ibn Abbas mengatakan yang dimaksud dengfan ‘ala syakillati ialah menurut keahliannya masing-masing. Menurut mujahid, makna yang dimaksud menurut keadaanyya masing-masing. Menurut Qatadah ialah menurut niatnya masing-masing, sedangkan ibn zaid mengatakan menurut keyakinan masing-masing (Tafsir Ibn Katsir online Versi 1.0)
[18] Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang), Minggu, 4 Oktober 2015, jam 10.00-10.47 WIB di Ruang Dinas Pengasuh PP al-Aqobah 4 Jombang
[19] Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang), Minggu, 4 Oktober 2015, jam 10.00-10.47 WIB di Ruang Dinas Pengasuh PP al-Aqobah 4 Jombang
[20] Dokumen resmi LPS PP Al-Aqobah Jombang
[21] Dokumen resmi LPS PP Al-Aqobah Jombang
[22] Wawancara via e-mail dengan Direktur LPS PP Al-Aqobah Jombang gus Kanzul Fikri, tanggal 05 Oktober 2015, jam 10.40 WIB
[23] Wawancara via e-mail dengan Direktur LPS PP Al-Aqobah Jombang gus Kanzul Fikri, tanggal 05 Oktober 2015, jam 10.40 WIB
[24] Dikmenum, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis sekolah :Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja),  (Jakarta: Depdikbud, 1999), hlm. 213
[25] Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang), Minggu, 4 Oktober 2015, jam 10.00-10.47 WIB di Ruang Dinas Pengasuh PP al-Aqobah 4 Jombang
[26] M. Muhtadin, hal. 65 (diunduh dari: eprint.walisongo.ac.id), tanggal 11 oktober 2015
[27] Observasi dan wawancara pada tanggal 04 Oktober 2015, jam 08.47 WIB di teras PP Al-Aqobah 04, mereka merupakan santri-santri yang baru masuk ke pesantren selama 3 bulan terahir.
[28]Wawancara dengan K. H. Junaidi Hidayat, S.H, S.Ag (Pengasuh Utama LPS PP Al-Aqobah Jombang), Minggu, 4 Oktober 2015, jam 10.00-10.47 WIB di Ruang Dinas Pengasuh PP al-Aqobah 4 Jombang
[29] Wawancara dengan salah satu wali santri di LPS PP Al-Aqobah Jombang, pada tanggal 04 Oktober 2015 , jam 03.25 WIB


EmoticonEmoticon