logo blog

Thursday, August 10, 2017

Analisis Qur’an Surat Al-Fatha (29) dan Qur’an Surat Ali Imron (138-139)

BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Seperti kita ketahui sendiri, Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara Malaikat Jibril AS secara berangsur-angsur, berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas atas petunjuk tersebut serta sebagai pembeda antara yang haq dan bathil agar bisa membebaskan manusia dari kesesatan menuju jalan yang lurus. Atas dasar tersebut, maka kami mencoba membahas Tafsir surat Al Fath ayat 29 yang menjelaskan tentang pribadi Rasulullah Saw dan para sahabat beliau. Beliau adalah seorang manusia biasa, hanya saja beliau di beri wahyu oleh Allah Swt dan menjadi utusan-Nya. Beliau adalah Nabi penutup dan sekaligus Rasul yang terakhir. Beliau diangkat menjadi utusan Allah itu tidak untuk dipuji oleh sekalian umatnya, tidak untuk disanjung dan dijunjung tinggi sampai setinggi langit, serta tidak untuk di dewa-dewakan, atau senantiasa diperingati hari lahirnya oleh segenap pengikutnya, tetapi untuk diikuti kepeminpinannya dalam urusan beriman kepada Allah, untuk dituruti tuntunannya dalam hal cara beribadah kepada-Nya, serta untuk dicontoh akhlak dan budi pekertinya dalam cara bergaul dan bermasyarakat dengan manusia.
Dan juga yang kedua akan membahas Tafsir Surat Ali Imran ayat 138-139 yang menjelaskan tentang salah satu fungsi Al-Qur’an dari sekian banyak fungsi lainnya yaitu sebagai petunjuk dan pembimbing menuju jalan yang benar agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.









B.                 Rumusan Masalah
             1.                   Bagaimana ayat dan terjamah QS. Al-Fath ayat 29 ?
             2.                   Bagaimana asbabun nuzul QS. Al-Fath ayat 29 ?
             3.                   Bagaimana tafsirnya QS. Al-Fath ayat 29 ?
             4.                   Bagaimana ayat dan terjemah QS. Ali-Imron ayat 138-139 ?
             5.                   Bagaimana tafsirnya QS. Ali-Imron ayat 138-139 ?

C.                Tujuan Masalah
1.                  Menjelaskan ayat dan terjemah dari QS Al-Fath ayat 29
2.                  Menjelaskan asbabun nuzul dari QS Al-Fath ayat 29
3.                  Menjelaskan tafsir dari QS Al-Fath ayat 29
4.                  Menjelaskan ayat dan terjemah QS. Ali-Imron ayat 138-139
5.                  Menjelaskan tafsirnya QS. Ali-Imron ayat 138-139 ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Ayat dan Terjemah QS. Al-Fath 29
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya :
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Mufrodat QS. Al-Fath : 29
Bekas sujud
أَثَرِ السُّجُودِ
Nabi Muhammad
مُحَمَّدٌ
Seperti tanaman
كَزَرْعٍ
Utusan Allah
رَسُولُ اللَّهِ
Mengeluarkan
أَخْرَجَ
Keras
أَشِدَّاءُ
Tunas
شَطْأَهُ
Berkasih sayang
رُحَمَاءُ
Kuat
فَاسْتَوَى
Kamu melihat
تَرَاهُمْ
Menjengkelkan
لِيَغِيظَ
Mencari
يَبْتَغُونَ ا
Janji
وَعَدَ
Karunia
فَضْلا
Ampunan
مَغْفِرَةً
Tanda-tanda mereka
سِيمَاهُمْ
B.            Asbabun Nuzul QS. Al-Fath 29
As-Suyuthi: Az-Zubair bin Bakkar (dalam Akhbar Al Madinah) dan Abu Nu’aim (dalam Ad-Dalail) meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda, “sifatku adalah: Ahmad Al Mutawakkil, lahirnya di Mekkah dan tempat hijrahnya di Madinah, tidak keras dan tidak kasar, membalas kebaikan dengan kebaikan, tidak membalas dengan kejahatan,umatnya adalah orang-orang yang suka memuji (Tuhannya), memakai pakaian dengan keadilan mereka, membersihkan anggota tubuh mereka (berwudhu), injil-injil mereka (kitab suci mereka), berbaris dalam perang, pengorbanan mereka adalah dengan darah mereka (jihad fi sabilillah), pendeta di malam hari dan singa di siang hari.”
Al Hakim: Abu Zakariya Al ‘Anbari mengabarkan kepada kami, Muhammad bon Abdussalam menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Jarir memberitahukan kepada kami dari Al A’masy dari Khaitsamah, ia berkata, “Seorang laki-laki membaca surat Al-Fath dihadapan Abdullah. Ketika ia sampai pada ayat:  كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِyaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus siantara pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir {dengan kekuatan orang-orang mukmin}, ia berkata, “Supaya Allah membuat marah orang-orang kafir dengan kekuatan Nabi dan sahabatnya.” Katanya, melanjutkan: kemudian Abdullah berkata, “Kalian adalah tanaman dan telah dekat untuk dipanen.”


C.                Tafsir QS. Al-Fath 29
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّه (Muhammad itu adalah utusan Allah) Sesungguhnya Muhammad SAW adalah Rasul Allah tanpa diragukan lagi dan tanpa disangsikan lagi sekalipun diingkari oleh orang-orang yang ingkar dan didustakan oleh orang-orang yang keras kepala. Ini merupakan mubtada’, sedang khabarnya termuat di dalam semua sifat yang terpuji lagi baik. Kemudian Allah swt. Memuji para sahabatnya yang bersama dia.
وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ (dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama merek) inilah sifat seorang mu’min yang mempunyai sifat keras dan bengis terhadap orang kafir, pengasih dan berbuat kebaikan kepada orang yang suka berbuat baik, dan menunjukan wajah yang marah dan cemberut terhadap orang kafir, dan murah senyum dan wajah yang ramah terhadap orang muslim itu sendiri, seperti diterangkan dalam firman Alloh :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(At-Taubah : 123)
تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا (kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya ) Kamu lihat mereka senantiasa melakukan salat dan ikhlas kepada Allah dengan mengharapkan pahala dalam salatnya itu serta upah yang banyak disisi-Nya seraya memohon ridho-Nya.
Allah menyifati mereka dengan banyaknya beramal. Dan sesungguhnya shalat itu adalah amalan yang paling baik. Allah juga menyifati mereka dengan keikhlasan mereka terhadap-Nya dan mengharapkan balasan pahala disisi-Nya yaitu, surga yang mencakup atas karunia dan kelapangan rezeki serta keridhaan Allah. Karunia dari Allah itu adalah rezeki yang berlimpah bagi mereka dan ridlo-Nya kepada mereka, yang hal ini jauh lebih banyak daripada nikmat yang pertama, yakni surga. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya
وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ dan keridloan Allah adalah lebib besar (At-Taubah :72)
فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ (tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud)
 Pada mereka terdapat tanda yang baik kekhususan dan ketundukan yang tampak bekasnya pada wajahnya. Oleh karena itu, dikatakan, “sesungguhnya kebaikan itu mempunyai cahaya dalam hati dan sinar pada wajah keluasan pada rezeki dan cinta yang tertanam dihati orang banyak.”
Tanda yang tampak pada wajah mereka ialah keelokan, cahaya, kecerahan dan keramahan. Allah memilih kata sujud karena ia menggambarkan kekhusyuan, ketundukan dan penghambaan kepada Allah dengan sosok yang paling sempurna.
Sesudah itu Allah SWT, memberitahukan  bahwa Dia memuji kelebihan orang-orang mukmin dalam kitab-kitab yang pernah diturunkan dan berita-berita yang beredar dikalangan manusia.
ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ (Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat.)
Sifat yang disebutkan mengenai kaum tersebut, yakni sifat-sifat dari para pengikut Nabi Muhammad SAW merupakan sifat-sifat mereka yang tercantum dalam kitab Taurat dan menjadi berita gembira bagi penghuni bumi.
وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ (dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya)
Sesungguhnya para sahabat Muhammad SAW, asalnya sedikit saja. Kemudian mereka semakin bertambah, semakin banyak dan semakin kuat bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunas-tunasnya yang bercabang-cabang pada sisi-sisinya. Sehingga tanaman itu menjadi kuat dan berubah dari asalnya yang kecil menjadi kuat dan tegak lurus pada pokoknya, sehingga membuat para  penanamnya kagum karena kuat, kokoh, lebat dan indah dipandang.
Sifat yang disebut dalam Injil itu mengisyaratkan perkembangan dan pertumbuhan umat Nabi Muhammad SAW. Jumlah mereka tidak terbatas pada angka tertentu, tetapi dari hari ke hari semakin bertambah. Di sisi lain merekapun akan terus mengalami perkembangan dan kemajuan yang menjadikan penanamnya yaitu Nabi Muhammad SAW akan selalu merasa gembira.
Kemudian Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang mukmin, Dia menjadikan sedemikian rupa:
لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).
Bahwasannya Allah mengembangkan orang-orang mukmin dan memperbanyak jumlah mereka adalah untuk membuat jengkel orang-orang kafir terhadap mereka.
Berdasarkan ayat ini Imam Malik ra. Menurut riwayat yang bersumber darinya menyebutkan bahwa kafirlah orang-orang Rafidah itu karena mereka membenci para sahabat, dan pendapatnya ini disetujui oleh sebagian ulama.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيماً (Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.) Allah SWT menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa Dia akan mengampuni dosa-dosa mereka dan memberi pahala mereka yang banyak dengan memasukannya mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan. Dan janji Allah itu adalah benar tidak akan dilanggar dan tidak akan diganti.
Menurut Sayyid Quthub, ayat di atas memberi gambaran yang sangat indah dilukiskan oleh Al-Qur’an dengan gaya yang unik. Cuplikan dari keadaan dan sifat kelompok terpilih. Seperti keadaan lahiriah dan batiniyah dalam menghadapi orang kafir maupun dengan sesamanya, keadaan mereka dalam beribadah, keadaan isi hati mereka serta apa yang terlintas dalam benak mereka, dampak ibadah dan arah yang mereka tuju dengan ciri-cirinya yang dilukiskan dalam kitab Taurat dan Injil.
Sedangkan menurut sebuah hadits:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling cinta dan saling mengasihi sesama mereka adalah seumpama satu jasad. Apabila ada salah satu anggota yang sakit maka seluruh anggita yang lain ikut demam dan tidak bisa tidur.”
Dan juga sabda Rasulullah SAW:
“orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan sebuah bangunan, sebagiannya memperkuat sebagian yang lain dan beliau menjalin jari tangan beliau..”
Budi Luhur Rosululloh Terhadap Orang Muslim:
a.              Beliau adalah seorang yang peramah, sopan santun dan tenang.
Beliau adalah seorang yang pengasih, penyayang kepada sesama, murah hati dan suka memberikan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan, akibat kemurahan hari beliau, kerap kali beliau menanggung kesusahan orang yang sedang menderita susah dan mengalahkan kepentingan diri sendiri asalkan kesusahan orang lain dalam kebenaran.
Beliau adalah orang yang sabar, tahan uji dan berani menderita, beliau adalah orang yang tabah hati, tahan marah, dan tahan dendam jika kebetulan marah, tidak ada tanda-tandanya, melainkan kerut urat yang berdiri diantara bulu – bulu keningnya, memang beliau adalah seorang yang lapang dada, dapat mengendalikan dan menahan kemarahan hatinya.
b.             Beliau adalah orang yang terkenal jujur, bisa di percaya.
Berliau jujur dalam perkatan dan jujur dalam perbuatan serta sangat jauh dari sifat pendusta atau pembohong karenanya sejak muda sudah terkenal dengan nama al amin ( yang di percaya )
c.              Beliau suka menghormati yang lebih tua dan mengasihi yang lebih muda dan beliau orang yang berterima kasih, suka membalas jasa dan tahu membalas jasa.


D.                Ayat dan Terjamah QS. Ali-Imron 138-139
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ
وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya :
 (Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(Ali-Imron :138) Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(Ali-Imron :139)

Mufrudat QS. Ali-Imron : 138-139
Janganlah
وَلا
Penerangan
بَيَانٌ
Lemah
تَهِنُوا
Bagi manusia
لِلنَّاسِ
Bersedih
تَحْزَنُوا
Petunjuk
هُدًى
Paling tinggi
الأعْلَوْنَ
Pelajaran
مَوْعِظَةٌ
Orang-orang yang beriman
مُؤْمِنِينَ
Orang-orang yang bertakwa
مُتَّقِينَ

E.                 Tafsir QS. Ali-Imron 138-139
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ (Al-Qur’an) ini adalah penjelasan bagi manusia, (Ali-Imron :138).
Al-Qur’an ini adalah penerang bagi manusia secara keseluruhan. Ini adalah kutipan peristiwa kemanusiaan telah jauh berlalu, yang manusia sekarang tidak dapat mengetahuinya jika tidak akan penerangan (penjelasan) yang menunjukannya.
وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ (dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Ali-Imron :138) Akan tetapi, hanya segolongan manusia tertentu saja yang mendapatkan petunjuk di dalamnya, mendapatkan pelajarn dari padanya, mendapatkan manfaat dan menggapai petunjuknya. Mereka itu adalah golongan “muttaqin” yaitu orang-orang yang bertaqwa.
Hal ini sesuai pandangan firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 2
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ yang artinya : Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Selain itu Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Dari Imam Malik, beliau menyampaikan sesungguhnya Rasullah SAW Bersabda: “Aku telah meninggalkan kepada kalian dua perkara, kamu takkan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi.”
Surat Ali Imran ayat 138 juga memerintahkan untuk mempelajari sunnatullah atau yang biasa disebut oleh seorang ilmuwan yang bernama Alexis Carrel sebagai hukum-kukum kemasyarakatan/alam/materi. Hukum-hukum Alam yaitu hukum-hukum yang bersifat umum dan pasti, tidak ada satu pun, di negeri manapun yang dapat terbebaskan dari sanksi bila melanggarnya. Manusia yang tidak bisa membedakan antara yang halal dan haram, yang baik dan buruk, mereka akan terbentur oleh malapetaka, bencana dan kematian. Ini semata-mata adalah sanksi otomatis, karena kepunahan adalah akhir dari mereka yang melanggar hukum-hukum alam. Tiadk heran hal ini diungkap Al-Qur’an, karena Al-Qur’an mengatur kehidupan masyarakat dan berfungsi mengubah masyarakat dan anggota-anggotanya dari kegelapan menuju cahaya, dari kehidupan negatif menjadi positif.
Pernyataan Allah: (Al-Qur’an) Ini adalah penjelasan bagi manusia juga mengandung makna bahwa Allah tidak akan langsung menjatuhkan sanksi sebelum manusia mengetahui sanksi itu. Karena terlebih dahulu Allah akan memberikan petunjuk jalan dan peringatan (Hidayah-Nya). Dan Janganlah kamu merasa lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu (benar-benar) beriman (Ali-Imron :139)
Uraian yang diantar oleh ayat sebelumnya yang menguraikan tentang adanya Sunnatullah atau hukum alam yang berlaku kepada manusia. Kalau pada perang uhud Kaum Muslimin tidak meraih kemenangan, bahkan menderita luka dan banyak yang mati syahid, walaupun dalam perang Badar mereka meraih kemenangan dan berhasil menawan dan membunuh sekian banyak lawan mereka, karena itu adalah bagian dari Sunnatullah. Namun demikian, mereka tidak perlu berputus asa. Karena itu, Janganlah kamu merasa lemah, menghadapi musuhmu dan musuh Allah, kuatkan jasmaninya dan janganlah kamu bersedih hati akibat apa yang kamu alami perang Uhud, atau peristiwa lain yang serupa, tapi kuatkan mentalmu untuk berusaha yang lebih baik. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya) di sisi Allah baik di dunia maupun akhirat, di dunia karena kamu memperjuangakan kebenaran dan di akhirat karena kamu akan mendapatkan surga. Jadi mengapa kamu bersedih hati sedangkan yang gugur diantara kamu akan menuju surga dan yang luka akan mendapat luka akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Ini jika kamu (benar-benar) beriman, yakni jika keimanannya benar-benar mantap dalam hatinya. Maka dari itu, kamu tidaklah perlu bersikap lemah dan bersedih hati atas apa yang menimpamu dan luput darimu karena kamu adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya. Aqidahmu lebih tinggi karena kamu hanya menyembah kepada Allah saja. Sedangkan mereka menyembah kepada selain Allah. Maka jika kamu benar-benar beriman maka kamu akan ditinggikan derajatnya dan tidak akan mersa sedih karena semua itu adalah sunnatullah yang bisa ditimpakan pada siapa saja yang Allah kehendaki. Akan tetapi, hanya kamulah yang akan mendapat akibat (balasan kebaikan) setalah berijtihad dan berusaha keras dalam menempuh ujian.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Orang mu’min yang kuat (hatinya) lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu’min yang lemah dan didalam keduanya terdapat kebaikan (karena sama-sama beriman), dan bersemangatlah atas apa-apa yang akan bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu berputus asa dan jika kamu sedang mendapat cobaan maka janganlah kamu mengatakan : “seandainya aku berbuat seperti ini dan seperti itu” akan tetapi katakanlah “ini semua adalah kuasa Allah dan merupakan kehendak-Nya” karena sesungguhnya mengandai-andai akan membuka (pintu) godaan dari perbuatan syetan”.
Kandungan Hukum dan Aspek Tarbawi:
(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan bagi manusia, petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa (138).
Mempelajari sejarah umat-umat terdahulu dan melihat berkasnya dengan melawat mengembara dengan sendirinya akan memperoleh penjelasan, petunjuk dan pengajaran. Ilmu kita akan bertambah-tambah tentang perjuangan hidup manusia didalam alam ini. Dalam ayat ini kita berjumpa dengan anjuran mengetahui mengetahui beberapa ilmu penting. Pertama, sejarah; kedua, ilmu bekas peninggalan sejarah; ketiga ilmu siasat perang; keempat, ilmu siasat mengendalikan Negara. Di dalam sejarah misalnya banyak kita temui hal-hal penting. Meskipun tidak seluruhnya ditulis di Al-Qur’an hanya berkenaan dengan perjuangan Rasul-rasul., misalnya perjuangan Nabi Musa AS menentang kezhaliman raja Fir’aun, atau Nabi Ibrahim AS menghadapi kamunya dan Raja Namrud, namun yang tidak tertuils dalm Al-Qur’an dapat kita cari dari bahan lain. Misalnya penyerbuan tentara Iskandar Macedonia dari Barat ke Timur. Mengapa Iskandar yang tentaranya tidak mencukupi 100.000 orang bisa mengalahkan tentara Darius, Raja Persia, yang jumlahnya hampir setengah juta? sebab tentara Iskandar ringan, sigap, lincah. Sedangkan tentara Darius telah berat oleh pakaian dan perhiasan. Darius hanya menggantungkan kekuatan hanya kepada banyaknya jumlah tentara, padahal Iskandar mempunyai disiplin yang teguh dan tentara yang cekatan. Al-Qur’an telah memberikan petunjuk kepada kita tentang masalah-masalah strategi pertempuran menghadapi musuh, sampai bagaimana kita mempersiapkan diri. Dalam hal ini, kita dianjurkan mengetahui hakikat persiapan supaya kita melangkah dengan kewaspadaan dalam membela kebenaran.
وَلا تَهِنُوا Dan Janganlah kamu merasa lemah.(Ali-Imron:139)
Yakni janganlah kalian menjadi lemah dan patah semangat karena apa yang baru kalian alami.
وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ dan jangan(pula) bersedih hati, padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu (benar-benar) beriman (Ali-Imron :139). Maksudnya akibat yang terpuji dan kemenangan pada akhirnya akan kalian peroleh, wahai orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya Allah melarang merasa susah terhadap apa yang telah lewat, karena hal tersebut akan mengakibatkan seseorang kehilangan semangatnya. Sebaliknya Allah tidak melarang hubungan seseorang dengan apa yang dicintainya, yaitu harta, kekayaan, atau teman yang dapat memulihkan kekuatannya, serta dapat mengisi hatinya dengan kegembiraan. Untuk itu kalian adalah orang-orang yang lebih utama memiliki keteguhan tekad lantaran pengetahuan kalian tentang balasan yang baik dan berpegang pada kebenaran.Sekali waktu kemenangan berada pada pihak yang bathil, begitu pula sebaliknya karena semua itu adalah Sunatullah. Sesungguhnya hari kemenangan hanyalah bagi orang yang mengetahui dan mau memelihara sebab-sebab keberhasilan dengan sebaik-baiknya seperti kesepatan, tidak pernah berselisih, teguh, selalu berfikir, kuat tekadnya, dan mengambil persiapan serta menyusun segala kekuatan yang ada untuk menghadapinya.

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Surat Al-Fath mempunyai arti kemenangan. Surat ini terdiri dari 29 ayat. Pada ayat terakhir menjelaskan tentang sifat yang harus dimiliki oleh orang mukmin. Dalam ayat 29 ini menjelaskan salah satu tujuan pendidikan yaitu sifat yang harus dimiliki oleh orang-orang mukmin. Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya bersikap keras atau tegas terhadap orang-orang kafir namun berkasih sayang terhadap sesamanya. Salah satu tanda orang mukmin yaitu terdapat pada wajah mereka dari bekas sujud. Tanda-tanda tersebut juga terdapat dalam kitab Taurat dan Injil.
Dan juga yang kedua Tafsir Surat Ali Imran ayat 138-139 yang menjelaskan tentang salah satu fungsi Al-Qur’an dari sekian banyak fungsi lainnya yaitu sebagai petunjuk dan pembimbing menuju jalan yang benar agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.

B.            Kritik dan Saran
Dalam makalah ini pastinya terdapat kekurangan yang menyertai kelebihan, maka dari itu bila dalam kepenulisan, terdapat banyak kekurangan mohon untuk memberi masukan ataupun saran yang membangun sehingga dapat menjadi periksa. Selain itu juga dapat bermanfaat umumnya kepada pembaca sebagaimana sebagai ilmu pengetahuan dalam mempelajari atau mengkaji tafsir Al-Qur’an dan semoga dapat berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas atas petunjuk tersebut serta sebagai pembeda antara yang haq dan bathil agar bisa membebaskan manusia dari kesesatan menuju jalan yang lurus.


DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH TAFSIR AYAT TARBAWI II TUJUAN PENDIDIKAN Qs. Ali Imran 3: 138-139; QS. Al-Fath, 48: 29, QS. Al-Hajj, 22 : 41, QS. Hud, 11:61
Katsir, Ibnu. 1985. Al-Qur’an dan Tarjamah. Jakarta: Jakarta Pelita.





EmoticonEmoticon